PPDB 2020
Nadiem Makarim Sebut PPDB Zonasi sebagai 'Silent Revolution', Buat Saya Luar Biasa!
Nadiem: dengan PPDB zonasi maka anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu kini bisa masuk ke sekolah-sekolah negeri.
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menggunakan sistem zonasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut sebagai bentuk revolusi senyap atau silent revolution.
Pasalnya, kata Nadiem, dengan PPDB zonasi maka anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu kini bisa masuk ke sekolah-sekolah negeri.
"Ini suatu revolusi yang silent yang sedang terjadi di mana-mana, tiba-tiba rakyat termiskin kita masuk sekolah negeri, pertama kali, dan itu buat saya luar biasa," kata Nadiem dalam webinar bertajuk "Menjaga Integritas Dalam Implementasi Kebijakan PPDB" yang disiarkan di akun YouTube KPK, Rabu (29/7/2020).
• Link Live Streaming Trans7 Mata Najwa Malam ini, Najwa Shihab Bahas Tema Kasus-kasus Misterius
• Bacaan Niat Puasa Arafah dan Ceramah Ustadz Abdul Somad Tentang Puasa Sehari Jelang Idul Adha 2020
• Sholat Idul Adha Digelar Jumat Besok, Simak Panduan Shalat Idul Adha Aman Virus Corona atau Covid-19
Menurut Nadiem, PPDB secara zonasi tersebut menghilangkan diskriminasi yang terjadi selama ini di mana murid-murid sekolah negeri didominasi oleh murid-murid yang berasal dari kelompok ekonomi tinggi.
Penyebabnya, murid-murid dari kelompok tersebut mempunyai akses mengikuti bimbingan belajar sehingga memperoleh nilai ujian nasional yang tinggi dan memudahkan mereka masuk ke sekolah negeri.
"Karena UN digunakan sebagai tes seleksi masuk SMP dan SMA, korelasi antara angka UN tinggi dan berapa jam menerima bimbel atau private tutory itu luar biasa besarnya," ujar Nadiem.
Nadiem menambahkan, berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA), tingkat sosioekonomi murid-murid sekolah swasta pun lebih rendah dari murid-murid sekolah negeri.
"Seharusnya secara prinsip undang-undang dasar kita dan prinsip kenegaraan kita, sekolah negeri itu seharusnya untuk yang paling membutuhkan secara sosioekonomi, itu kan prinsip keadilan sosial, itu harusnya dijunjung tinggi," kata Nadiem.
Kendati demikian, Nadiem mengingatkan bahwa murid-murid yang berprestasi tetap mendapat kesempatan untuk masuk ke skolah yang mereka inginkan dengan kuota 30 persen bagi murid-murid yang masuk lewat jalur prestasi.