Berita HST

Mualaf Dusun Cabai Patikalain Hantakan HST Dibangunkan Masjid Rp 1,2 Miliar

Mualaf di Dusun Cabai Desa Patikalain Kecamatan Hantakan mendapat bantuan pembangunan masjid baru dengan ukuran dalam 10x10 meter.

Penulis: Eka Dinayanti | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/eka pertiwi
Penentuan arah kiblat 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Mualaf di Dusun Cabai Desa Patikalain Kecamatan Hantakan mendapat bantuan pembangunan masjid baru dengan ukuran dalam 10x10 meter.

Masjid ini rencananya, bakal digunakan sebagai sarana beribadah mualaf di sana.

Di Cabai Patikalain sebelum mualaf semuanya beraliran kepercayaan Kaharingan.

Sebenarnya, pembangunan masjid ini merupakan permintaan khusus dari mualaf di sana.

Masran merupakan mualaf baru di sana.

Ia mengajukan syarat untuk masuk Islam yakni meminta rumah beribadah yang lebih besar.

Baca juga: Konsep Pernikahan Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman Disinggung WO, Putri Rozak Inginkan Ini

Baca juga: Pose Jari Kelingking Kala Ditanya Video Syur Mirip Gisel, Hotman Paris: Aku Juga Suka

Baca juga: Rumah Mewah Lina Dijual Teddy, Sule Juga Ungkap Soal Mobil, Suami Nathalie: Hati-hati

"Saya bersedia masuk Islam. Tapi meminta masjid yang lebih besar. Ini agar mudah bagi kami beribadah," katanya.

Masran menjadi mualaf pada pertengahan 2018 lalu.

Di sana ada 38 umbun atau kepala keluarga yang menjadi mualaf.

Totalnya ada sekitar 140 jiwa mualaf di sana.

Mualaf pertama di Dusun Cabai yakni Kai Ruai.

Pria berusia hampir 100 tahun ini menjadi mualaf pada tahun 95 silam.

Ruai mengakui, sebelum masuk Islam ia sudah mempelajari terkait Islam sejak tahun 1950.

"Dahulu memang di sini kebanyakan aliran kepercayaan. Namun, sekarang sudah mulai menjadi mualaf," ujarnya.

Panitia Pembangunan Masjid Ar Rahman Desa Cabai Patikalain, Zainuddin MD mengatakan, pembangunan Masjid Ad Rahman dibantu oleh donatur tunggal dari Banjarmasin.

Namun, untuk pengerjaannya dibantu oleh Yayasan Masjid Ar Rahman dan Lazizmu.

Pihaknya pun sebelum melaksanakan pembangunan menentukan arah kiblat bersama Kemenag Hulu Sungai Tengah.

Sebenarnya, Masjid Ar Rahman sudah beberapa kali mengalami perombakan.

Pertama tahun 2000 an, masjid ini dahulunya hanya musala dan hanya bangunan rumah.

Kemudian direhab kembali oleh perbankan swasta pada 2015 silam.

Semakin banyaknya mualaf, akhirnya masyarakat di sana meminta masjid yang lebih besar.

Zainuddin mengatakan pengukuran dan penentuan arah kiblat ini dilakukan agar tidak lagi salah kiblat.
Terlebih bangunan terdahulu melenceng dari arah kiblat.

"Masjid ini dibangun sebagai sarana pra sarana mualaf untuk beribadah. Salat lima waktu digelar. Tausiah rutin saban Kamis malam. Dan pelaksanaan salat Jumat," bebernya.

Husnul Khair Pulungan, Dai Gunung Meratus mengatakan, ia bersama pemuda Muahmadiyah akan terus menyiarkan Islam di pedalaman.

"Salat sudah dibimbing. Bahkan kader kami sudah ada yang menjadi imam salat lima waktu. Namun, untuk khutbah dan imam salat Jumat masih kami lalukan," jelasnya.

Kasi Bimas Islam Kemenang HST, M Akhriadi mengaku senang dan berbangga ada masjid di pedalaman meratus khususnya untuk mualaf.

"Penentuan arah kiblat ini penting agar tidak ada kesalahan dalam penentuan kiblat," katanya.

(Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved