Vaksin Nusantara

Tim Peneliti Vaksin Nusantara Didominasi WNA Asal AS, BPOM Beberkan Fakta Mengejutkan

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, tim peneliti untuk vaksin Nusantara didominasi oleh peneliti asing dari Amerika Serikat.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers di Kantor BPOM, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020).Tim Peneliti Vaksin Nusantara Didominasi WNA Asal AS, BPOM Beberkan Fakta Mengejutkan 

Editor : Anjar Wulandari

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Penelitian vaksin Nusantara didesak untuk dilanjutkan. Desakan antara lain disuarakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Paripurna ke-15 Masa Persidangan IV, Selasa (23/3/2021) lalu.

Hingga kini nasib vaksin nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu memang masih menggantung.

Baru-baru ini Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkap hasil uji klinik fase I vaksin Nusantara.

Sejumlah kekurangan dalam proses penelitian vaksin nusantara pun dibeberkannya.

Baca juga: Dinikahi Hanya untuk Keturunan, Kisah Sedih Pengantin Pesanan Cina Kerap Disiksa Suami dan Mertua

Baca juga: Narkoba Kalteng, Warga Banjarmasin Miliki Obat Terlarang Terjaring Patroli Polisi di Palangkaraya

Penny mengatakan, tim peneliti untuk vaksin Nusantara didominasi oleh peneliti asing dari Amerika Serikat.

"Di dalam pembahasannya tim peneliti asinglah yang menjelaskan, yang membela dan berdiskusi, yang memproses pada saat kita hearing tersebut, dan terbukti proses pelaksanaan uji klinik proses produknya dilakukan oleh tim peneliti asing dari AVITA," kata Penny dalam rapat kerja Komisi IX secara virtual, Kamis (8/4/2021).

Penny mengatakan, peneliti asing itu berasal dari perusahaan asal Amerika Serikat, AVITA Biomedical. Sementara, tim peneliti dari RSUP dr. Kariadi tidak turut andil dalam uji klinik fase I tersebut.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers di Kantor BPOM, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020). Vaksin covid-19 yang ditargetkan Desember tertunda dan bakal mundur pada Januari 2021. Di Indonesia sendiri, pengadaan vaksin covid-19 akan didatangkan dari CanSino Biologics Inc, Sinovac Biotech Ltd, dan Sinopharm (G42), tiga perusahaan China. Tiga vaksin Covid-19 tersebut direncanakan akan tiba pada akhir tahun ini.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers di Kantor BPOM, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

"Memang ada training para dokter di RS Kariadi tersebut, tapi mereka cuma menonton, tidak melakukan langsung," ujarnya.

Penny juga mengatakan, pembuatan Vaksin Nusantara menggunakan komponen impor yang harganya mahal.

Selain itu, konsep vaksin dari sel dendritik ini tidak memenuhi good manufacturing practice karena dilakukan di tempat terbuka.

Padahal, kata Penny, vaksin Covid-19 harus steril dengan konsep tertutup karena akan disuntikkan ke tubuh manusia.

"Artinya harus ada validasi yang membuktikan produk tersebut sebelum dimasukkan lagi ke subjek, itu steril dan tidak terkontaminasi itu yang ada beberapa tahapan yang tidak dipenuhi," ucapnya.

Penny melanjutkan, tim peneliti vaksin Nusantara ini tak mampu menjelaskan konsep vaksin Nusantara, apakah seperti terapi atau pelaksanaan vaksinasi pada umumnya.

"Konsepnya sendiri belum valid, data-datanya juga masih belum lengkap untuk bisa menjelaskan konsep dari vaksin yang disebut dengan vaksin nusantara ini," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved