Berita HST

Dapatkan Hidayah di Ramadan, Satu Keluarga di Meratus Kalsel Bersyahadat di Masjid Muhammadiyah HST

Bulan Ramadan 1442 H membawa hidayah bagi Jumar (56) bersama tiga anaknya, Rino (13), Anjas (12) dan Sainah (11). Satu keluarga ini bersyahadat

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
PD Muhamadiyah HST untuk BPost
Jumar dan tiga anaknya sat bersyahadat di masjid Mujahidin Barabai, dibimbing ustadz HUsnul Khair Pulungan dan disaksikan Jemaah salat tarawih, Sabtu 8 Mei 2021. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Bulan Ramadan 1442 H membawa hidayah bagi Jumar (56) bersama tiga anaknya, Rino (13), Anjas (12) dan Sainah (11).

Satu keluarga petani dari Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST)tersebut memutuskan bersyahadat, Sabtu 8 Mei 2021, pukul 21.00 wita, di Masjid Mujahiddin, Jalam PH M Noor Barabai.  

Keempatnya pun resmi memeluk Islam setelah mengucapkan kalimat Syahadat dibimbing ustadz Husnul Khair Pulungan.

Ketua Bidang Tabligh PD Muhammadiyah HST Ustadz Zainuddin, MD kepada banjarmasinpost.co.id, Minggu (9/5/2021) menjelaskan, proses bersyahadat juga disaksikan Ketua PD Muhammadiyah HST Sofyanor serta Jemaah salat taraweh Masjid Mujahiddin.  

Baca juga: Tertarik Lihat Umat Islam Sering Berbagi, Pemuda Meratus Kalsel Ini Pun Baca Syahadat

Baca juga: Menghilang Saat Ajaran Sesatnya di Banjarbaru Terbongkar, Pria Ini Sebut Namanya di Kalimat Syahadat

Sebelumnya, Jumar dan tiga anaknya itu meyakinkan para pembimbing dan Jemaah yang hadir bahwa tidak seorangpun yang memaksa mereka untuk memilih Islam sebagai keyakinan baru.

Mereka juga menegaskan besyahadat atas keyakinan dan kehendak sendiri.

Usai mengucap dia kalimat syahadat, mereka pun membuat surat pernyataan memeluk agama Islam untuk selanjutnya diketahui Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Hantakan.

Kepada para pembimbing, Jumar yang suaminya yaitu Artum sudah meninggal dunia itu  menyatakan yakin pindah agama, setelah merasakan sendiri keindahan dan kepedulian antasesama dalam Islam.

Menurut Jumar, tidak ada diskriminasi dalam agama Islam, selama dia bergaul dengan orang muslim.

Hal itu dia rasakan baik sebelum ada bencana banjir yang memporakporandakan kampung mereka. Bahkan, Jumat mengakui pada saat semua terdampak bencana, Islam hadir dengan tak memandang suku dan agama.

Semuanya dibantu baik secara fisik maupun secara material. Termasuk saat umat muslim merayakan Idul Adha, mereka yang non muslimpun mendapatkan bagian daging qurban.

Khususnya lagi, tiap Ramadan. Umat Islam selalu berbagi sedekah, baik berupa makanan, uang atau pakaian.

“Kami merasa yakin, untuk memeluk Islam,”kata Zainuddin mengutif Jumar sekeluarga.

Setelah memeluk Islam, Jumar pun merelakan ketiga anaknya mondok di Panti Asuhan Muhammadiyah Barabai, untuk dibimbing para ustadz belajar salat, baca Alquran dan pelajaran lainnya terkait Islam.

Baca juga: Ucapkan Kalimat Syahadat, 18 Warga Paramasan Resmi Peluk Islam

Baca juga: Kisah Kiai dari Bantaeng yang Wafat Setelah Selesai Menuntun Syahadat Sakratul Maut sang Istri

Sedangkan Jumar sendiri akan dibimbing melalui pengajian yang rutin dilaksanakan di Masjid yang ada di desa tersebut, oleh para ustadz yang bergiliran berdakwah di sana.

Patikalain merupakan desa di Pegunungan Meratus. Kampung tersebut dikenal sebagai kampung Mualaf karena sebagain besar masyarakatnya sudah muslim.

Pada kesempatan itu, Baznas Kalsel pun memberikan bantuan Rp 2 juta untuk Jumar dan anak-anaknya. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved