Berita Tanahlaut
VIDEO Dorong Pengembangan Jagung Hibrida Katuju di Tanahlaut, Kementan Bantu Benih untuk 100 Hektare
Kementeri Pertanian siap menggelontorkan bantuan benih pengembangan jaung hibrida Katuju seluas 100 hektare di kabupaten Tanahlaut
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pengembangan jagung hibrida lokal JH37 Katuju di Kabupaten Tanahlaut (Tala) Kalsel, mendapat atensi khusus dari Kementerian Pertanian.
Tahun ini (2021), Kementan siap menggelontorkan bantuan benih untuk pengembangan penangkaran Katuju seluas 100 hektare.
Hal itu cukup melegakan kalangan petani di Tala. "Semoga makin banyak bantuan mengalir supaya banyak pula petani yang bisa mencoba menanamnya," ucap Anto, petani di Kecamatan Panyipatan, Minggu (14/3/2021).
Dirinya mengaku sangat ingin mencoba membudidayakan jagung hibrida Katuju ini, namun belum punya modal untuk membeli benihnya lantaran ekonomi keluarga sedang seret.
Baca juga: Besok 1 Syaban 1442 Hijriah, Inilah Doa Rasulullah di Bulan Syaban yang Dianjurkan Dibaca
Baca juga: BPBD Tanahbumbu Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem, Puting Beliung Landa Sejumlah Desa di Tanahbumbu
Baca juga: Narkoba Kalsel : Gerebek Kediaman Bule, Polisi Banjarmasin Dapati 11 Paket Sabu
"Tahu sendiri kan ya kondisi sekarang ekonomi susah. Bisa bertani seperti semula pun sudah untung, asal jangan turun saja. Kalau nambah lagi, ini yang belum ada modalnya," tandasnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortibun) Tala H Basri mengatakan pengembangan jagung Katuju saat ini mulai menjadi primadona baru bagi petani Tala.
"Alhamdulillah 2021 ini kita dapat bantuan benih untuk luasan 100 hektare dari Kementan. Bahkan mungkin bisa bertambah lagi," sebutnya.
Ancar-ancar lokasinya yakni di Desa Gunungmakmur, Benuatuangah (Kecamatan Takisung). Lalu, di Kecamatan Bajuin. "Ini khusus untuk penangkaran Katuju," paparnya.
Selain itu, lanjut Basri, Tala juga dapat bantuan dari APBN untuk pengembangan Katuju untuk konsumsi. Bantuannya untuk luasan 5.000 hektare.
Loaksinya yakni di 70 hektare di Kecamatan Kurau. Tepatnya di Desa Malukabaulin di sekitar lahan milik TNI AU. Kemudian di Kecamatan Panyipatan, Tambangulang, Batibti, Kintap, Pelaihari, Jorong, dan Takisung.
"Hampir semua wilayah Tala kecuali Kecamatan Gunungmakmur karen semua lahan basah (sawah)," sebut Basri.
Lebih lanjut ia menerangkan proses penangkaran Katuju tak gampang. Memerlukan keahlian khusus dengan pola penanaman khusus pula yakni lima baris jagung bunga jantan dan lima baru betina.
Lalu, pada radius setidiknya 250-300 meter tidak boleh ada tanaman jagung varietas lain. Pasalnya hal itu akan memicu penyerbukan silang melalui udara yang bakal berdampak terhadap hilangnya kemurnian sifat unggul jagung Katuju.
Saat jagung Katuju berbunga, juga mesti dikakukan penyerbukan secara manual. "Ini waktunya sekitar pukul 09.00 Wita," jelas Basri.
Dikatakannya, jika penyerbukan berlangsung secara alamiah, maka hasilmya tidak maksimal. "Bakal tidak merata bulir jagungnya, bolong-bolong lah," tandasnya.
Pengembangan jagung hibrida Katuju merupakan hasil kerjasama dengan PT Tunas Widji Inti Nayottama (TWIN), Kediri, Provinsi Jawa Timur. Penangkaran dimulai sejak sekitar dua tahun lalu.
(banjarmasinpost.co.id/roy)