Wabah Corona Kalsel
Cegah Penularan Covid-19, Sebagian Warga Tala Pilih Kurangi Pergi ke Pasar dan Hajatan
Wabah Corona Kalsel, Penularan corona virus diseases (covid-19) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), masih terus berlangsung. B
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Wabah Corona Kalsel, Penularan corona virus diseases (covid-19) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), masih terus berlangsung. Bahkan beberapa pekan terakhir cenderung meningkat.
Data pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTP2) Covid-19 Tala hingga Selasa (23/3/2021) pagi, jumlah total kasus telah mencapai 2.555 orang yang terpapar (positif) virus tersebut.
Hingga sekarang yang masih menjalani perawatan sebanyak 230 orang atau sembilan persen. Sebagian besar dari mereka menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Sebagian lagi dirawat di Fasilitas Layanan Khusus (Fasyansus) Covid-19 di eks RSUD Hadji Boejasin di Jalan Hadji Boejasin Pelaihari. Sedangkan oasien yang bergejala dirawat di RSUD Hadji Boejasin di kawasan Jalan A Yani, Kelurahan Saranghalang.
Sementara itu hingga sekarang jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 2.257 orang atau 88 persen, dan 68 orang dinyatakan meninggal atau tiga persen.
Baca juga: Sahabat GIE Meninggal Dunia, Lukman Sardi Kenang Sosok Herman Lantang : Sejarah Hidup Gue
Baca juga: Putuskan Pilkada Banjarmasin 2020 PSU di Tiga Kelurahan ini, Hakim MK Temukan Fakta Ini
Jika dirunut data pada awal tahun agau dua bulan lalu, tercatat peningkatan jumlah kasus yang cukup banyak. Meskipun pasien sembuh juga terus mengalir tapi jumlahnya tak sebanyak jumlah kasus baru.
Masih cukup tingginya angka kasus penularan covid-19 di Tala membuat sejumlah warga kian risau atau waswas bepergian ke tempat umum. Pasalnya, orang yang tampak sehat pun bisa jadi terpapar virus corona.
"Kalau misal ke pasar, kan pasti ketemu banyak orang dan kita tak tahu mana yang ber-corona dan yang tidak. Kan biar terlihat sehat bisa saja ternyata positif covid," ucap Siska, warga Peliahari, Selasa (23/3/2021).
Itu sebabnya dirinya memilih menghindari bepergian di tempat keramaian. Memenuhi kebutuhan sayur mayur dan lauk, ia memilih membeli di warung sekitar rumah atau pada pedagang kelliling.
Dengan begitu setidaknya terminimalisasi bertemu dengan banyak orang dan terhindar dari kerumunan. "Takut bener saya kalau sampai kena corona. Baca berita masih tambah terus orang meninggal karena corona, ngeri juga," ucapnya.
Senada diutarakan Rustam, warga Angsau, Pelaihari. Pekerja swasta ini juga mengaku waswas ketika berada di tengah orang banyak meski dirinya selalu mengenakan masker.
Bahkan dirinya juga memilih mengurangi menghadiri acara hajatan seperti pesta perkawinan.
"Soalnya meski ada tempat cuci tangan dan wajib bermasker, ya kan yang sering terlihat penerapannya gak ketat juga. Kerumunan kadang terjadi juga," sebutnya. (banjarmasinpost.co.id/idda royani)
