Surah An Nashr

Surah An-Nashr dan Artinya, Surah Tiga Ayat di Al Quran Bermakna Pertolongan Allah

Surah An-Nashr dan artinya. Surat ke-110 Alquran ini ditampilkan dalam bahasa Arab, dilengkapi latin dan terjemahannya untuk memudahkan dipelajari.

Penulis: Mariana | Editor: Anjar Wulandari
SRIPOKU.COM/Tria Agustina
Surat An-Nashr. Begini arti dan kandungan surat ke-110 Alquran yang bermakna pertolongan Allah. 

Artinya: Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nashr: 1-3)

Dikutip Banjarmasinpost.co.id dari Rumaysho.com, surah An-Nashr adalah surat yang terakhir turun secara utuh.

Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah berkata, "Sebagian besar ulama berpendapat bahwa surah dalam Alquran yang terakhir turun secara utuh adalah surah An-Nashr.

Hal ini sebagaimana hadits riwayat Muslim dari jalur ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah berkata bahwa Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepadanya, "Apa engkau tahu surah yang terakhir turun dari Alquran secara utuh?" ‘Ubaidullah berkata, "Iya tahu, yaitu surah ‘Idza jaa-a nashrullahi wal fath’ (ketika pertolongan Allah itu datang dan kemenangan)." Ibnu ‘Abbas menjawab, "Engkau benar." (HR. Muslim, no. 3024).” (At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 647-648)

Surat An-Nashr. Begini arti dan kandungan surat ke-110 Alquran yang bermakna pertolongan Allah.
Surat An-Nashr. Begini arti dan kandungan surat ke-110 Alquran yang bermakna pertolongan Allah. (SRIPOKU.COM/Tria Agustina)

*Perbedaan antara An Nashr dan Al Fath?
An-nashr (pertolongan) adalah pertolongan atas musuh ketika di medan perang. Al-fath (kemenangan) adalah buah (hasil) dari pertolongan tadi. Demikian dinyatakan oleh Syaikh Musthafa Al-‘Adawi dalam At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 648-649.

*Makna Al Fath dalam surah An Nashr?
Yang dimaksud adalah Fathul Makkah.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa yang dimaksud adalah Fath Makh. Namun Syaikh Musthafa Al-‘Adawi menyatakan bahwa ada pendapat lainnya yang menyatakan kalau yang dimaksud adalah semua penaklukkan (futuhat). Syaikh Musthafa sendiri menyatakan bahwa yang dimaksud adalah Fathul Makkah, itulah yang lebih tepat. Lihat At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 649.

Penaklukkan Kota Makkah sendiri berlangsung pada bulan Ramadhan tahun 8 Hijriyah sebagaimana Ibnu ‘Abbas dan Ibnul Musayyib menyatakan terjadi pada bulan Ramadhan. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Penaklukkan kota Makkah terjadi bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, no. 4275)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari Madinah pada bulan Ramadhan bersama 10.000 pasukan. Itu terjadi delapan setengah tahun setelah beliau hijrah ke Madinah. Beliau ketika itu berjalan menuju Makkah bersama kaum muslimin, awalnya dalam keadaan berpuasa. Kemudian mereka sampai pada tempat yang namanya Al-Kadid, yaitu air antara ‘Usfan dan Qudaid, mereka akhirnya berbuka (membatalkan puasa)." (HR. Bukhari, no. 4276)

Adapun yang dimaksud dengan Fath dalam ayat ini adalah Fathul Makkah (penaklukan kota Makkah, tahun 8 H), menurut satu pendapat.

Pembesar Arab mereka begitu bangga dengan keislaman mereka ketika Fathul Makkah. Mereka mengatakan, "Jika seseorang meraih kemenangan ketika Fathul Makkah, maka berarti ia adalah seorang Nabi." Lantas ketika itu pun banyak yang masuk Islam.

Selama dua tahun, hampir seluruh jazirah Arab beriman. Tidak tersisa di beberapa kabilah Arab kecuali mereka pun masuk Islam. Alhamdulillah atas anugerah yang besar ini.

Dari ‘Amr bin Salamah, ia mengatakan,

وَكَانَتْ الْعَرَبُ تَلَوَّمُ بِإِسْلَامِهِمْ الْفَتْحَ فَيَقُولُونَ اتْرُكُوهُ وَقَوْمَهُ فَإِنَّهُ إِنْ ظَهَرَ عَلَيْهِمْ فَهُوَ نَبِيٌّ صَادِقٌ فَلَمَّا كَانَتْ وَقْعَةُ أَهْلِ الْفَتْحِ بَادَرَ كُلُّ قَوْمٍ بِإِسْلَامِهِمْ وَبَدَرَ أَبِي قَوْمِي بِإِسْلَامِهِمْ

"Orang arab mencela habis-habisan kemenangan karena keIslaman mereka. Lantas mereka katakan; "Biarkan saja dia (Muhammad) dan kaumnya, kalaulah dia menang terhadap kaumnya, berarti ia betul-betul Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang jujur, ketika pelaku-pelaku kemenangan (kaum muslimin) singgah sebentar lantas berangkat, setiap kaum bergegas berangkat dengan keIslaman mereka, dan ayahku bergegas menemui kaumku dengan keIslaman mereka, …. (HR. Bukhari, no. 4302)

Baca juga: Pemain Free Fire Terpaksa Puasa, Server Ditutup Mulai Pukul 11.00 WIB Hari Ini

Baca juga: LAFADZ Niat Puasa Senin Kamis Lengkap dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved