Berita Banjarmasin
Demo Supir Truk, Anggota DPRD Kalsel ini Minta Prioritaskan Truk BBM dan Sembako
Supir angkutan demo lantaran truk mereka tak bisa melewati jalur lingkar kilometer 17 karena kondisinya rusak parah akibat banjir.
Penulis: Milna Sari | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Supir angkutan demo lantaran truk mereka tak bisa melewati jalur lingkar kilometer 17 karena kondisinya rusak parah akibat banjir.
Selain itu, penutupan ruas jalan dari dalam kota Banjarmasin menuju Handil Bakti yang otomatis membuat kendaraan roda dua dan empat lainnya menumpuk mulai memasuki jalan Brigjen Hasan Basri tepatnya di depan kampus STIE Banjarmasin.
Sementara akses jalan untuk angkutan berat di Jembatan Kayu Tangi lama yang posisinya berdampingan dengan jembatan baru dibuka, dikhawatirkan menimbulkan getaran pada pengerjaan jembatan baru.
Selain itu akses lewat Jalan A Yani tepatnya di Mataraman, Kabupaten Banjar jembatan putus belum selesai diperbaiki.
Baca juga: Permintaan Tak Dipenuhi, Sopir Truk di Banjarmasin Ngamuk, Lalu Tutup Kayutangi
Baca juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Turun Rp 4.000, Emas Antam 2 Gram Jadi Rp 1.944.000
Baca juga: Diwakili Dimas Kembaran Raffi Ahmad Antar Donasi Banjir Kalsel, Nagita Slavina Tak Ikut
Anggota DPRD Kalsel dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Firman Yusi, Sabtu (23/1/2021) meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memastikan jalur distribusi oleh angkutan truk sembako dan BBM ke daerah Hulu Sungai harus tetap aman.
Saat ini masyarakat daerah hulu sungai mulai merasakan sulitnya memperoleh sembako dan BBM akibat terganggunya distribusi kedua bahan pokok tersebut.
“Saat ini mulai terjadi kelangkaan sejumlah bahan pokok seperti telur dan bahkan beras, demikian pula dengan BBM, buktinya harga telur dan BBM di tingkat eceran, khususnya BBM di luar SPBU mulai terjadi kenaikan,” ujar Firman di sela-sela kunjungan kerja Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel.
Sekretaris Komisi IV ini berharap, pemerintah provinsi segera turun tangan mengatur dan menjamin proses distribusi yang terganggu sebagai dampak dari banjir besar yang melanda sebelas kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan ini.
“Terendamnya sejumlah ruas jalan trans Kalimantan saat puncak banjir sekitar 14 – 18 Januari 2021 lalu ditambah putusnya jembatan di Mataraman, Kabupaten Banjar dan Kapuh, Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengganggu distribusi bahan pokok dan BBM yang biasanya disuplai dari Banjarmasin,” jelasnya.
Demi menjamin kelancaran distribusi, Firman menyarankan agar akses alternatif yang digunakan untuk menghindari jembatan putus di Mataraman dan Kapuh tersebut dapat digunakan untuk distribusi sembako dan BBM pada jam tertentu dengan bantuan pengawalan dari aparat terkait.
“Jadi untuk menjamin kelancaran distribusi BBM dan sembako, jalan alternatif mulai Simpang Tiga Haji Duan yang tembus ke Danau Salak dan dari Simpang Empat Barikin, melalui Jalan Teluk Mesjid kembali ke Jalan A Yani pada jam tertentu dikhususkan bagi sembako dan BBM dengan bantuan pengawalan khusus dari aparat,” ujarnya.
Kelangkaan BBM dan pasokan sembako ini juga mempengaruhi kecepatan penanggulangan bencana di HST yang menurut Firman menjadi daerah dengan dampak banjir bandang terberat dalam bencana kali ini.
“Pergerakan tim penanggulangan bencana, baik pemerintah maupun relawan akan sangat dipengaruhi ketersediaan BBM dan sembako di hulu sungai. Pengamatan kami di lapangan, pembelian sembako secara besar-besaran oleh donatur dan relawan untuk disumbangkan ke korban bencana menjadi alasan utama kelangkaan bahan pokok ini disamping terganggunya distribusi, informasi kawan-kawan dari berbagai komunitas yang memberikan bantuan, mereka mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras dan telur serta BBM untuk memobilisasi bantuan tersebut,” tambahnya.
Banjarmasinpost.co.id/Milna