Berita Jakarta
Alasan Erick Thohir Tunjuk Eks Pedagang Mi Ayam Jadi Direktur Telkom, Lulus ITB IPK 4.0
Eks pedagang mi ayam yang lulus Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK 4.0 dan predikat Summa Cum Laude menjadi Direktur PT Telkom
Eks pedagang mi ayam yang lulus Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK 4.0 dan predikat Summa Cum Laude, Muhammad Fajrin Rasyid menjadi Direktur PT Telkom
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Keputusan mengejutkan diambil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan menunjuk remaja 34 tahun bernama Muhammad Fajrin Rasyid menjabat sebagai Direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau PT Telkom.
Fajrin diplot sebagai Direktur Digital Telkom menggantikan Faizal R. Djoemadi lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019.
Fajrin sendiri merupakan wajah baru di BUMN telekomunikasi tersebut. Pria berusia 34 tahun ini sebelumnya merupakan Co-founder dan Presiden Bukalapak.
Erick Thohir mengungkapkan, pemilihan Fajrin sebagai Direktur Telkom didasarkan atas segudang pengalamannya mengelola Bukalapak. Apalagi, Telkom saat ini tengah fokus menggenjot pendapatan di luar segmen telekomunikasi.
• Pemerintah Bocorkan Kapan Gaji Ke-13 PNS, Pensiunan, TNI dan Polri Cair, Ini Gaji Jaksa & Polisi
• Masyarakat Berteriak Tagihan Listrik Melonjak, Erick Thohir Beri Tanggapan Begini
• JADWAL Big Match RB Leipzig vs Borussia Dortmund Live Streaming MolaTV, Malam Ini Pukul 20.30 WIB
• Trending di Twitter, Tagar #WhatsApp Jadi Sorotan, Akar Masalahnya Fitur Pengaturan Privasi Takang
“Dengan rekam jejak dan pengalaman meski masih berusia muda, Fajrin adalah figur yang tepat untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom," jelas Erick dalam keterangannya seperti dikutip pada Sabtu (20/6/2020).
"Seperti yang pernah saya sampaikan beberapa waktu lalu, Telkom harus merubah dan memperkuat strategi bisnisnya terutama di era pasca-Covid-19 terutama dalam memperkuat bisnis Telkom,” kata dia lagi.
Beberapa waktu lalu, Telkom sempat jadi sasaran kritik Erick. Bisnis perusahaan telekomunikasi pelat merah itu dinilai gagal mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Erick, Telkom bahkan sangat mengandalkan anak usahanya, Telkomsel, sebagai penyumbang laba. Telkomsel sendiri menyumbang sekitar 70 persen dari laba Telkom.
Meski kontribusi laba Telkomsel sangat besar, Telkom juga masih harus berbagi keuntungan dengan Singapore Telecom atau Singtel yang memiliki 35 persen saham.
“Enak sih Telkom-Telkomsel dividen revenue digabung hampir 70 persen, mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (12/2/2020) lalu.
Erick menjelaskan, seharusnya saat ini Telkom mulai serius menggarap potensi bisnis seperti ranah big data. Sebab, bisnis tersebut saat ini masih dikuasai oleh perusahaan asing.
Dikatakan Erick, Telkom malah melempem di bisnis seperti komputasi awan. Padahal, itu bisnis yang sangat potensial di saat sekarang dan masa depan.
Dia mencontohkan, saat menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018 lalu, dirinya terpaksa menggunakan layanan komputasi awan dari perusahaan China, Alicloud.
Selain jadi ladang bisnis menggiurkan, kata Erick, komputasi awan juga punya peranan vital dalam urusannya menjaga keamanan negara. Telkom malah tidak bergerak lincah memanfaatkan peluang tersebut.
“Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database, big data, cloud, masa cloud-nya dipegang Alicloud. Masa database kita diambil negara lain,” kata Erick.
Setelah RUPST Tahun Buku 2019, Erick telah menetapkan target-target bagi para direksi Telkom yang baru. Namun, dia tak merinci target apa saja yang telah dicanangkan bagi jajaran petinggi Telkom tersebut.
“Dengan tantangan yang semakin besar, semua jajaran direksi Telkom yang baru memiliki KPI yang terukur. Saya sudah sampaikan pada mereka bahwa harus siap dicopot bila tidak memenuhi target-targetnya,” kata Erick.
Fajrin merupakan Presiden Bukalapak. Dia menduduki jabatan tersebut sejak 25 Juni 2018. Selama ini dia sudah tak asing dengan dunia digital, utamanya e-commerce Indonesia.
Sebelum menjabat sebagai Presiden Bukalapak, Fajrin telah menjalani jabatan Chief Financial Officer selama tujuh tahun yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan. Pada tahun 2016, Fajrin terpilih menjadi CFO of The Year versi Majalah SWA.
Fajrin juga merupakan salah satu Co-Founder Bukalapak. Pria kelahiran Jakarta, 33 tahun lalu, ini merupakan lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan IPK 4.0 dan predikat Summa Cum Laude.
Sebelum bergabung di Bukalapak, Fajrin pernah bekerja sebagai konsultan di Boston Consulting Group (BCG). Fajrin juga aktif tampil di berbagai forum internasional dan terpilih sebagai Endeavour Entrepreneur pada tahun 2016.
Rekam Jejak Karier Fajrin Rasyid
Fajrin Rasyid resmi diangkat menjadi Direktur Digital PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Ia menggantikan posisi Faizal Rochmad Djoemadi.
"Sekarang saatnya saya membantu Indonesia lebih maju lagi, dengan fokus untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia, bersama Telkom, Tbk. Saya berharap, pengalaman saya membesarkan bisnis startup hingga menjadi besar seperti sekarang, dapat membawa kontribusi untuk mengembangkan Telkom" kata Fajrin dalam keterangannya, Jumat (19/6/2020).

Nama Fajrin sendiri tidak lagi asing dalam dunia digital. Sebelum menduduk posisi tersebut, ia dikenal sebagai Presiden Bukalapak sejak tahun 2018 lalu.
Lantas, bagaimana perjalanan karir sebelumnya?
Sempat berjualan mi ayam
Saat kuliah, Fajrin berteman dengan Ahmad Zaky yang merupakan founder dari Bukalapak.com.
Mereka menempuh pendidikan tinggi di kampus yang sama, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Keduanya merupakan teman satu asrama.
Awalnya, Fajrin dan Zaky mencoba mencari uang tambahan dengan iseng-iseng memulai bisnis berjualan mi ayam di asramanya.
Fajrin menuturkan bahwa berjualan mi ayam saat itu sangat tidak mudah. Setiap hari, dagangannya sepi pembeli sehingga mereka pun terpaksa menutup usaha tersebut.
"Saya dengan Zaky dulu pernah jualan mi ayam di depan asrama kampus kami, tapi jarang peminat, jadinya kami tutup" kata Fajrin sebagaimana diberitakan Kompas.com, Rabu (25/5/2016).
Menjadi bagian dari Bukalapak
Pada 2010, ia pun kemudian berhasil menyelesaikan pendidikannya di ITB dengan predikat Summa Cumlaude (IPK 4,0). Fajrin berpisah dengan Zaky dan bekerja menjadi konsultan bisnis di Boston Consulting Group (BCG).
Dengan pemahamannya seputar manajemen bisnis, ia juga bekerja paruh waktu dengan membantu Zaky mengurus keuangan Bukalapak.com setelah berdiri.
Setelah itu, pada 2011, Fajrin memutuskan untuk keluar dari BCG dan menjadi bagian dari Bukalapak.
Menurutnya, tujuan didirikannya Bukalapak saat itu adalah karena e-commerce di Indonesia belum memiliki sistem pembayaran sendiri sehingga dan Fajrin menilai itu tidak aman.
Oleh karena itu, Fajrin, Zaky, dan salah satu temannya di ITB, Nugroho, memiliki ide untuk membuat e-commerce dengan sistem pembayaran yang dapat menjamin transaksi pembeli dan penjual dengan aman.
Sebelum pada akhirnya menjabat sebagai Presiden Bukalapak pada 25 Juni 2018, Fajrin telah menjadi Chief Financial Officer selama tujuh tahun.
Prestasi lain
Mengutip Kompas.com, 25 Juni 2018, pada tahun 2016, Fajrin juga pernah terpilih sebagai CFO of The Year versi majalah SWA. Selain aktif dan dikenal sebagai Co-Founder Bukalapak, ia juga aktif tampil di berbagai forum internasional.
Pada 2016, ia pernah terpilih sebagai Endeavour Entrepreneur.
Saat diangkat menjadi Presiden Bukalapak, Fajrin juga diketahui sebagai salah satu kandidat Ketua Umum IDEA (Indonesia E-Commerce Association).
Ketika itu, ia mengusung misi untuk menjadikan e-commerce sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi di Indonesia jika terpilih sebagai Ketua Umum IDEA.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Erick Thohir Tunjuk Pemuda 34 Tahun Jadi Direktur Telkom?",