Berita Nasional
5 Fakta Api Abadi Mrapen yang Padam Total, Dikaitkan dengan Sunan Kalijaga
5 Fakta Api Abadi Mrapen yang Padam Total, Dikaitkan dengan Sunan Kalijaga
Api abadi Mrapen telah beberapa kali digunakan untuk sejumlah acara penting.
Beberapa di antaranya adalah api digunakan untuk menyalakan api obor beberapa agenda nasional serta internasional.
Seperti Pesta Olahraga Internasional Ganefo pada 1 November 1963 yang diikuti 2.700 atlet dari 51 negara Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Latin.
Pada 23 Agustus 1996, api juga digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI.
Serta setiap tahun, api ini juga dipakai untuk menyalakan obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Sementara itu pada momen bersejarah di mana Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, api tersebut juga kembali digunakan.
Saat itu, api dibawa pada 18 Juli 2018 dan kemudian disatukan di Prambanan, Yogyakarta dengan Api Obor Asian Games 2018 yang berasal dari New Delhi, India.
Api abadi Mrapen awalnya diambil oleh Puan Maharani yang saat itu berkedudukan sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dengan menyulutkan kayu kecil ke sumber api.
Selanjutnya nyala api ditransmisikan ke tinderbox yang diserahkan ke Ganjar Pranowo selaku Gubernur, baru setelahnya diserahkan ke Yustedjo Tarik, Mantan Petenis Tanah Air.
Sedangkan api dari India dibawa oleh legenda bulu tangkis Susi Susanti.
3. Pernah mengalami pasang surut
Harian Kompas, 9 Mei 1996 pernah memberitakan Api abadi Mrapen pernah padam pada 1996.
Akan tetapi saat itu, sekitar 75 cm dari titik api sebelumnya ditemukan nyala yang lebih besar.
Parminah Soepradi yang saat itu menjadi pemilik lahan menuturkan nyala api mengecil pada Februari 1996 dan akhir Maret 1996, api padam meski tetap mengeluarkan uap panas.
Pada 2004, berdasarkan pemberitaan Kompas.com (3/10/2020), api pernah meredup yang diikuti dengan kondisinya yang saat itu tak terawat.
"Ketika 15 tahun lalu, ketinggian nyala api dari permukaan tanah bisa mencapai 30-50 sentimeter, tetapi kini menyusut dan tinggal 15-20 sentimeter," kata juru kunci api abadi Mrapen, Muryo Prasetryo dikutip Harian Kompas, 24 Oktober 2011.