Berita Tapin

Video Pelajar SMPN 1 Hatungun Bikin Sirup Markisa, Manfaatkan Hasil Kebun Sekolah

Pelajar di SMPN 1 Hatungun, kecamatan Hatungun Kabupaten Tapin membuat sirup markisa dari hasil panen di kebun sekolah

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Hari Widodo

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Sirup Markisa, biasanya menjadi buah tangan saat berkunjung ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Kini, untuk menikmati sirup markisa tak perlu jauh-jauh ke Makassar. 

Pelajar di SMPN 1 Hatungun, kecamatan Hatungun Kabupaten Tapin sudah bisa memproduksinya.

Saat ini produksi sirup markisa dalam kemasan botol 220 mililiter masih dalam jumlah terbatas untuk kalangan keluarga besar SMPN 1 Hatungun.

Bahan sirup markisa produksi SMPN 1 Hatungun, enam biji buah markisa, 550 mililiter air bersih, 150 mililiter cairan gula pasir, pewarna kuning makanan dan minuman dan garam secukupnya.

Cara pengolahan sirup markisa, cuci buah markisa dengan air bersih, belah buah markisa menjadi buah bagian, pisahkan biji buah, haluskan buah yang tak berbiji dengan blender,

Setelah buah yang diblender halus, disaring sambil ditekan dengan sendok agar saribuah markisa tersaring maksimal.

Saribuah markisa dimasak dengan air mendidih yang sebelumnya air itu sudah dicampur dengan cairan gula pasir dan garam secukupnya sambil diaduk halus.

Setelah 15 menit mendidih, sirup markisa ala SMPN 1 Hatungun siap disajikan dalam keadaan panas maupun dingin.

Masrukiyah, Kepala SMPN 1 Hatungun mengatakan produksi sirup markisa saat ini dikemas hanya terbatas kalangan sekolah.

"Harga promo dan perdana produksinya dijual satu botol sirup markisa seharga Rp 10 ribu," katanya kepada reporter Banjarmasinpost.co.id, Selasa (22/9/2020).

Menurutnya, kegiatan pembuatan sirup markisa adalah kegiatan mengolah makanan sehat dari kebun sekolah.

"Kegiatannya melibatkan dewan guru dan siswa di SMPN Hatungun.  Bahan yang diolah dari buah markisa dari memanfaatkan hasil kebun sekolah," katanya.

Jika musim panen, kebun sekolah menghasilkan buah markisa sebanyak 20 kilogram. Jika musim kemarau basah, seperti saat ini hanya mengambilnya sebanyak 10 kilogram buah markisa..

"Ini adalah inovasi dan produk pangan sehat sekolah. Tujuan lainnya melatih siswa di SMPN Hatungun berwirausaha untuk menambah perekonomian orangtua siswa di masa pandemi Covid-19," katanya.

Jika memungkinkan sirup markisa akan diproduksi lebih banyak dengan izin kesehatan atau izin dari Balai Pengolahan Obat dan Makanan (BPOM), harapnya. (banjarmasinpost.co.id/ mukhtar wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved