Wabah Corona di Kalsel
Fasilitas dan Layanan Kesehatan Karantina Covid-19 Kotabaru Dikeluhkan Warga
Bangunan rumah sakit Stagen dimanfaatkan tempat karantina pasien terkonfirmasi positif Covid-19, menuai banyak keluhan. Beberapa keluhan diungkapkan
Penulis: Herliansyah | Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Bangunan rumah sakit Stagen dimanfaatkan tempat karantina pasien terkonfirmasi positif Covid-19, menuai banyak keluhan. Beberapa keluhan diungkapkan selain fasilitas, namun juga pelayanan kesehatan.
Antara lain menjadi keluhan pasien disampaikan melalui aplikasi zoom, antara lain masih kurang dan perlu perbaikan sanitasi dan fasilitas mandi cuci kakus (MCK).
Terlebih fasilitas kamar mandi, lantaran toilet di bangunan atas bocor. Air merembes ke bangunan bawah, dikeluhkan karena rembesan bukan dari air keran tapi air kotor.
Keluhan lainnya dipaparkan pasien, kunjungan tenaga kesehatan baik perawat maupun dokter sangat jarang dilakukan.
"Ada yang dalam sebulan cuma satu sampai dua kali saja. Tidak ada pengarahan yang jelas dari pengelola rumah sakit Stagen," ungkap salah satu pasien kepada banjarmasinpost.co.id.
Selain itu, pasien meminta penjelasan mengenai revisi 05, terkait pedoman dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mandiri. Serta transfaransi hasil laboratorium atau Swab.
• DAFTAR Menteri Jokowi yang Positif Covid-19: Menhub Budi Karya hingga Menag Fachrul Razi
• Positif Baru Covid-19 di Tala Melonjak, Satu Lagi Pasien Meninggal
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Kotabaru H Said Akhmad mengatakan, adanya keluhan pasien terkait ketidak puasan dan kekurangan di rumah sakit Stagen hal yang wajar.
Namun perlu diketahui, soal pelayanan kesehatan oleh jarangnya visitor perawat atau dokter. Karena pasien di karantina di sana hanya orang tanpa gejala (OTG).
Kecuali yang parah, sehingga harus ditempatkan di rumah sakit Pangeran Jaya Sumitra, karena lebih lengkap peralatan medis. Misal ada pasien perlu dibantu ventilator.
"Jadi, kenapa OTG ditaruh di Stagen dalam SOP Covid-19 wajib di karantina supaya tidak menyebar ke lain," terang Said Akhmad kepada banjarmasinpost.co.id, Kamis (24/9/2020).
Maka dari itu, perlu dipahami mengapa nakes jarang menjenguk. Selain covid-19 rawan menular, tujuan pasien di menjalani karantina hanya meningkatkan imun tubuh dengan memberikan makanan dan asupan bergizi serta olahraga.
"Sementatra vaksin tidak ada. Berisiko Jug kalau nakes mengontrol terus. Jadi itu perlu dipahami," beber Said Akhmad.
Terkait fasilitas, sambung Said Akhmad, ada kurang. Akan tetapi masih proses peningkatan, termasuk pembersihan lantai atas oleh BPBD. Karena tempat karantina rumah sakit darurat.
"Jadi dimaklumi, jangan dicari kekurangan," harap Said Akhmad kepada banjarmasinpost.co.id.
Terkait pedoman karantina, sambung Said Akhmad, petugas nakes sudah bekerja maksimal. Pasien yang menjalani karantina mandiri di rumah selama sembilan hari, karena negatif.
"Tidak mungkin tenaga medis mengeluarkan kalau masih positif. Itu pun wajib 9 hari karantina mandiri. Kalau sudah untuk apa menahan mereka. Tidak ada yang tidak andasnya," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)