Selebrita

Foto Al Ghazali Cium Nisan Disorot Maia Estianty, Dul Jaelani Ikut Ziarah Makam HOS Tjokroaminoto

Putra Ahmad Dhani Al Ghazali dan Dul Jaelani Ziarah Makam HOS Tjokroaminoto. Putra Maia Estianty cium nisan.

Penulis: Noor Masrida | Editor: Nia Kurniawan
KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG
Dul Jaelani, Al Ghazali, El Rumi dan Maia Estianty di acara peluncuran single terbarunya di Institute Fraincaise DIndonesia (IFI), Kedutaan Besar Perancis, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018). 

Maia Estianty mulanya tampak mengunggah potret ayah ibunya yang diketahui bernama Harjono Sigit dan Kusthini.

Ayah ibu dari Maia tersebut tampak berdiri berdekatan dengan latar pemandangan laut dan pulau.

Harjono dan Kusthini tampak kompak tersenyum bersama.

Ibu dari tiga anak itu mengaku, H.O.S. Tjokroaminoto merupakan kakek buyutnya yang diketahui merupakan satu di antara pahlawan Tanah Air.

Maia pun menyatakan bangga bisa menjadi keluarga dari orang-orang hebat.

"Hari ini adalah hari Pahlawan...
Mereka berdua adalah Pahlawanku. Mendidik dan mendoakan aku sampai di titik aku sekarang hidup.
Senyum mereka adalah Surgaku.
Selamat hari Pahlawan untuk semuanya ..
Walaupun hari ini juga saya menerima penghargaan mewakili Eyang saya HOS Tjokroaminoto.... (Bangga dilahirkan dari orang2 hebat)
Beliau berdua pahlawanku. @harjonosigit @kusthini_hs
Pahlawanmu mana?

Di kolom komentar, Maia sempat membalas pertanyaan netizen mengenai hubungannya dengan HOS Tjokroaminoto.

Dikatakan, dia adalah cucu dari Oetari, putri Tjokroaminoto.

H.O.S Tjokroaminoto merupakan seorang pahlawan besar di Indonesia yang disebut 'Guru Bangsa' terhebat.

Meski begitu Maia belum pernah bertemu kakek buyutnya, karena HOS Tjokroaminoto meninggal pada umur 52 tahun, tepatnya 17 Desember 1934.

Ayah Maia Estianty yang bernama Harjono Sigit, diketahui merupakan anak dari Siti Oetari Tjokroaminoto.

Siti Oetari (nenek Maia Estianty) merupakan putri sulung Tjokroaminoto.

Pada 1921 Siti Oetari dinikahi Sukarno atas permintaan H.O.S. Tjokroaminoto.

Dilansir dari TribunJateng, pernikahan ini hanya bertahan dua tahun, karena mereka bercerai secara baik-baik pada 1923.

Soekarno pernah bercerita, cintanya kepada Oetari sebenarnya bukan cinta seorang pria kepada wanita.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved