Berita HSS
Kisah Perawat di Ruang Isolasi Covid-19 RSHHB Kandangan, Bertahan dengan Kekuatan Ikhtiar dan Doa
Rakhmat Hidayat, perawat di ruang Isolasi Covid RSHHB Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sudah bertugas dua setengah bulan lebih.
Penulis: Hanani | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Berhadapan langsung dengan pasien positif Covid-19 memang penuh risiko. Sekalipun sudah pakai alat pelindung diri lengkap (APD) kemungkinan terpapar bisa saja terjadi jika tak disiplin.
Adalah Rakhmat Hidayat, perawat di ruang Isolasi Covid RS H Hasan Basri (RSHHB) Kandangan, Hulu Sungai Selatan, yang sudah melaksanakan tugansya 2,5 bulan lebih.
Bersama 30 temannya yang lain, perawat kelahiran Barabai, 25 Februari 1982 ini berhadapan langsung dengan pasien. Baik berstatus PDP maupun terkonfirmasi positif.

Kepada banjarmasinpost.co.id, Selasa (26/5/2020) Rakhmad Hidayat yang akrab disapa Dayat, berbagi kisah pengalamannya, selama merawat pasien Covid-19.
Dayat mengaku termasuk orang yang mengajukan diri, masuk tim medis dengan segala persiapan mental.
Rasa takut, sebenarnya ada, dan berhasil dikikis dengan ikhtiar yaitu APD yang disediakan rumah sakit.
• Kapolsek Pangkat Iptu Kemudikan Mobil Tabrak Rumah Balita dan Nenek Di Rembang Tewas
• Jadwal Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 4 di www.prakerja.go.id Molor : Masih Dievaluasi
• Polisi Tangkap Pelaku Penusukan di Kompleks Lokalisasi Palangkaraya, Diduga Bermotif Cemburu
• Begini Cara Mengurus SIKM di corona. jakarta.go.id, Supaya Lancar Keluar Masuk Jakarta
Selebihnya, memasrahkan diri kepada Allah SWT, dan yakin mendapatkan perlindungan selama disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Keputusan itu sempat ditentang istri dan orangtuanya. Namun, setelah diberi pengertian dan penjelasan bahwa tugas ini merupakan tanggungjawab moral seorang perawat, dan yakin Allah akan melindungi, akhirnya mereka pun memberikan dukungan penuh.
Diakui, awalnya pihak rumah sakit kesulitan mengumpulkan anggota tim yang mau bergabung.
‘Saya ajukan diri, tujuannya memotivasi teman lainnya agar tak takut dengan tugas ini. Alhamdulillah, dari 19 anggota tim sekarang sudah 31 perawat. Sedangkan dokter umumnya ada empat dan dokter spesialis parunya satu, dr Isa Ansori,”tutur Dayat.
• Perbatasan Masuk Kalteng Diperketat, Peternak Ayam Potong di Kalsel Ancam Boikot, Ini Dampaknya
• Dikasih Obat Kuat Langsung Pingsan, Wanita dengan Sigap Membakar Selingkuhannya Hingga Tewas
Lalu bagaimana perlakuan terhadap pasien PDB maupun positif Covid-19?
Menurut Dayat sama dengan pasien penyakit lainya. Tiap hari dilakukan pengecekan suhu tubuh, tekanan darah dan lain-lain yang membuat dia kontak langsung ke tubuh pasien.
Bedanya, pasien Covid-19 tanpa didampingi keluarga, sehingga perawatlah yang berperan sebagai pengganti keluarga pendamping.
“Secara langsung kamilah yang memenuhi segala kebutuhan pasien selama diisolasi,”ungkap Dayat.