Kriminalitas Jakarta

Cai Changpan Terpidana Mati yang Kabur Ditemukan Gantung Diri, Mampukah Polisi Ungkap Jaringan Ahong

Cai Changpan ditemukan di gudang pembakaran ban di Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah dalam keadaan tewas.

Editor: Didik Triomarsidi
kompas tv
Terpidana hukuman mati dalam kasus narkoba, Cai Changpan kabur dari sel tahanan Lapas Kelas I Tangerang dengan cara membuat gorong-gorong. 

Namun, ajakan itu ditolak rekannya.

"Sempat si teman satu sel ini pernah dia (Cai Changpan, Red) ajak. Tapi dia tak mau terlibat dalam hal ini dan tak mau ikut. Apa dia tau? Ya dia tau, makanya dia sampaikan 8 bulan pelaku lubangi itu," kata Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/10/2020) malam.

Setelah ajakannya ditolak, pelaku kemudian memutuskan melarikan diri melalui lubang itu sendiri.

Sebelum pergi, pelaku sempat meminta ponsel milik rekan satu selnya dan dibawa pergi.

Setelah berhasil ke luar dari Lapas, Cai Changpan sempat membeli rokok di sekitar Lapas.

Setelah itu, ia berangkat ke rumah keluarganya yang ada di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

"Terakhir handphonenya si temannya ini dibawa pergi. Setelah itu handphone dia titipkan di rumahnya dan diserahkan ke anaknya," katanya.

Diduga setelah bertemu keluarganya, Cai Changpan kembali mencari tempat persembunyian di hutan.

"Memang ada indikasi yang bersangkutan di daerah Tenjo sana. Karena kalau kita lihat lokasi daerah Tenjo sana tempat dekat kediamannya yang memang dihuni istri dan anaknya dan keluarga istri," kata Yusri, Jumat (2/10/2020).

Ia menyampaikan hutan yang diduga tempat melarikan diri pelaku juga disebut sangat luas. Diperkirakan, luas hutan tersebut melingkupi 7 kelurahan.

"Ada indikasi yang bersangkutan masih dalam hutan. Karena sejak pernah ditangani Mabes Polri, saat penangkapan juga dia melarikan diri itu juga sama ditemukan di daerah Sukabumi di dalam hutan," jelasnya.

Ia juga menyampaikan kendala yang dihadapi oleh tim pencarian di lokasi hutan tersebut.

Menurut Yusri, Cai Changpan memiliki kemampuan bertahan hidup (survival) yang mumpuni.

Pasalnya, terpidana ternyata diketahui memiliki kemampuan dasar survival saat mengikuti pendidikan kemiliteran di negara asalnya di Tiongkok.

"Yang bersangkutan memang pernah mengikuti pendidikan kemiliteran di Tiongkok sana. Jadi bagaimana dia menghadapi survival itu dia memang sudah punya dasar. Makanya sekarang kita terus bergerak sama sama menyusuri hutan disana," katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved