Techno
Banyak Pengguna Berpindah Aplikasi Lain, Whatsapp Batalkan Kebijakan Integrasi dengan Facebook
Pihak Whatsapp membatalkan pembaruan kebijakan yang bertujuan mengintegrasikan layanan dengan Facebook.
BANJARMASINPOST.CO.ID – Kebijakan diambil raksasa penyedia platform komunikasi WhatsApp.
Pihaknya membatalkan pembaruan kebijakan yang bertujuan mengintegrasikan layanan dengan Facebook.
WhatsApp turut memperhatikan migrasi besar-besaran pengguna aplikasi percakapan ini ke platform lain selama beberapa hari terakhir.
Pengguna WA di dunia mengkhawatirkan platform milik Facebook itu akan membagikan data pribadi pengguna ke perusahaan induknya.
Baca juga: Perbedaan Klaim Token Listrik Gratis PLN Januari 2021, New PLN Mobile atau Login www.pln.co.id & WA
Baca juga: Penyelam Kopaska Temukan Dompet Indah Halimah Putri, Korban Sriwijaya Air SJ 182 Asal Ogan Ilir
Laman berita Russia Today, Sabtu (16/1/2021), memberitakan, WA menunda pembaruan hingga pertengahan Mei 2021.
Perusahaan itu menyalahkan "kebingungan" dan "informasi yang salah" untuk masalah privasi yang berkembang di antara pelanggan.

Mereka bersikeras pembaruan kebijakan tidak akan menyerahkan data pengguna tambahan, seperti pesan pribadi, ke Facebook di bawah kebijakan barunya.
"Kami akan selalu melindungi percakapan pribadi Anda dengan enkripsi ujung ke ujung, sehingga baik WhatsApp maupun Facebook tidak dapat melihat pesan pribadi ini," kata perusahaan itu.
“Itulah mengapa kami tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim pesan atau menelepon semua orang. Kami juga tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan dan kami tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook," kata perusahaan itu lewat pengumuman di blog WA.
Baca juga: Beli Emas Kian Mudah Lewat e-Mas Mandiri Syariah Mobile, Begini Caranya
Awal bulan ini, platform obrolan WA memberi tahu pengguna tentang pembaruan kebijakan yang akan datang, mencatat itu akan mencakup opsi baru untuk bisnis perpesanan di WhatsApp.
Mereka lewat pesan massal di masing-masing aplikasi WAS pengguna menyatakan pelanggan memiliki waktu hingga 8 Februari 2021 untuk menerima perubahan, atau akun mereka akan diblokir.
Pemberitahuan tersebut segera memicu kekhawatiran pembaruan tersebut akan berarti perubahan signifikan pada cara WhatsApp membagikan data, yaitu dengan perusahaan induknya Facebook.
Meskipun perusahaan dengan tegas membantah desas-desus tentang berbagi data yang lebih mengganggu, kekhawatiran tersebut tetap memicu eksodus besar-besaran dari platform.
Banyak pengguna pindah ke aplikasi obrolan pesaing, seperti Telegram dan Signal. Pada Jumat, Signal mengatakan mengalami pemadaman global karena "jutaan" pengguna baru berbondong-bondong ke platform mereka.
Baca juga: Pantau Banjir di Banjarbaru Panglima TNI Bantu Makanan dan Selimut
Perkembangan ini menunjukkan pesan privasi itu penting. Telegram, sementara itu, menghitung sekitar 5,6 juta unduhan dalam waktu kurang dari seminggu awal bulan ini.
Telegram memperoleh lebih dari 25 juta pengguna baru selama 72 jam terakhir. Semua itu datang ketika WhatsApp melihat unduhan surut dari 12,7 juta menjadi 10,6 juta dibandingkan minggu lalu.
Kabar ini diwartakan analitik pelacak aplikasi seluler, Sensor Tower. Kenyataan ini tak terhindarakan sebagai akibat pengumuman kebijakan baru aplikasi milik Facebook itu.
Ekonom dari The American Institute for Economic Research Jeffrey Tucker meyakini ini adalah momen terbaik dalam sejarah teknologi.
Menurut Tucker, setelah 20 tahun mengabaikan syarat dan ketentuan, orang-orang akhirnya menyadari seperti apa perusahaan tersebut.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 8.000, Dibanderol Rp 948.000 Per Gram
"Mereka tidak mempercayai WhatsApp dengan cara yang sama, seperti yang terjadi di masa lalu, saat semua orang mengupload semua informasi mereka dan mempercayai big tech untuk menjaganya agar tetap aman," kata Tucker.
Menurutnya, saat ini orang telah kehilangan kepercayaan dan rasa hormat terhadap perusahaan big tech. "Ini sebenarnya adalah momen besar di market untuk teknologi media sosial," tegas Tucker.
Pekan lalu, lewat akun Twitter, WA berusaha memberikan penjelasan berulang terkait rumor kebijakan privasi yang mulai berlaku bulan depan.
Menurut WhatsApp, kebijakan privasi ini 100 persen tetap melindungi pesan pribadi penggunanya dengan enkripsi end-to-end.
Selain itu WhatsApp juga mengatakan, melalui kebijakan ini pihaknya tidak melihat pesan pribadi pengguna ataupun mendengarkan panggilan telepon.
"Kami tidak melihat isi pesan pribadi dan juga tidak mendengarkan panggilan telepon pengguna melalui kebijakan ini," ucap Head of WhatsApp, Will Cathcart.
Ia juga menyebutkan, pihaknya tidak menyimpan catatan siapa saja yang mengirim pesan atau melakukan panggilan telepon.
"Selain itu, kami juga tidak menggunakan kebijakan ini untuk melihat lokasi yang dibagikan pengguna. Begitu juga dengan Facebook, tidak melakukan itu," kata Will Cathcart.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul whatsapp-tunda-pembaruan-kebijakan-aplikasi-tetap-eksis-selewat-8-februari-2021