Penanganan Covid 19
Protokol Kesehatan Berbasis CHSE di Sektor Pariwisata, Menjawab Kekhawatiran Masyarakat Soal Ini
Protokol Kesehatan Berbasis CHSE di Sektor Pariwisata, Menjawab Kekhawatiran Masyarakat Soal Transportasi
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang semakin merebak, membawa kekhawatiran sendiri di masyarakat.
Masyarakat banyak yang malas bepergian terlebih mendatangi tempat-tempat wisata karena takut terpapar Virus Corona.
Untuk menumbuhkan lagi kepercayaan masyarakat tentang keamanan di lokasi wisata protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) sangat penting diterapkan di sektor pariwisata.
Menurut data dari McKinsey, masyarakat Indonesia mayoritas khawatir tentang penggunaan layanan transportasi umum, bepergian menggunakan pesawat dan menginap di hotel.
• Satgas Rancang Aturan Perpanjang Jaga Jarak karena Protokol Kesehatan Paling Banyak Dilanggar
• Bioskop XXI Duta Mall Banjarmasin Beroperasi Mulai Hari Ini, GTPP Covid-19 Akui Belum Keluarkan Izin
• Update Covid-19 di Tapin : Positif Covid-19 Capai 371 Kasus, Meninggal 9 Orang
Tiga kategori kegiatan tersebut sangat terkait dengan sektor pariwisata.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya mengatakan, hampir seluruh destinasi wisata dan pelaku wisata di seluruh Indonesia telah menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE.
Namun, perlu ada kerja sama antara pengusaha hotel, wisatawan, serta pemerintah pusat dan daerah untuk mempublikasikan penerapan protokol kesehatan.
“Kita perlu mempublikasikan, menginformasikan kepada dunia dan domestik bahwa protokol-protokol kesehatan sudah diterapkan di seluruh touch point customer journey di Indonesia, seperti di bandara dan di hotel,” kata Nia saat dikonfirmasi, Jumat (2/10/2020).
“Teman-teman industri (perhotelan), kita harus sama-sama mempublikasikan. Industri bisa mengunggah pesan atau materi pelaksanaan protokol kesehatan melalui media sosial masing-masing," tambahnya.
Dengan usaha bersama dalam penerapan dan kampanye protokol kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Sehingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa kembali bergerak, produktif, namun tetap aman dari COVID-19," kata dia.
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menekankan implementasikan protokol kesehatan di sektor pariwisata bagian dari menjaga kepercayaan masyarakat.
Untuk itu protokol kesehatan harus dipersiapkan agar dapat membangun kepercayaan publik untuk kembali berwisata.
"Sektor pariwisata ini merupakan bisnis yang mengedepankan kepercayaan sehingga hanya ketika wisatawan percaya saja mereka akan datang, berkunjung dengan aman dan nyaman," kata Menparekraf.
Hal ini sejalan dengan langkah Pemerintah lewat Satgas Covid-19 yang terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/deputi-bidang-pengebangan-pemasaran-ii-kemenpar-nia-niscaya.jpg)