Guru Zuhdi Meninggal Dunia

Ini Cerita Ustadz Yusuf Mansyur Saat Bertemu Guru Zuhdi, Rasa Duka Ayah Wirda Mansur

Ustadz Yusuf Mansur berduka atas kepergian KH Zuhdiannor atau Guru Zuhdi, ada cerita kala ia bertemu dengan Guru Zuhdi..

Penulis: Noor Masrida | Editor: Nia Kurniawan
HUMAS PEMPROV KALSEL
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un. Ulama kharismatik asal Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, KH Ahmad Zuhdiannoor atau akrab disapa Guru Zuhdi, meninggal saat Sabtu (2/5/2020) pagi. 

Editor: Nia Kurniwan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kepergian KH Zuhdiannor atau Guru Zuhdi meninggalkan duka mendalam bagi Ustadz Yusuf Mansur,

Sabtu, (2/5/2020) ulama Kalimantan Selatan, Guru Zuhdi menghembuskan napas terakhirnya di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Kepergian Guru Zuhdi itu tentu saja meninggalkan duka mendalam khususnya jemaah yang sering menghadiri ceramah beliau.

Begitu pula dengan Ustadz Yusuf Mansur. Ia juga merasa berduka atas kepergian Guru Zuhdi.

Kombes Rachmat: Almarhum Guru Zuhdi Pribadi Santun dan Cerdas Tanggap Peduli Kondisi Banua

Sosok Hebat Guru Zuhdi atau KH Zuhdiannor yang Meninggal Dunia, Ada Pengaruh Guru Sekumpul

Profil Guru Zuhdi atau KH Zuhdiannor, Ulama Kalsel yang Meninggal Dunia di Jakarta

Melansir akun Instagram yusufmasurnew, Sabtu (2/5/2020) ayah dari Wirda Mansur itu membagikan kesannya saat bertemu dengan Guru Zuhdi.

Pertama-tama, Ustadz Yusuf Mansur menyampaikan rasa bela sungkawanya atas kepergian ulama 48 tahun itu.

Diceritakan Ustadz Yusuf Mansur, kala ia bertemu dengan Guru Zuhdi, ia merasakan perasaan yang membahagiakan.

Yusuf Mansur juga menyertakan potongan video ceramah Guru Zuhdi di Instagramnya tersebut.

Jenazah Guru Zuhdi Diterbangkan ke Banjarmasin Hari Ini, Tamliha: Mari Bersama Doakan Beliau

Guru Zuhdi Meninggal Dunia, Ini Pesan Beliau kepada Pelatih Barito Putera Setiap Bertemu

Berikut tulisan ustadz itu di Instagramnya:

"Ulun berdukaaaaaa... Ulun dulu sempet ketemu beliaunya. Teduh. Nyaman. Nyenengin. Ngebahagiaan. Saat duduk bersamanya.
.
.
Selamat jalan Tuan Guru...
.
.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun..."

Banyak warganet yang turut menyampaikan duka citanya di kolom komentar Ustadz Yusuf Mansur.

wandaberliana878, "Kami sebagai warga Banjarmasin sangat"merasa kehilangan bnr."

dedy_tmj, "Banjarmasin khusus nya, kalimantan umum nya sedang berduka."

tiya.maesatiya, "Langit mendung mengiri kpergian beliau."

putri_mawarni14, "ustadddd mohon doanya stad @yusufmansurnew jamaah beliau banyak disini menunggu kdatangan beliau."

Guru Zuhdi sendiri merupakan ulama yang dihormati dan sangat dicintai di Kalimantan Selatan.

Beliau mengisi sejumlah pengajian di masjid-masjid Kota Banjarmasin.

KH. Ahmad Zuhdiannor dilahirkan di Banjarmasin pada 10 Februari 1972 dari keluarga yang menekuni ilmu-ilmu agama seperti dikutip dari tulisan di ije7.blogspot.com Sabtu (2/5/2020).

Beliau merupakan putera dari H. Muhammad bin Jafri dan Hj. Zahidah binti KH. Asli.

Ayah beliau dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin.

Sedangkan kakek beliau dari pihak Ibu, KH. Asli adalah tokoh ulama yang berdomisili di Alabio.

Keduanya nanti terlibat secara penuh dalam pendidikan Zuhdi kecil.

Beliau memiliki sembilan orang saudara.

Dua orang di antaranya sudah meninggal, sehingga ada tujuh orang yang masih hidup.

Nama-nama saudara beliau, Hj. Naqiah, Sa’aduddin, Jahratul Mahbubah, As’aduddin, Zulkifli, Najiah, Nashihah, dan Nafisah.

Pendidikan formal yang dijalani KH. Ahmad Zuhdiannor hanya sampai tingkat SD.

Setelah itu, beliau melanjutkan ke Pesantren Al-Falah, selama sekitar dua bulan, namun karena sakit kemudian berhenti.

Kemudian beliau belajar dari kakek beliau sendiri dari pihak ibu, KH. Asli selama satu tahun.

Bidang ilmu yang dipelajari di sana, yaitu Ilmu Tajwid, Fikih, Tashrif, Tauhid, Tasawuf.

Setelah satu tahun di Alabio, kemudian meneruskan mengaji dengan orang tuanya, belajar Tauhid, Fikih, Nahwu, Tasawuf.

Selama di Banjarmasin, beliau juga belajar dengan KH. Abd. Syukur Teluk Tiram, di sana dia belajar tasawuf, fikih, ushul fikih, Arudh.

Setelah meninggal KH. Abd. Syukur kemudian menambah lagi ilmu dengan KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul), dengan beliau belajar beberapa ilmu, terutama akhlak kurang lebih selama tujuh tahun.

Pengaruh Guru Sekumpul terhadap Guru Zuhdi sangat kuat.

Pada banyak hal beliau selalu merujuk kepada figur sang guru ini, seperti dalam hal tarekat, beliau mengikuti Tarekat Sammaniyah.

Bahkan dalam berpakaian pun ketika mengisi pengajian, beliau sangat mirip dengan ulama kharismatik asal Martapura ini, yakni baju putih dengan serban besar di kepala.

KH. Ahmad Zuhdiannor pernah mengajar selama sekitar dua tahun di Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru.

Aktivitas beliau sekarang ini yaitu membuka pengajian di Mesjid Jami pada Malam Ahad, pengajian di rumah Guru Zuhdi pada Malam Sabtu, pengajian di Teluk Dalam, Langgar Darul Iman malam kamis, dan pengajian di Sabilal Muhtadin pada malam Jum’at.

Efek Pandemi, Kalsel Hanya Terima Rata-rata Rp 1,2 Miliar Pajak Kendaraan Bermotor Sehari

Lulus 100 Persen, inilah Tujuh Siswa Peraih Nilai Tertinggi di SMKN 4 Banjarmasin

(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved