Wabah Virus Corona
DAFTAR Calon Kepala Daerah di Pilkada 2020 yang Positif Covid-19, 3 di Antaranya Meninggal Dunia
DAFTAR Calon Kepala Daerah di Pilkada 2020 yang Positif Covid-19, 3 di Antaranya Meninggal Dunia
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Gelaran Pilkada Serentak 2020 belum berlangsung, namun sejumlah calon kepala daerah ada yang terpapar Covid-19.
Bahkan sebanyak 3 calon kepala daerah yang yang meninggal dunia.
Seperti data dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 bahwa penyebaran virus corona di Indonesia masih tinggi, jumlah korban meninggal sebanyak 11.253 per 5 Oktober 2020.
Tak pandang bulu, berbagai kalangan pun menjadi korban Covid-19, termasuk kandidat calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada Serentak 2020.
• UPDATE Covid-19 Indonesia, Korban Terus Berjatuhan, Total 307.120 Orang Terinfeksi hingga 5 Oktober
• Tujuh Pasien Covid-19 Sembuh Dipulangkan, Dibekali Sertifikat dari Covid Center Tabalong
• Kejanggalan Kaki Ayu Ting Ting Disorot Ruben Onsu, Ibu Bilqis Muncul Seusai Isu Positif Covid-19
Berikut enam calon kepala daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19, bahkan tiga di antaranya meninggal dunia sebelum pesta demokrasi berlangsung.
1. Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin
 
Mantan Kapolda Jawa Timur, yang juga Bakal Calon Wali Kota Jawa Timur sempat dinyatakan positif virus corona (Covid-19).
Hasil positif Ia dapatkan setelah menjalani tes swab pada 26 Agustus 2020.
Pihaknya mengaku awal mula dirinya tak mengalami gejala umum penderita covid-19, dan masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).
Namun dirinya mengaku suaranya tiba-tiba saja menjadi parau, hingga tak dapat mengeluarkan suara saat berbicara.
Dirinya pun menjalani isolasi diri selama dua pekan.
2. Calon Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin
 
Bakal Calon Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin dilaporkan terinfeksi Covid-19.
Aditya mengetahui dirinya terinfeksi Covid-19 setelah melakukan uji swab beberapa waktu lalu.
"Beberapa waktu yang lalu saya melakukan uji swab dan hasilnya saya dipastikan terinfeksi Covid-19," ujar Aditya Mufti Ariffin dalam keterangan yang diterima, Senin (7/9/2020).
Setelah tahu terinfeksi Covid-19, putra mantan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) itu tidak hadir saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banjarbaru.
3. Calon Bupati Luwu Utara Arsyad Kasmar
 
Dikutip dari Tribun Timur, Deklarasi Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara Arsyad Kasmar-Andi Sukma (Akas) diwarnai isak tangis.
Penyebabnya, Arsyad Kasmar dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Ia tidak bisa hadir dalam deklarasi dan mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Luwu Utara.
Putri Arsyad Kasmar, Aisyah Tiar Arsyad berlinang air mata saat mengumumkan hal itu kepada ribuan pendukung yang memadati Halaman Masjid Nur Maryam, Desa Baebunta, Kecamatan Baebunta, Sabtu (5/9/2020).
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidakhadiran ayah saya, ini kehendak Tuhan di luar rencana kami. Untuk itu kami minta jangan kita patah semangat, saya mewakili ayah (Arsyad Kasmar), ingin membuktikan bahwa Akas tidak pernah main-main dan serius mengikuti Pilkada," ucapnya.
Kabar Arsyad Kasmar positif diketahui beberapa saat jelang deklarasi dan pendaftaran di KPU.
Arsyad Kasmar dalam keterangan tertulis mengaku tengah dikarantina di Swiss-belhotel Makassar.
Meninggal Dunia
4. Calon Bupati Berau Petahana H Muharram
 
H Muharram yang merupakan calon Bupati Berau petahana dalam Pilkada Serentak 2020 meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19.
Almarhum meninggal pada Selasa 22 September 2020 sekitar pukul 16.45 WITA.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo mengatakn selain positif Covid-19 kondisi almarhum juga diperparah dengan penyakit jantung dan diabetes.
“Beliau meninggal gagal napas karena Covid-19,” ungkap Wakil Bupati Berau, dilansir dari Kompas.com.
Sebelumnya almarhum sudah menjalani perawatan di RS Pertamina sejak 13 hari. Selama di rawat tersebut kondisinya diketahui tidak stabil.
Sementara itu dilansir dari TribunKaltim.com, diketahui istri almarhum Muharram yakni Sri Juniarsih menjadi pengganti almarhum dalam Pilkada Berau 2020.
Dirinya diusung sebagai calon Bupati berpasangan dengan H Gamalis.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Sekretaris DPW PKS Kaltim, Arif Kurniawan.
"Tadi malam kami rapat merespon dinamika dilapangan lalu kami juga konsultasi dengan pengurus DPP pusat dan memutuskan mengusung Sri Juniarsih," jelas Arif Kurniawan, Jumat (25/9/2020)
5. Calon Wali Kota Bontang Adi Darma
 
Masih dari daerah Kalimantan Timur, kini Calon Wali Kota Bontang Adi Darma meninggal dunia lantaran positif Covid-19.
Adi dinyatakan positif Covid-19 sejak Jumat 25 September 2020 dan meninggal pada Kamis 1 Oktober 2020.
Di mana saat sedang menjalani perawatan positif Covid-19 di RSUD Taman Husada Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Dilansir dari Kompas.com, sehari sebelum dinyatakan positif covid-19, Adi Darma bersama pasangannya Basri Rase mestinya mengikuti pencabutan nomor urut paslon di KPU Bontang.
Karena sakit, saat itu Adi Darma tidak hadir, hingga akhirnya dikabarkan meninggal dunia.
Diketahui, Adi Darma merupakan mantan Wali Kota Bontang periode 2011-2016.
Adi kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bontang berpasangan dengan Basri Rase pada Pilkada serentak 2020.
Keduanya diusung PDI-P dengan 2 kursi dan PKB 3 kursi di DPRD Bontang.
6. Calon Bupati Bangka Tengah Petahana Ibnu Saleh
 
Terbaru kabar duka datang dari Kepulauan Bangka Belitung.
Hari ini Minggu (4/10/2020), Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh meninggal dunia pada usia 58 tahun di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT), Kepulauan Bangka Belitung, sekitar pukul 03.17 WIB.
Dilansir dari Kompas.com, Ibnu dirawat di RSBT sejak 27 September 2020.
Pada pemeriksaan awal, hasil tes swab dinyatakan negatif, namun uji swab kedua hasilnya positif Covid-19.
Ketika itu Ibnu Saleh merasakan demam dan sesak napas.
Seperti diketahui almarhum merupakan kandidat petahana bupati di Pilkada Bangka Tengah 2020.
Ibnu Saleh berpasangan dengan Herry Elfian yang kini juga sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Pasangan tersebut diusung koalisi yang terdiri dari Partai Nasdem, Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kemudian ada partai non-parlemen, yakni Hanura, Perindo, PKPI dan Berkarya


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											