Selebrita
Reaksi Rizky Billar dan Lutfi Agizal, Ajakan KPAI Hentikan Kata 'Anjay' Disorot
KPAI meminta agar hentikan penggunaan kata Anjay. Namun keputusan ini malah memicu reaksi warganet. Bagaimana reaksi Rizki Billar dan Lutfi Agizal?
Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Nia Kurniawan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kata "Anjay" baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial, setelah dibahas artis sekaligus Youtuber, Lufti Agizal di channel Youtube-nya.
Melansir dari Tribun Jabar, menurut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, penggunaan kata Anjay itu harus dilihat dari berbagai sudut pandang, tempat dan makna.
Arist mengatakan, apabila disebutkan sebagai kata pengganti ucapan salut, kata Anjay bisa bermakna kagum.
"Jika disebutkan sebagai kata pengganti ucapan salut dan bermakna kagum atas satu peristiwa 'Ou.. keren'.
• Raffi Ahmad dan Laudya Cynthia Bella Saat Bersama, Ini Deretan Foto Artis Model Majalah Jadul
• Kepanikan Luna Maya Saat Disinggung Cinta Laura Perihal Kekasihnya, Nama Ariel NOAH Disebut
• Aurel Hermansyah Ucap Putus Pada Atta Halilintar, Terungkap Usai Bertemu Millen Cyrus
Misalnya, memuji salah satu produk yang dilihatnya di Yuotube atau di media sosialnya, misalnya diganti dengan kata 'Anjay' untuk satu aksi pujian ini tidak mengandung kekerasan atau bullying atau perundungan, sekalipun ada kata Anjay yang dapat diartikan sebutan dari salah satu binatang, sebut saja Anjing," ujar Arist kepada Tribun, Sabtu (29/8/2020).
"Namun jika kata Anjay digunakan sebagai sebutan untuk merendahkan martabat seseorang, dengan demikian kata Anjay adalah salah satu bentuk kekerasan verbal, oleh sebab itu harus dilihat perfektifnya," tegas Arist.
Ia juga mengatakan, jika kata Anjay ini disebutkan kepada seseorang tidak menimbulkan ketersinggungan, maka kata Anjay itu bukan bullying ataupun perundungan.
"Namun jika sebaliknya sebutan Anjay dapat dilaporkan sebagai tindak pidana kekerasan.
Artinya penggunaan kata Anjay yang sedang viral ditengah-tengah Youtuber anak selain harus dilihat dalam berbagai sudut pandang dan perfektifnya," kata Arist.
"Dimasa kecil saya juga mendengar untuk suatu pujian seringkali juga menggunakan kata "anjing" atau sebutan sama seperti Anjay misal "waou.. Anjingnya juga dia itu".
Nah, kata ini tidak menimbulkan kemarahan kepada subjeknya maka kata Anjing dianggap hal biasa," ucapnya.
Kendati demikian, sambung Arist, jika kata Anjay diucapkan kepada seseorang yang tidak dikenal. Kata Anjay itu bisa menjadi masalah dan tindak pidana kekerasan.
"Namun jika itu dilakukan kepada seserorang yang tidak dikenal maka kata Anjay, anjing dan kata-kata kotor itu bisa menjadi masalah dan tindak pidana kekerasan.
Dengan demikian jika kata "anjay" mengandung unsur kekerasan dan merendahkan martabat itulah salah satu bentuk kekerasan atau bullying yang dapat dipidana," terangnya.

"Baik digunanakan cara bentuk candaan namun jika unsur dan definisi kekerasan terpenuhi, sesuai dengan UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak lebih baik jangan menggunakan kata Anjay.