Breaking News

Berita Banjar

LPG 3 Kg Langka, Anggota DPR RI Ini Gelar Operasi Pasar dan Minta PT BAI Layani Masyarakat

masyarakat Kalimantan Selatan harus dihadapkan dengan kelangkaan Gas Elpiji 3 kilo gram akibat terbatasnya pasokan. 

Penulis: Siti Bulkis | Editor: Hari Widodo
Syaifullah Tamliha untuk BPost
Operasi Pasar Gas LPG 3 Kilo gram untuk warga terdampak banjir di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Belum usai perkara covid-19, banjir hingga puting beliung, masyarakat Kalimantan Selatan harus dihadapkan dengan kelangkaan Gas Elpiji 3 kilo gram akibat terbatasnya pasokan. 

Diantaranya adalah masyarakat yang terdampak banjir di Desa Paku Alam, Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang harus merasakan kelangkaan. Seperti diketahui banjir yang merendam desa tersebut paling parah di Kecamatan Sungai Tabuk. 

Ternyata selain terdampak cukup lama, warga turut dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan pasokan Gas Elpiji 3 kilo gram.

Langkah sigap dilakukan Korem 101 Antasari dan PT Borneo Anugerah Insanindo (BAI) pada Rabu, 3 Januari 2021 dengan menggelar operasi pasar di Desa Paku Alam untuk atasi kelangkaan akan kebutuhan gas tersebut. 

Buka Layanan Aduan BBM dan LPG 3 Kg, Disperindag Tabalong Terima Puluhan Pengaduan

Penuhi Gas LPG 3 Kg, Disperindag Kabupaten Tabalong dan Pertamina Gelar Operasi Pasar

Elpiji Tabung Melon Masih Mahal, Polsek Telaga Langsat Gelar Pasar Khusus LPG 3 KG

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Syaifullah Tamliha mengatakan, sebagai pemilik PT Borneo Anugerah Insanindo telah menginstruksikan Direktur PT BAI untuk melayani masyarakat yang terdampak banjir dan terisolir meski distribusinya melalui jalur Sungai Martapura. 

Kelangkaan ini berkaitan dengan turunnya pendistribusian Gas Elpiji 3 kilo gram. Tercatat di Desember 2020 sebanyak 946 Skidtank atau 12.327.170 kilo gram mengalami penurunan di Januari 2021 menjadi 740 Skidtank atau 9.646.050 kilo gram.

"Ini karena terkendala dengan banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan terputus, dikarenakan sebab yang kita ketahui bersama. Yang mana pada akhirnya juga berdampak pada mobil skidtank gas dan tanki minyak tidak bisa menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) untuk gas dan SPBU untuk minyak," Ungkapnya. 

Dengan operasi pasar ini setidaknya bisa sedikit membantu warga untuk mendapatkan kebutuhan akan Gas Elpiji 3 kilo gram untuk memasak. (Banjarmasinpost.co.id/Siti Bulkis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved