Modernisasi Mode di Meratus HSS

Didukung Hadirnya Salon Kecantikan, Perempuan Muda di Loksado HSS pun Melakukan Perawatan

Modernisasi penampilan para perempuan kaum milenial suku Dayak Loksado dibarengi dengan dengan tumbuh dan berkembangnya salon kecantikan

Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/aya sugianto
Penampilan milenial Dusun Kedayang, Desa Haratai Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, saat datang ke TPS untuk menggunakan hal suara mereka pada PIlgub Kalsel 9 Desember 2020 lalu 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Modernisasi penampilan para perempuan khususnya kaum milenial suku Dayak Loksado di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan dibarengi dengan tumbuh dan berkembangnya salon kecantikan yang ada di desa-desa setempat.

Di Kecamatan Loksado terdapat tiga salon kecantikan.

Salon-salon tersebut melayani berbagai perawatan.

Seperti creambath atau perawatan rambut, pewarnaan, perawatan kulit dan wajah (facial) serta potong rambut dan make up.

Baca juga: Modernisasi Mode di Meratus HSS, Perempuannya Pandai Bersolek, Tak Kalah Cantik dengan Gadis Kota

Baca juga: Kecantikan Alami Para Gadis Loksado Tertutup Warna Warni Cat Rambut yang Lagi Tren

Salah satu salon kecantikan yang ada di Kecamatan Loksado adalah Salon Hendri.

Salon ini mengenakan tarif cukup terjangkau, khususnya untuk mewarnai rambut.

“Kisaran harganya Rp 50 ribu sampai 100 ribu ke atas. Tergantung panjang pendeknya rambut Bonusnya creambath,” ungkap Wirda, keponakan Hendri, pemilik salon.

Menurut Wirda, yagg kini memilih sekolah di SMKN 1 Kandangan, salon kecantikan di Loksado cukup ramai dikunjungi para remaja dari berbagai desa.

Mereka pun sudah melakukan perawatan, seperti wajah dan rambut.

“Tapi namanya di kampung, tarifnya tak bisa semahal di perkotaan,” katanya.

Wirda yang masih duduk di kelas X itu mengaku tak tertarik mewarnai rambutnya, mengikuti tren yang dilakukan teman-temannya.

“Saya mualaf. Sejak kecil, mulai kelas VII SMP, saya sudah memakai jilbab. Lagi pula, kalau sekolah di sini (SMKN 1 Kandangan) dilarang guru mengecat rambut,” ungkapnya.

Meski demikian, Wirda mengatakan bisa memaklumi teman-temannya yang kini mengikuti mode.

“Yang penting prilaku kita tetap sesuai dengan budaya adat kita. Jangan terpengaruh budaya luar,” katanya.

(banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved