Berita Kaleng
VIDEO Kapal Bisa Keluar Masuk Sungai Mentaya Kabupaten Kotim Tunggu Air Pasang
Titik parah pendangkalan Sungai Mentaya di alur dangkal Desa Serambut dan di di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotim, Kalteng.
Penulis: Fathurahman | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Kapal dengan tonase besar, bisa masuk atau keluar muara Sungai Mentaya di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), hanya ketika air pasang.
Dampak pendangkalan, membuat sejumlah kapal dengan tonase besar terpaksa lego jangkar di tengah Sungai Mentaya.
Kru kapal akan menunggu hingga beberapa jam, ketika air pasang, agar bisa keluar sungai dan bisa lolos dari titik parah pendangkalan Sungai Mentaya tersebut.
Titik parah pendangkalan Sungai Mentaya yang harus menunggu air pasang agar bisa dilalui kapal tersebut, terutama untuk melewati alur dangkal Desa Serambut dan Jalur depan Pos TNI-AL di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
• Bupati Kotim Terima Bantuan Alat PCR Bantuan Presiden Jokowi, Swab RS Murjani Sampit Makin Cepat
• KaltengPedia - Profil Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur
• Warga Sampit Kurangi Bepergian Naik Pesawat atau Kapal Laut karena Ada Kewajiban ini
• VIDEO Kerusakan Jalan Sampit - Pantai Ujung Pandaran Mulai Diperbaiki
Pihak pengusaha pengguna jasa angkutan kapal di Pelabuhan Sampit selama ini kerap mengeluhkan keterlambatan kapal dari Pulau Jawa yang ingin masuk ke Sungai Mentaya.
Sebab, untuk masuk sungai, harus menunggu air sungai pasang, sehingga kapal tonase besar baru bisa masuk.
Keluhan juga diutarakan para penumpang kapal PT Pelni atau kapal swasta angkutan penumpang karena kerap terjadi kapal penumpang. Kapal biasanya menunggu di laut sekitar muara sungai, hingga beberapa jam.
(Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)