Kriminalitas Regional

Janda Muda dan Siswi SMA Dibunuh di Hotel Puncak, Jasad Dimasukan ke Tas Lalu Dibuang Begitu Saja

Terungkap fakta pembunuhan berantai di Bogor, tekuk jasad korban agar masuk tas lalu dibuang begitu saja

Editor: Didik Triomarsidi
Lingga Arvian Nugroho/Tribun Bogor
Tersangka MRI (21) pelaku pembunuhan 2 perempuan muda di Bogor menunjukan wajah tenang saat digiring petugas di Mapolres Bogor, Kamis (11/3/2021) 

Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pelaku pembunuh siswi SMA dan janda muda di Bogor digiring polisi ke dua tempat pembuangan mayat korban yakni di Cilebut dan Gunung Geulis, Kamis (11/3/2021).

Menurut pengakuan pelaku berinisial MRI (21) pembunuhan berantai di Bogor, Jawa Barat, jasad korban lalu ditekuk-tekuk agar dapat masuk ke dalam tas ransel.

Setelah itu, mayat korban dibuang begitu saja oleh pelaku.

Pelaku pembunuh siswi SMA dan janda muda di Bogor digiring polisi ke dua tempat pembuangan mayat korban yakni di Cilebut dan Gunung Geulis, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: FAKTA TERBARU Kecelakaan Bus di Sumedang Korban Tewas Bertambah, Rata-rata Korban Terjepit

Baca juga: VIDEO Call Korban Kecelakaan Bus di Sumedang, 24 Orang Tewas, Lia: Gak Nyangka Itu Lambaian Terakhir

Baca juga: Pria Ganteng Ini Disergap dan Tewas Disantap 2 Ekor Singa, Gara-gara Melacak Cheetah

Pantauan TribunnewsBogor.com, pelaku berinisial MRI (21) ini tampak mengenakan kaos biru tahanan kriminal sat tahti dengan papan tulisan yang dikalungkan berbunyi 'pelaku pembunuhan.'

Pelaku ini juga diintrogasi oleh Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro didampingi Kapolres Bogor AKBP Harun karena tempat pembuangan mayat ini berada di dua wilayah hukum polres yang berbeda.

Di salah satu TKP pembuangan mayat di Jalan Trobosan, kawasan Gunung Geulis, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, pelaku mengaku bahwa mayat korban berinisial EL (23) dilipat agar masuk ke tas gunung atau carrier yang dia siapkan sebelum dibuang.

"Kepalanya di atas," kata MRI saat ditanyai polisi soal cara dia melipat dan memasukan tubuh korban ke dalam tas gunung.

Tas gunung tersebut juga merupakan tas yang digunakan pelaku untuk memasukan korban siswi SMA berinisial DP (18) dan dibuang di Cilebut, Tanah Sareal, Kota Bogor.

MRI mengatakan bahwa proses membuang mayat itu dia lakukan begitu saja dengan waktu yang singkat.

"(Dibuang) Gak sampai lima menit. Cuma ditarik aja (tasnya)," kata MRI ekspresi wajah tenang.

Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan bahwa modus yang dilakukan pelaku MRI di TKP pembuangan Gunung Geulis ini hampir sama dengan TKP pertama di Cilebut, Kota Bogor.

"Hampir sama dengan (temuan mayat korban) yang di kota yaitu berkenalan melalui media sosial, kemudian mereka bertemu, berkencan dan dilakukanlah pembunuhan ini," kata AKBP Harun di lokasi, Kamis (11/3/2021) sore.

Pembunuhan sendiri, kata dia, dilakukan di salah satu penginapan di kawasan Puncak Bogor dengan cara pelaku mencekik korban.

"Langkah selanjutnya kita berkoordinasi dengan Polresta Bogor Kota, kita bekerja sama terkait penyidikan perkara ini karena tersangkanya sama, pelakunya sama, kita akan melakukan penyidikan dan pemeriksaan tersangka dan mengumpulkan barang bukti lainnya.

Diketahui, setelah sepekan lebih akhirnya polisi menangkap pelaku pembunuhan siswi SMA berinisial DP yang ditemukan dalam plastik sampah hitam di Jalan Raya Cilebut, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Pelaku ini berjumlah satu orang, ditangkap polisi di persembunyiannya di Depok pada Rabu (10/3/2021) sekitar 19.30 WIB malam.

Dia diketahui berinisial MRI yang masih berusia 21 tahun.

Kemudian belakangan diketahui bahwa pelaku ini juga merupakan pelaku yang sama dengan kasus temuan mayat janda muda berinisial EL (23) yang ditemukan pada Rabu (19/3/2021) pagi di pinggir jalan kawasan Gunung Geulis, Desa Pasir, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

"Tidak hanya (sampai) sekitar dua minggu melakukan, kemudian tersangka kembali melakukan (pembunuhan)," tambah Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.

Susatyo menyebut bahwa kasus ini merupakan pembunuhan berantai.

Serta ada kecendrungan dari pelaku yang menikmati kematian korban yang dia bunuh.

"Ini adalah termasuk dalam kaitan serial killer atau pembunuhan berantai dan ada kecendrungan untuk menikmati dengan meninggalnya korban tersebut," kata Susatyo.

Susatyo mengatakan bahwa kasus ini masih akan terus didalami termasuk menelusuri jejak digital media sosial dari tersangka MRI ini.

Pengakuan Pelaku

MRI alias Rian (21) tersangka pembunuhan berantai di Bogor menyatakan dirinya membenci wanita.

Inilah pengakuan terbaru pelaku pembunuhan berantai yang mayatnya masing-masing dibungkus plastik sampah dan tas ransel besar (carrier).

Nekat membunuh dua wanita di Bogor, Rian mengurai pengakuan mengejutkan.

Penangkapan pembunuh berantai
Penangkapan pembunuh berantai (ilustrasi/surya.co.id)

Rian mengaku bahwa kebenciannya terhadap perempuan adalah motif utama dirinya membunuh dua korbannya.

Pengakuan Rian itu dicuplik TribunnewsBogor.com dalam sebuah video berdurasi singkat yang beredar di media sosial.

"Kenapa kamu bunuh ?" tanya perekam.

"Saya benci sama perempuan," akui Rian dengan wajah tenang.

Lebih lanjut, Rian pun mengaku awal perkenalannya dengan dua korbannya itu adalah melalui jalur open BO.

Rian juga mengaku bahwa ia membayar Rp 1 juta untuk menggunakan jasa open BO tersebut.

"(Kenal lewat) open BO, bayar Rp 1 juta," akui Rian.

Mengenai detik-detik pembunuhan, Rian mengurainya dengan detail.

Tersangka MRI (21) pelaku pembunuhan 2 perempuan muda di Bogor menunjukan wajah tenang saat digiring petugas di Mapolres Bogor, Kamis (11/3/2021)
Tersangka MRI (21) pelaku pembunuhan 2 perempuan muda di Bogor menunjukan wajah tenang saat digiring petugas di Mapolres Bogor, Kamis (11/3/2021) (Lingga Arvian Nugroho/Tribun Bogor)

"(Dibunuh) di hotel Puncak, dicekik. (Setelah itu) saya bungkus plastik. (Dibawa) saya sewa tas di teman saya. Saya bawa (mayat dibungkus plastik itu lalu dimasukkan ke dalam tas)," ungkap Rian.

Ditanyai dengan nada tinggi, Rian pun mengaku merasa berdosa setelah membunuh dua korbannya.

Namun, ucapan tersebut disampaikan Rian dengan wajah tanpa ekspresi berdosa.

"(Setelah membunuh) pulang. Merasa berdosa," ujar Rian.

Menikmati

Tega menghabisi nyawa dua wanita di Bogor, Rian mengurai pengakuan mengejutkan perihal alasannya membunuh sang korban.

Dengan ekspresi tenang, Rian menyebut bahwa kebenciannya terhadap perempuan lah yang membuat ia nekat membunuh.

Ya, pengakuan itu disampaikan Rian usai menghabisi nyawa dua wanita di Bogor dengan cara sadis.

Karenanya tak heran, jika aksi yang dilakukan Rian tak ubahnya film serial killer atau pembunuhan berantai.

Ilustrasi pelaku pembunuhan sadis
Ilustrasi pelaku pembunuhan sadis (SHUTTERSTOCK)

Aksi sadis Rian yang membunuh dua korbannya bak pembunuh berantai itu turut dibenarkan oleh pihak kepolisian.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan bahwa kasus yang dilakukan Rian merupakan pembunuhan berantai atau serial killer.

"Ini adalah termasuk kaitan dengan serial killer atau pembunuhan berantai," kata Kombes Susatyo Purnomo Condro di Gunung Geulis, Kamis (11/3/2021).

Dia menuturkan bahwa terangka MRI atau Rian dalam kurang dari dua pekan, dia kembali melakukan pembunuhan terhadap target perempuan yang kedua.

Susatyo menyebut bahwa pelaku cenderung menikmati aksi yang dilakukannya itu.

"(Pelaku) Ada kecenderungan untuk menikmati dengan meninggalnya korban tersebut," ungkapnya.

Setelah sepekan lebih akhirnya polisi menangkap pelaku pembunuhan siswi SMA berinisial DP yang ditemukan dalam kondisi tewas dengan kaki terikat dalam plastik sampah hitam di Jalan Raya Cilebut, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Pelaku ini berjumlah satu orang, ditangkap polisi di persembunyiannya di Depok pada Rabu (10/3/2021) sekitar 19.30 WIB malam.

Aksi Sadis Rian Bogor, Bunuh 2 Wanita

Berhasil ditangkap pihak kepolisian, Rian nyatanya telah membunuh dua wanita di Bogor.

Dua wanita tersebut, yakni DS dan EL dibunuh dengan cara sadis.

Korban DS ditemukan di depan toko bangunan di Jalan Raya Cilebut, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada 25 Februari 2021.

Korban DS ditemukan dengan kondisi kedua kaki terikat dan dimasukkan ke dalam kantong plastik sampah berukuran besar berwarna hitam.

Ilustrasi - Janda dicekik pembunuh berantai
Ilustrasi - Janda dicekik pembunuh berantai (internet)

Dari hasil otopsi, diketahui ada luka benda tumpul di bagian leher korban.

Polisi menduga korban DS tewas dibunuh dengan cara dicekik.

"Diduga korban pembunuhan karena meninggal tidak wajar dalam kondisi terikat. Penyebab kematian ada tekanan benda tumpul pada leher (cekikan)," kata Susatyo, Jumat (26/2/2021).

Sementara itu, korban EL ditemukan tewas di sebuah kebun kosong pinggir jalan alternatif Puncak Bogor, Jawa Barat, mengalami luka di leher.

Polisi menyebutkan bahwa EL dibunuh setelah berkencan di salah satu penginapan di Puncak.

"Kami melihat dari barang bukti yang ada dari korban itu ada sperma di alat kelaminnya," kata Kapolres Bogor AKBP Harun.

Harun mengungkapkan, pembunuhan EL bermula saat tersangka MRI berkenalan lewat media sosial dengan korban EL.

Modus yang digunakan, yaitu tersangka mengiming-imingi uang dengan cara jalan bareng atau kencan ke Puncak Bogor.

Keduanya kemudian menginap. EL dicekik di dalam penginapan tersebut.

Setelah dipastikan tewas, jasad EL dibungkus menggunakan plastik hitam lalu dimasukkan ke dalam tas ransel gunung ukuran besar.

MRI kemudian mengendarai motor sambil menggendong tas tersebut ke lokasi pembuangan mayat EL di area kebun kosong di Gunung Geulis, Kampung Cidadap, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Setibanya di TKP tersebut MRI lalu mengeluarkan korban dari tas ransel dan membuangnya begitu saja di kebun kosong itu. MRI kemudian mengambil barang-barang EL," ucap Harun.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pembunuhan Berantai di Bogor, Pelaku Tekuk Jasad Korban agar Masuk Tas Lalu Dibuang Begitu Saja,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved