Nisfu Syaban 2021

USTAZ Abdul Somad Menyebut Ada Ampunan Dosa Bila Beribadah di Malam Nisfu Syaban 2021, Kecuali

Dalam bahasannya, Ustaz Abdul Somad membicarakan ampunan dosa bila beribadah sungguh-sungguh di malam Nisfu Syaban 2021, kecuali orang-orang ini.

Editor: Didik Triomarsidi
Kolase/ Muslimvillage.com
USTAZ Abdul Somad Menyebut Ada Ampunan Dosa Bila Beribadah di Malam Nisfu Syaban 2021 

Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Ustaz Abdul Somad membahas soal ampunan dosa bila beribadah di malam Nisfu Syaban 2021, kecuali orang yang melakukan ini.

Malam Nisfu Syaban jatuh pada Minggu 28 Maret 2021 malam hingga Senin 29 Maret 2021 malam.

Syaban merupakan bulan kedelapan dalam 12 bulan penanggalan Islam, sedangkan Nisfu memiliki arti pertengahan.

Sehingga, Nisfu Syaban memiliki arti pertengahan bulan Syaban.

Di Indonesia, malam Nisfu Syaban sering diperingati dengan ibadah khusus, karena kurang lebih setengah bulan lagi akan bertemu dengan bulan Ramadhan.

Baca juga: Doa & Amalan di Malam Nisfu Syaban 1442 H, Jadi Pengingat Sebelum Tiba Ramadhan 2021

Baca juga: Jadwal Puasa Nisfu Syaban 1442 H, Inilah Amalan yang Bisa Dilakukan dan Pandangan Ustadz Abdul Somad

Baca juga: 2 Lafadz Doa Buka Puasa Nisfu Syaban 2020, Simak 5 Adab Saat Berbuka

Secara bahasa, Nisfu Sya'ban artinya separuh bulan Sya'ban, yang kemudian dipahami nisfu sya'ban adalah hari ke-15 bulan sya'ban atau pertengahan.

Di hari ke-15 inilah Allah akan memberikan pembebasan dosa kepada umat beriman dan bertakwa yang memohon ampun.

Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang beriman, kecuali orang yang menyekutukan Allah dan yang bertengkar namun saat malam Nisfu Syaban belum juga berdamai.

"Semua yang beribadah malam itu, diampunkan Allah kecuali orang-orang yang menyekutukan Allah dan mereka yang belum berdamai," ucap Ustazd Abdul Somad.

"Jadi malam ini bisa dibilang malam perdamaian, supaya masuk bulan Syaban hatinya plong," lanjutnya.

"Nah jadi malam itu bisa kita hidupkan dengan ibadah seperti baca qur'an, dzikir, tahajud, witir, shalat sunah taubat, bangun tengah malam mandi. lepas mandi ambil wudhu, lalu shalat sunah wudhu, caranya sama shalat iftitah masjid," jelas Ustadz Abdul Somad.

Berikut video ceramah Ustaz Abdul Somad dalil tentang menghidupkan malam Nisfu Syaban:

Pada malam nisfu sya'ban orang Islam beramai-ramai memperbanyak amalan.

Adapun amalan yang dilakukan di antaranya adalah membaca Alquran, dzikir, memperbanyak shalat sunnah, atau pun puasa sunnah nisfu sya'ban.

Hukum Amalan Puasa nisfu sya'ban

Namun menurut Ustaz Abdul Somad dalam video ceramahnya anjuran puasa saat nisfu Syaban adalah daif atau lemah. Tapi boleh saja kita lakukan jika ingin berpuasa.

“Kalau mau, silakan saja, apalagi jika untuk kebaikan bersama, tetapi hadisnya lemah. Hadits puasa di bulan Syaban yang kuat adalah berpuasa di bulan-bulan haram atau mulia, yaitu Zulhijjah, Zulkaidah, Rajab dan Syaban dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya di malam Nisfu. Jadi, ini hadisnya umum bulannya, tak khusus dijelaskan harus di saat Nisfu Syaban, tetapi di bulan-bulan haram,” jelasnya.

Membaca Surat Yasin 3 Kali saat Nisfu Syaban

Melansir Tribunnews berjudul "Rangkaian Ibadah Malam Nisfu Syaban, Baca Yasin 3 Kali Setelah Maghrib, Apa Hukum dan Keutamannnya?" Menurut artikel dari Nu Online yang tayang pada 11 Mei 2017:

Adapun aktivitas masyarakat di malam nisfu Sya‘ban yang membaca Surat Yasin 3 kali yang kemudian juga diiringi dengan permintaan berupa keberkahan pada umur, harta, dan hajat-hajat lainnya tidak perlu dipersoalkan karena memang tidak ada masalah secara syar‘i di situ.

Ilustrasi - perempuan muslim membaca alquran ukuran jumbo.
Ilustrasi - perempuan muslim membaca alquran ukuran jumbo. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

Yang dibaca adalah salah satu surat di dalam Al-Quran.

Pihak yang diminta juga tidak lain adalah Allah SWT.

Mereka juga meminta yang baik-baik untuk kemaslahatan dunia dan akhirat baik pribadi maupun kepentingan umum.

Hal ini dijelaskan dengan detail oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki berikut ini.

لكن لا مانع أن يضيف الإنسان إلى عمله مع إخلاصه مطالبه وحاجاته الدينية والدنياوية، الحسية والمعنوية، الظاهرة والباطنة، ومن قرأ سورة يس أو غيرها من القرآن لله تعالى طالبا البركة في العمر، والبركة في المال، والبركة في الصحة فإنه لا حرج عليه، وقد سلك سبيل الخير (بسرط أن لا يعتقد مشروعية ذلك بخصوصه) فليقرأ يس ثلاثا، أو ثلاثين مرة، أو ثلاث مئة مرة، بل ليقرأ القرآن كله لله تعالى خالصا له مع طلب قضاء حوائجه وتحقيق مطالبه وتفريج همّه وكشف كربه، وشفاء مرضه وقضاء دينه، فما الحرج في ذلك...؟.. والله يحب من العبد أن يسأله كل شئ، حتى ملح الطعام وإصلاح شسع نعله

Artinya, “Tapi tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal salehnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin. Siapa saja yang membaca Surat Yasin atau surat lainnya dengan ikhlas lillahi ta‘ala sambil memohon keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu tak masalah. Artinya, orang ini telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salehnya itu disyariatkan secara khusus untuk hajat tersebut).

Silakan membaca Surat Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatamkan 30 juz Al-Quran secara ikhlas lillahi ta‘ala diiringi dengan permohonan atas segala hajat, doa agar harapan terwujud, permintaan agar dibukakan dari kebimbangan, pengharapan agar dibebaskan dari kesulitan, permohonan kesembuhan dari penyakit, permintaan kepada Allah agar utang terbayar.

Lalu di mana masalahnya? Allah senang terhadap hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya atas pemenuhan hajat apapun termasuk hajat atas garam pelengkap masakan dan hajat atas tali sandal yang rusak,” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban? cetakan pertama, 1424 H, halaman 119).

Sayyid Muhammad bin Alwi menyatakan secara jelas bahwa permohonan, munajat, dan doa kepada Allah SWT tidak menafikan keikhlasan amal tertentu.

Artinya, para hamba Allah SWT boleh saja berdoa agar Allah SWT memenuhi segala hajatnya tanpa harus khawatir akan amalnya.

Ini yang disebut dalam istilah agama dengan sebutan “tawassul” atau “wasilah”.

Salah satu dalil atas tawasul adalah cerita Rasulullah SAW dalam hadits shahih terkait tiga orang yang terperangkap di dalam gua.

Pintu gua tertutup oleh batu besar.

Di tengah keputusasaan, masing-masing dari mereka kemudian memohon kepada Allah sambil menyebut amal saleh terikhlas yang pernah mereka lakukan.

Berkat tawasul dengan amal saleh itu, sedikit demi sedikit batu besar yang menutup mulut gua itu bergeser. “Tawasul jenis ini dijelaskan dengan detil dan rinci oleh Syekh Ibnu Taimiyah secara khusus dalam kitabnya terutama pada artikel berjudul ‘Qaidah Jalilah fit Tawassul wal Wasilah’,” (Sayyid Muhammad bin Alwi, 1424 H: 120).

Sebagaimana kita tahu bahwa istilah “wasilah” ini dipakai dalam Al-Quran dalam Surat Al-Maidah ayat 35. Berikut ini kami kutip istilah tersebut beserta tafsirnya.

يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّه" خَافُوا عِقَابه بِأَنْ تُطِيعُوهُ "وَابْتَغُوا" اُطْلُبُوا "إلَيْهِ الْوَسِيلَة" مَا يُقَرِّبكُمْ إلَيْهِ مِنْ طَاعَته

Artinya, “(Wahai orang-orang beriman, takwalah kepada Allah) takutlah akan siksa-Nya. Caranya, taati perintah-Nya. (Untuk sampai kepada-Nya, carilah) kejarlah (sebuah wasilah) berupa amal ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada-Nya,” (Lihat Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun).

Itulah penjelasan tentang hukum membaca surah yasin pada malam Nisfu Sya'ban namun juga dihajatkan untuk sesuatu.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Apa Itu Nisfu Syaban? Jatuh 29 Maret 2021 Berikut Amalan dan Keutamaannya,

Sumber: Surya Online
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved