Berita Kotabaru
Terkait Air Keruh di Desa Sungup Kanan akibat Tambang, DLH Kotabaru akan Turun ke Lapangan
Persoalan air baku terkontaminasi kegiatan tambang batu bara di wilayah Desa Sungup Kanan, Kecamatan Pulaulaut Tengah menjadi perhatian DLH Kotabaru
Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Persoalan air baku terkontaminasi kegiatan tambang batu bara di wilayah Desa Sungup Kanan, Kecamatan Pulaulaut Tengah, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan menjadi perhatian pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Kegiatan tambang hanya berjarak puluhan meter dari DAM tampungan air baku sebagai sumber air bersih yang digunakan warga di 4 RT.
Sumber air baku menjadi kebutuhan primer warga seperti mandi, cuci, kakus, bahkan dipakai untuk memasak dan minum.
• Rumah Warga Terdampak Banjir di Banjarmasin Mencapai 1.600 Buah
• IMLEK 2021, Ramalah 9 Shio yang Beruntung di Awal Tahun Baru Imlek 2571, Wow! Ada Kenaikan Gaji
• Satgas Incar 181 Titik di A Yani Banjarmasin untuk Normalisasi Sungai
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru Arif Fadilah Jumat (5/2/2021) mengatakan terkait hal itu bukan menjadi kewenangan kabupaten tapi kewenangan DLH Provinsi Kalimantan Selatan.
"Sekarang kewenangan itu sepenuhnya di Provinsi. Selain itu juga harus ada surat pengaduan resmi dari masyarakat," terang Arif.
Pihaknya di kabupaten akan berkoordinasi dan menyampaikan keluhan masyarakat ke pihak Provinsi, karena air baku sumber kebutuhan masyarakat.
Pihaknya berencana akan turun, melihat secara langsung kondisi di lapangan.
Terlepas dari kewenangan kabupaten, Arif menilai karena ada kehidupan ekosistem yang perlu dijaga keberlangsungannya.
"Ya, karena kekeruhannya mengalir sampai ke sungai," pungkas Arif.
Sebelumnya diberitakan, warga di 4 RT mengeluhkan, pascakegiatan tambang.
Mereka tidak bisa lagi memanfaatkan air baku di DAM sebagai sumber air bersih.
Keluhan mereka karena kondisi air berwarna keruh pekat tidak bisa dipakai, untuk mandi, mencuci apalagi memasak.
Selain warga juga mengeluhkan kebisingan deru mesin kegiatan penambangan.
Terlebih kegiatan blasting, karena beberapa bagian rumah mereka ada retak akibat getaran tanah dari eksistensi peledakan.