Aksi Separatis di Papua

Gembong KKB Intan Jaya Ditangkap, Jadi Penyandang Dana Pembelian Senjata

Satgas Gakkum Nemangkawi telah menangkap Paniel Kogoya yang diduga pembeli atau pencari senjata KKB di Kabupaten Intan Jaya.

Fb TPNPB
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.Gembong KKB Intan Jaya Ditangkap, Jadi Penyandang Dana Pembelian Senjata 

Editor : Anjar Wulandari

BANJARMASINPOST.CO.ID, PAPUA - Aksi separatis kelompok kriminal bersenjata ( KKB) di Papua makin merajalela. Upaya menghentikan aksi KKB pun terus dilakukan aparat TNI dan kepolisian.

Setelah sejumlah teror penembakan sipil dan juga pembakaran fasilitas publik oleh KKB, aparat berhasil menangkap salah satu gembong KKB.

Dilaporkan, Satgas Nemangkawi menangkap Paniel Kogoya. Dia adalah orang yang diduga menjadi penyandang dana Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) guna membeli senjata api.

Baca juga: Baru Empat Hari Bertemu Istri, Tukang Ojek Asal Barru Ditembak KKB

Baca juga: Aksi Teror KKB Papua Makin Brutal, 2 Guru Mati Ditembak Hingga 3 Sekolah Dibakar

Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudusi mengatakan, Satgas Gakkum Nemangkawi telah menangkap Paniel Kogoya yang diduga pembeli atau pencari senjata KKB di Kabupaten Intan Jaya.

Iqbal juga mengungkapkan bahwa, Paniel Kogoya sebenarnya sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait dengan hal tersebut.

Hal itu merupakan pengembangan dari keterangan DC dan FA yang merupakan tersangka kepemilikan senjata api.

Satgas Nemangkawi menangkap Paniel Kogoya sesorang yang diduga menjadi penyandang dana untuk diberikan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) guna membeli senjata api
Satgas Nemangkawi menangkap Paniel Kogoya sesorang yang diduga menjadi penyandang dana untuk diberikan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) guna membeli senjata api (Dok. Satgas Nemagkawi)

"Dari hasil keterangan sementara, Paniel Kogoya mengakui telah membeli senjata empat pucuk dan telah diberikan kepada KKB Nduga yang ada di Intan Jaya," ujar Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun-Papua.com, Senin (19/4/2021).

Menurut Iqbal, dari hasil keterangan tersangka DC, diketahui sejumlah transaksi yang dilakukan oleh Paniel Kogoya.

Di antaranya pembelian senjata jenis M4 senilai Rp 300 juta.

Lalu, membeli senjata jenis M16 pada Desember 2019 dengan harga Rp 300 juta.

Kemudian, memesan senjata seharga Rp550 juta pada awal tahun 2020.

"Saat ini, Paniel Kogoya dibawa ke Polres Nabire untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," tambah dia.

Baca juga: Dua Jam Pilot dan Penumpang Susi Air Disandera KKB Bersenjata di Papua, Begini Kronologinya

Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara Berakhir? BPOM Teken Kesepahaman dengan Menkes dan TNI, Tidak Dikomersilkan

Inilah Dugaan Sumber Dana KKB

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri beberapa waktu lalu menyebut bahwa selama ini pihaknya menduga sumber dana Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua berasal dari oknum pejabat pemerintah hingga perampasan dana desa.

Di mana sebelumnya KKB Papua kembali berulah dengan menembak mati seorang guru di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Kamis (8/4/2021).

Aksi brutal KKB Papua ini terus terjadi meski sebelumnya terungkap jika mereka kini telah terdesak dan hampir kelaparan.

Namun, Fakhiri memastikan sumber dana utama KKB untuk bisa mendapatkan senjata api dan amunisi berasal dari kawasan penambangan emas ilegal di beberapa kabupaten di Papua.

"Tempat pendulangan (emas) itu berkontribusi besar untuk pembelian senjata api dan amunisi," ujarnya di Jayapura, Kamis (8/3/2021) dikutip dari Tribunnews.

Jauhnya lokasi penambangan ilegal membuat pengawasan dari aparat keamanan sangat minim sehingga hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan KKB untuk memperoleh dana.

"Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat. Ada (KKB) yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang," ujar dia.

Ada beberapa kabupaten yang disebut Fakhiri memiliki kawasan penambangan tradisional ilegal.

"Paniai, Intan Jaya dan sebagian Yahukimo. Kalau Timika sidah jelas, makanya kita agak geser pendulang di situ agar tidak mendulang lagi," kata dia.

Tanpa menyebut detail jumlahnya, Fakhiri meyakini dari wilayah pendulangan ilegal, KKB bisa memperoleh dana cukup besar.

Wakapolda Papua, Brigjen Matius D. Fakhiri.
Wakapolda Papua, Brigjen Matius D. Fakhiri. (Dok Humas Polda Papua)

Dia bertekad untuk memutus seluruh sumber dana KKB agar situasi keamanan di Papua bisa kondusif.

"Ini kita akan monitoring supaya mereka tidak mencari uang di situ dan uangnya dipakai untuk membeli peralatan tadi," kata Fakhiri.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua, Frets J Boray membenarkan ada lokasi penambangan ilegal di empat kabupaten tersebut.

Jauhnya lokasi penambangan membuat pemerintah sulit menjangkaunya sehingga pengawasan atau bahkan penertiban sulit dilakukan.

"Kita sudah usulkan wilayahnya, sampai sekarang belum dikeluarkan izin oleh menteri (ESDM) supaya kita bisa pantau. Itu masih ilegal makanya kami tidak bisa bikin apa-apa," kata Frets saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).

(Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra, Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi |Editor Robertus Belarminus, Dheri Agriesta)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kapolda Papua Menduga Sumber Dana KKB dari Oknum Pejabat Pemerintah hingga Perampasan Dana Desa, dan di Tribun-Papua.com dengan judul Satgas Nemangkawi Tangkap Penyandang Dana Pembelian Senjata ke KKB Intan Jayadan di Tribunnews.com dengan judul Penyandang Dana Pembelian Senjata untuk KKB Intan Jaya Ditangkap,

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved