Berita Tanahlaut

Ratusan Warga Miskin di Simpang Asamasam Perlu Uluran Tangan, PLN Salurkan ini

Seiring surutnya aktivitas pertambangan batu bara sejak beberapa tahun lalu, taraf hidup warga setempat turut menyusut.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
SYAIFUL ANWAR UNTUK BPOST GROUP
Aparatur Desa Simpangempat Sungaibaru semringah menerima bantuan sembako untuk warga dari manajemen PT PLN UPK Asamasam, tiga hari lalu. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penduduk di kawasan Simpangempat Asamasam (Desa Simpangempat Sungaibaru), Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), dulu dikenal hidup berkecukupan dibanding warga di wilayah lain di daerah ini.

Namun seiring surutnya aktivitas pertambangan batu bara sejak beberapa tahun lalu, taraf hidup warga setempat turut menyusut.

Jumlah warga ekonomi lemah pun bertambah, apalagi di tengah pandemi covid-19 saat ini.

Setidaknya saat ini ratusan warga Simpangempat Sungaibaru yang hidupnya kembang kempis.

Mereka memerlukan uluran tangan dari pemerintah maupun kalangan dermawan.

Gagal Cium Ariel NOAH, Rizky Febian dan Dul Jaelani yang Jadi Korban Kiky Saputri, Ini Ceritanya

2 Sosok yang Digadang Jadi Penerus Didi Kempot, Dekat dengan Suami Yan Vellia

Mendadak Ashanty Batuk Hingga Muntah-muntah, Dokter Jelaskan Penyakit Istri Anang Hermansyah

"Sungguh saat ini tambah sakit hidup, nyari uang makin sulit," keluh Aar, warga setempat, Kamis (14/5/2020).

Dikatakannya, sejak aktivitas pertambangan di kampungnya sepi banyak usaha masyarakat setempat yang turut sepi pembeli dan bahkan sebagian tutup.

Terutama usaha warung makan serta penginapan yang cukup terdampak.

Apalagi saat ini wabah covid melanda yang kian memperburuk keadaan.

Penjabat Kepala Desa Simpangempat Sungaibaru Syaiful Anwar mengakui masih banyak warga desanya yang hidup di bawah garis kemiskinan.

"Jumlahnya sekitar 30 persen dari total penduduk di sini sebanyak 4.000-an KK (kepala keluarga)," ucapnya.

Pihaknya saat ini sedang menghimpun sembako dari kalangan perusahaan yang beroperasi di Simpangempat Sungaibaru.

"Alhamdulillah Selasa (12/5/2020) kemarin dapat sembako sebanyak 215 paket dari PT PLN UPK Asamasam," sebutnya.

Selain itu juga ada bantuan sembako dari PT AI sebanyak 170 paket dan PTJBG 40 paket.

"Kami masih mengupayakan tambahan dari beberapa perusahaan lainnya, semoga ada respons. Nanti kalau semua sudah terhimpun, baru salurkan kepada masyarakat," jelas Syaiful.

Syaiful mengatakan pihaknya terus berupaya membantu meringankan beban kehidupan warga yang saat ini kian banyak yang terpuruk menyusul mewabahnya covid-19.

"Dari anggaran dana desa kami amenglokasikan untuk 150 warga miskins yang akan mendapatkan BLT (bantuan langsung tunai) dana desa," sebut Syaiful.

Saat ini BLT dana desa tersebut masih dalam proses penyusunan perubahan anggaran desa.

"Tinggal rekomendasi dari Dinas Sosial saja. Datanya masih kami cocokkan agar nanti tak ada yang ter-doubling. Mudah-mudahan ini segera cepat clear," tandasnya.

Ia mengatakan kendala yang di lapangan kadang ada sebagian warga miskin yang belum memiliki NIK (nomor induk kependudukan).

Dalam kasus seperti ini pihaknya membantu membikinkan NIK ke Dinas Kependudikan dan Pencatatan Sipil Tala.

Ketika berkas asli telah selesai, pihaknya yang mengambilkan ke kabupaten.

Lebih lanjut ia menuturkan sebagian kondisi warga miskin di desanya sangat memprihatinkan.

Contohnya Basruni (52) yang berada di wilayah RT 9 atau sekitar 3,5 kilometer dari Jalan A Yani menuju arah perusahaan plywood.

Lelaki tersebut hidup sebatangkara, sementara kondisi fisik tak sempurna.

Betisnya tak berfungsi sehingga mesti ngesot untuk berjalan.

"Saya sangat terenyuh melihat keadaannya. Sidin (beliau) sudah saya masukkan daftar penerima BLT dana desa," sebut Syaiful.

Lebih lanjut ia mengatakan sebanyak 45 UMKM juga telah didata untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten.

"Mereka ini yang terdampak covid-19 seperti pedagang gorengan, pedagang nasi kuning/lontong dan sejenisnya. Sebelumnya sehari dapat Rp 400-an ribu, sekarang paling tinggi cuma Rp 100-an ribu," bebernya.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved