Berita Banjarbaru

BMKG Kalsel Ingatkan Dampak La Nina, Waspada Hujan Intensitas Tinggi

BMKG) Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menyampaikan peringatan terhadap hujan dengan intensitas tinggi akibat dampak dari La Nina.

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
BMKG Kalsel mengingatkan masyarakat terhadapa ancaman Hujan Petir dan Angin Kencang. 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menyampaikan peringatan terhadap cuaca ekstrim berupa hujan dengan intensitas tinggi disertai guntur sebagai akibat fenomena La Nina.

Staff Operasional Forecaster BMKG Kalsel, Rizqi Nur Fitriani, menjelaskan, Fenomena La Nina mulai terindikasi dari September lalu dan diperkirakan masih berlangsung hingga Februari 2021. 

Dijelaskan dia, Prediksi puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2021 mendatang. 

Bahkan, hingga seminggu ke depan, sebagian wilayah Kalsel diperkirakan berawan dan berpotensi hujan. 

Baca juga: Musim Penghujan Tiba, Dua Kecamatan di Balangan Berstatus Wilayah Rentan Banjir

Baca juga: Target Rampung Desember, Normalisasi Sungai Durian di Banjarbaru Terkenda Hujan

"Data klimatologi menunjukkan peningkatan curah hujan pada bulan ini terjadi di sebagian wilayah Barat dan Utara Kalsel yaitu Tanah Laut, Banjar, Banjarbaru, Banjarmasin, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah Balangan dan Tabalong. Bencana banjir harus tetap diwaspadai setiap musim penghujan datang," urainya. 

Rizqi Nur Fitriani, menjelaskan dari prediksi tersebut, warga Kalsel harus waspada akan fenomena cuaca ekstrem hingga Februari 2021 mendatang. La Nina sendiri pernah terjadi pada 2010 dan 2011 lalu.

"Karena itu Selalu berhati-hati saat bepergian selama musim penghujan. Terutama daerah bukit, gunung dan sekitar sungai," katanya. 

Sekedar diketahui fenomena La Nina merupakan anomali suhu permukaan laut yang terjadi di wilayah Samudera Pasifik bagian Ekuator. Ditandai dengan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Baca juga: Sempat Meluap Banjir, Kondisi Sungai di Kecamatan Hantakan dan Batu Benawa HST Kembali Normal

Pada saat terjadi La Nina, angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat. Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. 

Akibatnya, massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut. Atau biasa disebut Upwelling. Dengan pergantian massa air itulah, suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. (banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved