Ramadan 1442 H
1 Ramadan 1442 H Jatuh pada 13 April 2021 Menurut Maklumat Muhammadiyah, Idul Fitri pada 12 Mei 2021
Awal Ramadan 1442 H sudah ditetapkan organisasi massa (Ormas) Muhammadiyah melalui maklumatnya, Ramadhan 2021 jatuh pada hari Selasa 13 April 2021.
Rukyatul Hilal
Rukyatul hilal dapat diartikan sebagai aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada Kalender Hijriah.
Rukyatul hilal biasanya dilakukan untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah, Ramadhan, dan Syawal.
Menurut Khazin, ada 82 titik pemantauan hilal di seluruh Indonesia.
Sebelum melaksanakan pemantauan Kemenag bekerja sama dengan ormas dan para pakar untuk melakukan perhitungan-perhitungan soal ketinggian hilal.
"Tentunya sebelum melaksanakan rukyat, Kementerian Agama bekerja sama dengan Ormas Islam, para pakar baik dari BMKG, Lapan, dan pondok pesantren sudah melakukan perhitungan-perhitungan bagaimana nanti di satu titik berapa derajat ketinggian hilal di wilayah tersebut," kata Khazin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/4/2020).
• KUMPULAN Amalan Bulan Rajab 1442 Hijriyah, Mulai Qadha Ramadhan, Ayyamul Bidh dan Istighfar
Khazin mengatakan, penghitungan itu dilakukan untuk menghindari terjadinya 'salah lihat'. Sebab, jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan obyek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau obyek lainnya.
Menurutnya, hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.
"Kalau di bawah itu berarti belum rukyat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah artinya dengan ketinggian di bawah itu kemungkinannya kecil untuk bisa dilihat," jelas dia.
Pemantauan hilal Ramadhan biasanya dilakukan pada tanggal 29 bulan Syakban. Apabila hilal terlihat dengan beberapa ketentuan di atas, maka bulan Syakban dicukupkan 29 hari.
"Syakban ini nanti bisa dilihat enggak hilalnya, kalau ternyata terlihat berarti umur bulan Syakban dicukupkan 29 hari. Kalo seumpama tidak terlihat, berarti bulan Syakban diistikmalkan (disempurnakan) menjadi 30 hari," tutur Khazin.

Metode Hisab
Sementara itu, hisab dapat diartikan dengan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Khazin menjelaskan, metode hisab yang berkembang di Indonesia ada beberapa rujukan atau kitab dan sudah menggunakan metode kontemporer.
"Kalau di Kemenag kan menggunakan data ephemeris hisab rukyat. Meski ada beberapa metode hisab, biasanya hasilnya sama," kata dia.