Selebrita

Dewi Lestari Bagikan Tips Hadapi Writer's Block

Penulis buku Dewi Lestari alias Dee Lestari, menilai istilah writer's block jargon terlalu cepat digunakan oleh para penulis ketika alami kesulitan.

Gramedia.com
Dewi lestari atau dee lestari. Dewi Lestari Bagikan Tips Hadapi Writer's Block 

Mulai dari seri Supernova hingga karya terbarunya, Aroma Karsa, selalu menyedot perhatian di dunia sastra.

Bahkan beberapa karyanya dipilih untuk diadaptasi menjadi film layar lebar, seperti Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Perahu Kertas, Filosofi Kopi, Rectoverso dan juga Madre.

Sementara itu dikutip dari Wikipedia, sebelum Supernova keluar, tak banyak orang yang tahu kalau Dee telah sering menulis.

Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul "Sikat Gigi" pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan berskala kecil untuk kalangan sendiri.

Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul "Ekspresi" ke Majalah Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama.

Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul "Rico the Coro" yang dimuat di majalah Mode. Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah.

Novel pertamanya yang sensasional, Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh, dirilis pada 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta.

Buku Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (KPBJ), Truedee Books, 2001
Buku Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (KPBJ), Truedee Books, 2001 (Gramedia.com)

Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan “Supernova Satu” edisi Bahasa Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.

Supernova pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books.

Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.

Sukses dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel kedua seri Supernova, yaitu Supernova 2: Akar pada 16 Oktober 2002.

Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu.

Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang Omkara/Aum yang merupakan aksara suci Brahman Tuhan yang Maha Esa dalam Hindu sebagai kover dalam bukunya.

Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan ke-2 dan seterusnya.

Pada bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiga dari seri Supernova, yaitu Supernova 3: Petir.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved