Selebrita
Mbak Tutut Cerita Seputar Ancaman Presiden Jelang Hari Lahir Soeharto
Putri sulung Soeharto, Sitti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab dipanggil Mbak Tutut menulis kisah Ayah jelang hari Lahir Soeharto.
Editor: Nia Kurniawan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Hari lahir Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto tepat pada hari ini, Senin 8 Juni 2020.
Putri sulung Soeharto, Sitti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab dipanggil Mbak Tutut membuat tulisan khusus di blog pribadinya jelang hari lahir Soeharto.
Detik-detik terakhir sebelum Soeharto lengser dari Kursi Presiden Indonesia melalui tekanan mundur yang besar, hal itu diceritakan Mba Tutut.
Saat itu, situasi Indonesia tengah mencekam, berada dalam tensi politik yang sangat tinggi.
• Nagita Slavina Ungkap Kekasih Sule, Berawal Dari Tawaran Ke Ibu Raffi Ahmad
• Simpati Maia Estianty & Mantan Menantu Mbak Tutut, Putra Bungsu Dwi Sasono Inginkan Ini
Menurut Tutut, dalam kondisi yang panas itu, teman-teman Soeharto menyadari bila keamanan Soeharto terancam.
Tutut mengaku, saat itu, sejumlah kepala negara lain menawari agar Soeharto mengungsi saja dari Indonesia.
"Ada beberapa presiden menawarkan bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi bapak," tulis Tutut.
Meski demikian, menurut Tutut, ayahnya menolak semua tawaran itu.
“Saya tidak akan pergi ke mana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap disini,"
"Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-begara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia,"
"Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri dimana saya dilahirken.” tulis Tutut, menirukan ucapan ayahnya keika itu.
Tutut pun mengaku bangga mendengar ucapan sang ayah.
Ia pun mengatakan, ayahnya bukan sosok pria yang “tinggal glanggang colong playu”.
Istilah ini merupakan istilah orang Jawa, yang bermakna : lari dari masalah atau lari meninggalkan tanggung jawab.

Sakit Hati Menteri Bapak