Kisah Nelayan Tradisional Kotabaru
Bukan GPS, Nelayan Tradisional Kotabaru Kalsel Andalkan Petunjuk Alam Mencari Lokasi Tangkapan
Naluri atau insting bagian yang tidak terpisahkan bagi nelayan tradisional
Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Naluri atau insting bagian yang tidak terpisahkan bagi nelayan tradisional.
Memang diakui bukan hal ilmiah, akan tetapi ketika mereka berinsting, prediksi tidak jauh meleset.
Bahkan kadang tepat.
Seolah alam 'menyatu'.
Karena hanya dengan menggunakan tanda alam, misal pepohonan, gunung, muara sungai dan tanda lainnya, mereka bisa menentukan titik lokasi penangkapan.
• Hanya Dilengkapi Peralatan Seadanya, Nelayan Kotabaru Kalsel Andalkan Insting Mencari Tangkapan
Penggunaan tanda alam ini kebanyakan dipakai, terutama nelayan pemancing saat mencari karang.
Cara memancing ini (di karang) dilakukan, karena ikan lebih senang dan beranak piak di sana.
Kemampuan bernaluri atau berinsting didapat secara otodidak, namun tetap memerlukan waktu mempelajarinya.
Beda dengan penggunaan GPS, sekali ditemukan titik koordinat (letak karang), selanjutnya bisa lebih gampang ditemukan.
Berbeda dengan cara tradisional.
Benar-benar diperlukan kemampuan bernaluri dan insting yang tajam.
Karena ketika terjadi kabut, maka tanda alam sebagai kompas mereka, tidak terlihat sulit menentukan titik sasaran secara tepat.
Tapi ketika cuaca cerah, saat malam hari pun nelayan tradisional masih mampu menggunakan ketajaman nalurinya.
"Sulit mencari dan menentukan titik lokasi tepat, ketika tanda alam tadi tidak terlihat. Misalnya saat menentukan lokasi tangkapan di sini, tandanya gunung dengan muara sungai harus sejajar. Ikuti aja petunjuk itu pasti tepat," kata Rahmat salah satu nelayan Kotabaru.
BANJARMASINPOST.CO.ID/Helriansyah
