Ancaman Buaya Muara di Kotabaru
Buaya Muara di Wilayah Rawa Kotabaru Semakin Ganas karena Habibatnya Terganggu
Tiga kasus korban diterkam buaya dan berakhir dengan korban meninggal, diakui Kasi Konservasi Wilayah 3 Batulicin, BKSDA Kalsel, Nikmat Hakim P
Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Serangan buaya berujung tewas korban, terjadi tiga kasus.
Pertama di wilayah Sebamban, Kabupaten Tanahbumbu. Kemudian dua kasus di Kotabaru antara lain, di Desa Karang Payau, Kecamatan Kelumpang Hulu dan Sungai Nipah, Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan.
Tiga kasus korban diterkam buaya dan berakhir dengan korban meninggal, diakui Kasi Konservasi Wilayah 3 Batulicin, BKSDA Kalsel, Nikmat Hakim P.
Kepada banjarmasinpost.co.id, Nikmat menjelaskan, indikator penyebab beberapa kasus korban diterkam buaya.
Baca juga: Buaya Muara Masih Mengancam Warga di Wilayah Rawa Kotabaru, Pemanen Ikan Diterkam di Pinggir Sungai
Baca juga: Petugas Rebut Tubuh Korban Terkaman dari Mulut Buaya Muara di Kotabaru yang Semakin Ganas
Baca juga: Buaya Muara Masih Jadi Ancaman Warga di Wilayah Rawa Kotabaru, ini Tiga Daerah Rawan Serangan Buaya
Pertama, ketergantungan masyarakat dengan air sungai masih tinggi, seperti melakukan aktivitas MCM (Mandi Cuci dan Kakus).
Selain konversi lahan sebelumnya rawa tempat habitat buaya, berubah fungsi jadi lahan tambak.
Biasanya disebabkan, karena pertambahan penduduk dan bermukim di bantaran sungai.
Dengan beragam alasan, mendirikan bangunan rumah dekat bantaran sungai karena budaya, selain menjadi alasan mempermudah kekerabatan.
"Itu juga salah satunya," terang Nikmat Hakim.
Habitat buaya cenedrung dari bantaran sungai sampai ke muara (pertemuan antara air asin dan payau), dan nipah, karena terdapat habitat ikan yang menjadi makanan buaya.
Namun ketika area tidak masuk kawasan hutan (cagar alam), terkadang dirubah fungsi, semisal dijadikan tambak.
"Sedangkan pola pembangunan tambak biasanya suka pakai racun. Sementara air pasang surut. Air mengalir ke sungai hingga anak-anak ikan pada mati. Di situ ada habitat buaya, sementara buaya perlu makan," ujarnya.
Karena habitatnya terganggu, mengakibatkan buaya migrasi ke daerah lain, sementara binatang juga punya keinginan untuk bertahan hidup.
"Akhirnya berusaha mencari itu (makan) karena berusaha bertahan hidup," pungkas Nikrmat Hakim.
BANJARMASINPOST.CO.ID/Helriansyah
