Berita Kalteng
Program Pendidikan Hebat Kapuas Cerdas, Berikut Penjelasan Kadisdik
Sosialisasi Program Pendidikan Hebat Kapuas Cerdas (PHKC) telah dilaksanakan di 17 kecamatan se-Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penulis: Fadly Setia Rahman | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KUALAKAPUAS - Sosialisasi Program Pendidikan Hebat Kapuas Cerdas (PHKC) telah dilaksanakan di 17 kecamatan se-Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ini program inovasi Pemkab Kapuas melalui Dinas Pendidikan setempat.
Terkait Program PHKC, Kadisdik Kapuas, H Suwarno Muriyat, menjelaskan bahwa tujuan dari program tersebut adalah tidak lain untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
Sesuai dengan misi Bupati dan Wakil Bupati Kapuas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar, sarana dan prasarana pendidikan di semua jenjang.
Baca juga: Verrell Bramasta Akui Baper Saat Adu Akting Ranty Maria dan Febby Rastanty
Baca juga: Wajah Andhika di Video Syur Mirip Gisel Beredar, Vokalis Kangen Band: Terima Kasih
Baca juga: Duka Gunung Semeru Meletus, Satu Warga Dikabarkan Meninggal dan Belasan Hewan Ternak Mati
Suwarno mengatakan dalam pelaksanaan PHKC itu, ada empat hal yang dikuatkan sebagai upaya untuk melakukan pencapaian visi dan misi kepala daerah.
"PHKC itu ada empat yang dikuatkan. Pertama adalah mutu lulusan, peningkatan mutu lulusan tidak hanya dari segi nilai tetapi dari karakter budi pekerti luhur yang dibangun," jelasnya, Rabu (2/12/2020).
Kemudian, yang kedua, lanjutnya, yakni profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
Ini bersamaan dengan program pemerintah pusat, baik dalam hal penguatan kepala sekolah, guru penggerak dan SPMI, sudah berjalan.
"Dengan adanya itu guru-guru semakin meningkat profesionalismenya. Ada 26 guru di Kapuas yang telah lulus Program Guru Penggerak (PGP), itu didik 9 bulan," ungkapnya.
Selanjutnya, yang ketiga, implementasi kurikulum, saat ini kurikulum yang sudah jalan itukan akan dilakukan perubahan di tahun 2021.
"Kami akan memberikan nuansa kurikulum berbasis kearifan lokal karena pemerintah pusat juga menerapkan merdeka belajar," tandasnya.
Maka, imbuhnya, diberikan kewenangan kepada Disdik dan pihak sekolah untuk mendesain pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan budaya daerah setempat.
Terakhir, yakni adalah peningkatan peran stakeholder, baik itu orangtua, masyarakat, dan lainnya, agar bisa membantu dunia pendidikan.
Ia mencontohkan pihaknya sudah mengembangkan juga dalam hal program Tuntas Baca Tulis Quran (TBTQ) yang dulu pernah dicanangkan dan banyak lagi hal lain yang telah dilakukan.