Berita Kalsel

Pandemi Covid-19, Stok Beras di Banua Kalsel Dipastikan Tetap Aman

Stok beras Bulog Divisi Regional Kalsel hingga kini masih sekitar 9.500 ton lebih. Cadangan beras sebanyak itu dinyatakan aman untuk Banua Kalsel.

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Syaiful Akhyar
banjarmasinpost.co.id/mariana
Kepala Bulog Divre Kalsel Arief Mandu. 

Editor: Syaiful Akhyar

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Stok Bulog Divisi Regional Kalsel hingga kini masih sekitar 9.500 ton lebih. Terdiri dari 9.372 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 215 ton beras komersial.

Kepala Bulog Divisi Regional Kalsel (Bulog Divre Kalsel), Arif Mandu menyakinkan dengan ketersediaan di atas 9 ribu ton tersebut, yakin stok beras di Banua Kalsel aman hingga tahun depan.

"Untuk stok di Bulog saja, khusus dihitung ini aman sampai awal 2021," kata dia.

Selain stoknya yang melimpah, hasil panen tahun ini juga cukup banyak. Sehingga yakin pasokan beras aman.

Baca juga: Pemprov Kalteng Salurkan Bansos Sembako Tahap II untuk Kabupaten Kapuas

Baca juga: Ngotot Buang Sampah di TPS Malkon Temon Banjarmasin, Warga Bakal Disanksi Tipiring

Baca juga: Jam Terbang Tugas Selesai Helikopter Chinook Dipulangkan, Kembali Disiagakan di Kalsel pada 2021

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Syamsir Rahman menyampaikan produksi beras hingga September sudah mencapai 1,3 juta ton. "Kalau sampai akhir tahun targetnya 1,7 ton," ucapnya.

Dia mengungkapkan, apabila target produksi sebanyak 1,7 ton tercapai, maka beras Kalsel pada 2020 ini akan surplus ratusan ribu ton.

"Karena kebutuhan beras masyarakat Kalsel setahunnya hanya 400 ribu ton. Sedangkan produksi 1,7 ton. Kalau memang ada yang dijual ke provinsi lain, kita masih surplus sekitar 700 ribu sampai 800 ribu ton," urainya.

Supaya target tercapai, Syamsir berujar, pemerintah sedianya akan menjaga produksi padi. Yakni dengan cara membantu para petani, agar tidak gagal panen.

"Bantuan yang kami berikan salah satunya menjaga kondisi tanaman mereka, supaya tidak diserang hama," tuturnya.

Lanjutnya, penjagaan sendiri dilakukan dengan gerakan pengendalian hama melalui UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).

"Gerakan sudah dilakukan hampir di semua kabupaten. Petugas di lapangan siap membantu para petani, dalam pencegahan hama dan pemblokiran area padi yang terserang hama," ujarnya.

Menurutnya, hama harus dikendalikan secara dini sebelum panen. Kalau tidak, akan banyak tanaman padi yang gagal panen. Kemudian berdampak pada produksi padi.

"Kalau ada hama, yang dilakukan petugas adalah penyemprotan. Baik dengan herbisida maupun insektisida," bebernya.

Di samping mengawal produksi padi, Syamsir mengatakan, pihaknya juga berupaya menjaga ketersediaan beras di Banua supaya tidak bocor ke provinsi lain.

"Kita harus memperhatikan stok pangan, terutama beras dan gabah. Karena kita tidak tahu Covid-19 berakhirnya kapan," katanya.

Sebab dari hitungan mereka, hampir tiap tahun beras Kalsel yang dijual ke provinsi lain mencapai 400 ribu hingga 500 ribu ton. "Paling banyak ke Kaltim dan Kalteng," bebe Syamsir. 

(banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved