BTalk
BTALK : Belum Lulus, Mahasiswa Politala Sudah Dipesan Dunia Kerja
Dr H Sihabuddin Chalid MPd, Dewan Penyantun Politala saat talkshow daring pada Program B-Talk di kampus Politala
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Meski masih belia, namun Politeknik Negeri Tanahlaut (Politala) telah mampu eksis. Minat masyarakat cukup tinggi sehingga jumlah mahasiswa bertambah signifikan dari tahun ke tahun.
Fasilitas yang dimiliki pun cukup lengkap. Di antaranya laboratorium teknologi informatika tercanggih yaitu kelas program apple macpro.
Alumninya pun banyak terserap dunia kerja, baik di lingkungan perusahan besar swasta, pemerintahan maupun yang berwiraswasta. Di antaranya juga mendapat beasiswa ke luar negeri.
Di balik eksistensi tersebut, sejarah pendiriannya sarat tantangan yang tak ringan.
Berikut petikan wawancara BPost bersama Dr H Sihabuddin Chalid MPd, Dewan Penyantun Politala yang berperan besar pada pendirian Politala.
Bagaimana sejarah awal pendirian Politala?
Mental creation. Inilah yang mendasari lahirnya Politala. Berawal dari keprihatinan dimana Kabupaten Tanahlaut (Tala) yang berlimpah sumber daya alam namun minim sumber daya manusia yang terampil. Itu jadi pikiran saya.
Saat itu di Tala cuma ada sekitar 17 sekolah lanjutan atas dengan jumlah lulusan tiap tahun sekitar 2.500 orang. Namun yang melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 1--15 persen saja. Kondisi demikian sangat memprihatinkan di tengah kekayaan alam yang luar biasa.
Saya kemudian sharing dengan sejumlah tokoh, diskusi-diskusi mengenai hal itu. Tercetus gagasan di Tala harus ada perguruan tinggi dan mendapat respons sangat baik dari Bupati Tala (H Adriansyah).
Setelah kami telusuri ternyata sebelumnya sebenarnya juga sudah pernah dua kali sejumlah tokoh mendirikan perguruan tinggi namun tidak berhasil, izin operasional tidak pernah terbit. Belajar dari pengalaman itu, kami kemudian membentuk team work bekerjasama dengan Dewan Pedidikan.
Itu pun tak berjalan lancar, beberapa kali kandas, namun terus dicoba dan dicoba dengan melengkapi semua hal yang diperlukan. Di antaranya jaminan pendanaan dari pemerintah daerah dan dukungan dunia usaha. Saat itu tahun 2005 kami usul tapi juga dapat tantangan karena saat itu ada moratorium pendirian perguruan tinggi.
Upaya terus saya lakukan bersama kawan-kawan hingga akhirnya mendapat izin operasional. Agustus 2009 mulai menerima mahasiswa baru dan dapat 103 orang. September 2009 perkuliahan dimulai. Gedung kampus kala itu dibangun dari CSR kalangan perusahaan dan bantuan pemerintah daerah.
Selanjutnya seperti apa perkembangannya?
Alhamdulillah sarana prasarana terus diengkapi dan animo masyarakat juga cukup tinggi. Ditopang dukungan pemerintah daerah dan kalangan dunia usaha yang bersedia menampung lulusan Politala.
Fasilitas apa saja yang sekarang dimiliki?
Sekarang sudah cukup lengkap, punya gedung kuliah dan lab jurusan yang memadai, tenaga pendidik (dosen) yang cukup dan semua serendahnya telah berpendidikan magister (S2).
Saat ini Politala juga memiliki sejumlah layanan publik seperti perpustakaan, layanan bahasa, ICT, pusat penelitian P3M, pusat penjaminan mutu P4M, unit kewirausahaan, klinik layanan kesehatan. Lalu, klinik psikolog, pelayanan terpadu (PTSP), pusat pelayanan informasi, kantor urusan luar negeri dan hubungan kerjasama, BEM dan DPM, Hima dan UKM.
Berapa jumlah mahasiswa yang ada sekarang?
Saat ini jumlah mahasiswa 1.260 orang. Tahun ajaran baru 2021/2022 sudah hampir 500 orang yang mendaftar. Alhamdulillah peminat terus bertambah dari waktu ke waktu.
Jurusannya ada berapa saat awal pendirian dan sekarang berapa?
Saat awal pendirian ada tiga jurusan yaitu Teknik Otomotif, Akuntansi, Teknik Informatika, dan Agroindustri yang seluruhnya jenjang diploma tiga (D3). Lalu ada empat jurusan baru berjenjang D4 yaitu Teknologi Pengolahan Pakan Ternak, Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan, dan Teknologi Rekayasa Jalan dan Jembatan.
Lulusannya nanti sudah sarjana yaitu sarjana terapan, perkuliahannya dimulai tahun ajaran 2021/2022 saat ini. Di antaranya yaitu Jurusan Teknologi Pengolahan Pakan Ternak nanti akan jadi ikon Politala karena selain ditopang teknologi pengolahan juga produksi ayam (petelur) dengan kandang modern.
Insha Allah nanti akan menjadi sumber penghasilan yang potensial sehingga kelak akan sangat menopang Politala menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Ini karena untuk menjadi BLU dipersyaratkan PNBP (penghasilan negara bukan pajak)-nya setidaknya di atas sepuluh persen. Jadi, memang mesti memperkuat kewirausahaan.
Empat jurusan jenjang D3 pun saat ini juga sedang di-upgrade, masih berproses. Mudah-mudahan dalam tahun ini juga bisa menjadi D4 sehingga nanti semua lulusan Politala bergelar sarjana terapan.
Jadi, Politala akan menjadi BLU atau mungkin universitas terapan?
Betul, sekarang sedang berproses BLU-nya. Mudah-mudahan 2022 nanti sudah menjadi BLU sehingga punya keleluasaan mengelola kampus termasuk bisa menjalin kerjasama dengan pihak ketiga serta dapat mengatur keuangan.
Setelah nanti menjadi BLU, obsesi berikutnya menjadi universitas science terapan dan selanjutnya bermimpi menjadi PTNBH (perguruan tinggi negeri berbadan hukum) sehingga benar-benar memiliki kemandirian atau otonomi penuh.
Bermimpi tinggi tentu sah-sah saja asalkan dibarengi usaha dan keseriusan. Sementara ini secara nasional di lingkup politeknik baru lima politeknik yang sudah menjadi BLU dan insha Allah tahun depan menyusul Politala.
Apa keunggulan lulusan Politala?
Memiliki keterampilan yang bisa bersaing dengan alumni perguruan tinggi lainnya, bahkan punya keahlian lebih. Terbukti sebagian besar lulusan Politala terserap di dunia kerja, sebagian besar di perusahan besar swasta, sebagian lagi di pemerintahan dan ada sebagian berwirausaha mandiri.
Bahkan belum lulus pun sudah dipesan perusahaan. Saat ini setidaknya ada satu perusahaan besar swasta yang bergerak di sektor pertambangan di Kecamatan Kintap yang telah memesan mahasiswa kami yang magang di sana. Begitu lulus nanti akan langsung bekerja.
Juga ada delapan alumni Politala yang mendapat beasiswa jenjang sarjana di Taiwan. Satu di antaranya bahkan lanjut ke jenjang strata dua (S2). Begitu selesai pendidikan, kelak juga langsung bekerja.
Hingga sekarang Politala telah meluluskan berapa mahasiswa, berapa yang telah bekerja?
Sebanyak 1.160 orang yang sudah lulus dan yang telah bekerja 946 orang. Jika dirata-ratakan tiap orang bergaji Rp 3,5 juta berarti kontribusi kami terhadap daerah selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir sebesar Rp 36,7 miliar.
Angka itu sudah jauh melampaui bantuan Pemkab Tala terhadap pendirian Politala sebesar Rp 22,1 miliar yang disalurkan sejak tahun 2009 hingga 2014. Estimasi kami pada 2045 mendatang akan menginvestasikan Rp 918,75 miliar berupa total gaji yang didapat para alumni.
Pada 2020 aset Politala sudah mencapai sekitar Rp 176 miliar. Estimasi hingga tahun 2045 menjadi 1,933 triliun. Ini tidak termasuk satu gedung baru, gedung kuliah terpadu, senilai Rp 60 miliar yang sekarang sedang dibangun.
Total pegawai sebanyak 164 orang terdiri atas 66 orang dosen, 77 orang tenaga kependidikan, 10 orang pramubhakti, security dan pengemudi 10 orang, dan delapan orang tenaga outsourcing.
Khusus dosen, dua orang sudah berpendidikan yakni saya dan direktur Politala. Tiga orang dosen saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S3. Selebihnya semuanya sudah berpendidikan S2.
Banyak Politeknik kerap terseok-seok, apa kunci kesuksesan Politala hingga kemudian bisa berstatus negeri?
Tentu yang pasti adalah tekad besar dan usaha yang tak pernah menyerah. Saat meretas pendirian hingga memperoleh izin operasional, sangat banyak tantangan yang kami hadapi. Sangat melelahkan, menyita waktu, tenaga dan biaya. Tapi semua itu tak melunturkan semangat saya dan kawa-kawan.
Satu hal penting mengapa Politala cepat eksis dan maju, ini karena sejak awal pengisian tenaga pengajar (dosen) dan tenaga administratif (pegawai kampus) kami ambil dari orang-orang muda yang memang memiliki SDM bagus.
Memang saat itu saya dicerca, disebut tidak tah terima kasih dan lain-lain. Tapi tak mengapa, karena ketika tenaga pengajar dan pegawai kampus dirangkap oleh orang-orang yang punya jabatan atau pekerjaan lain bakal menyebabkan sulitnya kemajuan perguruan tinggi.
Alhamdulillah saat itu Pak Bupati sangat mendukung dan memang hal demikian yang diharapkan oleh kementerian. Akhirnya pada tahun 2014 Politala berstatus negeri dan makin memperkuat eksistensi dan kepercayaan publik.
Berikut Tayangan Youtube Program Btalk bersama Dr H Sihabuddin Chalid MPd, Dewan Penyantun Politala :
(Banjarmasinpost.co.id/idda royani)