Gempa di Pandeglang
Gempa di Pandeglang 23 Mei 2021, Warga di Pasar Ikan Langsung Berhamburan
Gempa di Pandeglang terjadi pukul 10.48. dan pukul 10.50 WIB, Minggu (23/5/2021). BMKG menyebut gempa di Pandeglang berada di kedalaman 10 kilometer
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID, PANDEGLANG - Gempa bumi kembali landa Indonesia. Setelah Jumat (21/5/2021) lalu terjadi di sebagian Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY, kini gempa dua kali mengguncang Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Gempa di Pandeglang terjadi pukul 10.48. dan pukul 10.50 WIB, Minggu (23/5/2021).
Hasil analisa BMKG menunjukkan, gempa pertama memiliki magnitudo 4,9 SR dan gempa kedua 5,2 SR.
Gempa di Pandeglang itu berada di kedalaman 10 kilometer.
Meskipun tidak berpotensi tsunami, namun gempa sempat membuat panik warga yang merasakannya.
Baca juga: Gempa Blitar Jawa Timur Terasa Hingga ke Jogja, Warga Panik dan Berlarian Keluar Rumah
Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa Blitar Jawa Timur dan Jogja, Magnitudo 6,2
Ardi Wirdansyah, seorang warga Kecamatan Sumur, mengatakan pada saat gempa bumi, situasi mencekam.
Masyarakat yang sedang berbelanja di pasar ikan yang dekat dengan bibir pantai langsung berhamburan histeris, beberapa saat setelah gempa bumi mengguncang.
"Lari ketakutan semuanya. Saat itu kondisinya sangat mencekam, banyak warga yang takut kejadian 2018 akan terulang," ujarnya saat dihubungi, Minggu.
Menurut dia, sebelum gempa bumi, banyak burung walet yang beterbangan keluar dari sarangnya.
Selain itu, kondisi di sekitar diselimuti awan gelap dan membuat banyak masyarakat yang mulai khawatir.
"Secara tiba-tiba mulai terjadi guncangan dan membuat atap rumah warga yang berada dekat bibir pantai bergoyang," katanya.
Kendati begitu, tidak ada kerusakan yang pasti akibat gempa bumi yang terjadi selama dua kali tersebut.

Guncangan gempa dirasakan di Pandeglang Majasari, Munjul, Cikuesik, Panimbang, Labuan Carita, Sukaresmi, Pagelaran, Menes, Jiput, Sumur, Patia, Kalapnungal, Rangkasbitung, Cileles, dan Bayah.
Tak Berpotensi Tsunami
Pada Minggu (23/5/2021) ini, telah terjadi gempa tektonik mengguncang Selat Sunda pada pukul 10.48.15 dan 10.50.51 WIB.
“Pagi ini terjadi dua kali guncangan sekitar pukul 10.00 di Selat Sunda,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Serang, Tarjono kepada TribunBanten.com, Minggu (23/5/2021).
Mengungsi ke Tempat Tinggi
Hasil analisa BMKG menunjukkan, gempa pertama memiliki magnitudo 4,9 SR dan gempa kedua 5,2 SR.
Episenter gempa pertama terletak pada koordinat 6,59 LS dan 105,45 BT tepatnya di laut pada jarak 17 km arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 10 km.
Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 6,64 LS dan 105,43 BT di laut pada jarak 16 km arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 10 km.
Jika, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan sesar naik.
Guncangan gempa dirasakan di Pandeglang Majasari, Munjul, Cikuesik, Panimbang, Labuan Carita, Sukaresmi, Pagelaran, Menes, Jiput, Sumur, Patia, Kalapnungal, Rangkasbitung, Cileles, dan Bayah.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” jelas Tarjono.
Baca juga: Info Gempa Bumi M 7,2 Guncang Nias, Terasa Hingga Padang Sumbar, Tak Berpotensi Tsunami
Baca juga: Bangunan Ruko di Jalan Pramuka Banjarmasin Miring, Pegawai Rasakan Getaran Seperti Gempa
Hingga Minggu, 23 Mei 2021 pukul 11.40 WIB, Tarjono menyebut setelah dua gempa tersebut, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 6 kali aktivitas gempa susulan dengan rentang magnitudo M2,8 sampai dengan M 4,6.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, masyarakat juga diimbau untuk memastikan bangunan yang ditinggali cukup tahan gempa.
* Gempla Blitar 5,9 Magnitudo
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 5,9 (dimutakhirkan, sebelumnya 6,2) mengguncang sebagian wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta pada Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa berada di 57 km sebelah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kerusakan sejumlah bangunan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Jawa Timur akibat gempa tersebut.
Selain kerusakan bangunan, BNPB juga menerima laporan bahwa gempa tersebut mengakibatkan satu orang warga luka berat dan satu orang warga luka ringan.
"Hingga saat ini, BNPB terus melakukan koordinasi dan memonitor penanganan pascagempa di wilayah Jawa Timur," kata Raditya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/5/2021) pagi.
Raditya menambahkan, pihaknya masih terus memantau dan menggali informasi terkait perkembangan dampak gempa berdasarkan informasi yang dihimpun BPBD setempat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyebutkan, akibat gempa Blitar tersebut, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum di Jatim mengalami kerusakan dengan tingkat bervariasi.
BMKG menyebutkan, gempa bumi terjadi pada Jumat (21/5/2021) pukul 19.09.23 WIB.
Episenter gempa terletak di laut pada jarak 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada kedalaman hiposenter 110 kilometer.
Dalam informasi pendahuluan, BMKG menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 6,2. Informasi itu kemudian diperbarui bahwa magnitudo gempa adalah 5,9.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa tersebut berjenis gempa menengah.
Gempa terjadi akibat adanya deformasi di Zona Benioff, yaitu bagian slab lempeng samudra (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur.
"Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya berada di kedalaman menengah di bawah, cukup jauh (dari) bidang kontak kuncian antar lempeng," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/5/2021) pagi.
Daryono menyebutkan, gempa itu memiliki mekanisme sumber yang merupakan kombinasi antara sesar geser dan sesar naik yang dominan, atau disebut oblique thrust fault.
"Karena hiposenternya berada di kedalaman menengah maka gempa ini memiliki spektrum guncangan dalam wilayah yang luas, hingga Lombok di timur dan Cilacap di barat," imbuhnya.
Daryono mengatakan, berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gempa berkekuatan 5,9 itu tidak berpotensi tsunami.
"Hal ini karena hiposenternya cukup dalam dengan magnitudo yang relatif kecil untuk dapat mengganggu kolom air laut," kata Daryono.
Selain itu, menurut Daryono, gempa tersebut juga memiliki produktivitas gempa susulan yang lambat.
Karena hingga pukul 23.00 WIB baru terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak empat kali, dengan kisaran magnitudo 2,7 dan 3,1. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Kerusakan Gempa Blitar Magnitudo 5,9 dan Analisis Penyebabnya..."dan di TribunBanten.com dengan judul 2 Menit, 2 Kali Gempa Bumi Guncang Pandeglang, Warga di Pasar Ikan Berhamburan Histeris,