Wabah Corona
Update Covid-19 Dunia : Malaysia Berlakukan Lockdown, Italia Berlakukan Tak Menggunakan Masker
Dalam artikel ini, update kondisi di sejumlah negara terkait pandemi virus corona Covid-19.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kasus Covid-19 di sejumlah negara makin beragam. Bagi sebagian negara sudah ada yang berani tak memberlakukan menggunakan masker.
Namun ada juga yang negaranya malah memberlakukan lockdown. Bahkan kini kembali diperpanjang.
Di Indonesia, kasus Covid malah kembali mewabah lumayan masif. Dalam artikel ini, update kondisi di sejumlah negara terkait pandemi virus corona Covid-19.
Varian baru Covid-19 pun kini bermunculan di Indonesia dan menyebar ke sejumlah provinsi.
Baca juga: Cegah Lonjakan Covid-19, Gubernur Wajibkan Orang Masuk Kalteng Sertakan Suket Negatif PCR
Baca juga: Ciri Tertular Virus Corona Varian Delta atau Covid-19 Baru, Flu Berat Hingga Nyeri Sendi
Update dari Worldometers, Selasa (29/6/2021) pukul 07.52 WIB, jumlah kasus infeksi virus corona di dunia mencapai 182.176.624 orang, korban meninggal 3.944.941 orang dan pasien sembuh 166.730.664 orang.

Selengkapnya mengenai real time update jumlah kasus Covid-19 di dunia dapat dipantau di sini: Worldometers.
Dilansir kompas.com, Update jumlah vaksinasi dapat dilihat di sini: OurWorldInData.org
Berikut ini adalah perkembangan informasi seputar pandemi Covid-19 dari sejumlah negara dunia:
1. Indonesia
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Senin (28/6/2021), jumlah kasus infeksi baru dalam 24 jam terakhir sebanyak 20.694 kasus sehingga total kasus infeksi di Indonesia mencapai 2.135.998 kasus.
Jumlah ini membuat peringkat Indonesia naik ke posisi 17 sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia, sebagaimana mengacu data Worldometer yang diakses Selasa (29/6/2021).
Korban meninggal karena Covid-19 di Indonesia totalnya berjumlah 57.561 orang dan pasien dinyatakan pulih 1.859.961 orang.
Baca juga: Ciri Tertular Virus Corona Varian Delta atau Covid-19 Baru, Flu Berat Hingga Nyeri Sendi
Sementara kasus aktif, atau pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 218.476 orang.
2. Italia
Salah satu negara dunia yang sempat menjadi pusat persebaran Covid-19 pada akhir tahun lalu, Italia, perlahan menunjukkan keberhasilan penanganan pandemi di wilayahnya.
Italia sempat memberlakukan lockdown nasional selama beberapa waktu saat infeksi Covid-19 ditemukan di banyak wilayahnya.
Kini, Italia telah memperbolehkan warganya beraktifitas di luar ruangan tanpa menggunakan masker, terhitung mulai Senin (28/6/2021).
Dikutip dari DW (28/6/2021), Kementerian Kesehatan Italia telah melabeli 20 wilayahnya sebagai zona putih, atau memiliki risiko penularan yang rendah. Hal ini tentu menjadi tonggak bersejarah bagi kebangkitan Italia dari keterpurukan ketika diserang virus.

3. Inggris
Menteri Kesehatan Inggris yang baru, Sajid Javid, mengatakan pada Senin (28/6/2021) ia memprioritaskan agar masyarakat di Inggris bisa kembali menjalani kehidupan normal dan hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Kita tidak bisa menghilangkannya, malah kita harus belajar untuk menghadapinya,” kata Javid, dikutip dari Financial Times (28/6/2021).
Javid memang dipandang memiliki sikap yang cukup berbeda dari pendahulunya, Matt Hancock, yang mengundurkan diri setelah diketahui melanggar aturan protokol kesehatan yang berlaku di sana.
Jika Hancock dinilai sebagai sosok yang begitu berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait aturan pembatasan, sementara Javid lebih melihat kesejahteraan ekonomi dan kesehatan masyarakat sebagai dua hal yang sama pentingnya untuk diperjuangkan.
Baca juga: Lebih 59.500 Balita di Indonesia Terpapar Covid-19, IDAI : Alarm Bagi Semua
4. Malaysia
Malaysia memutuskan untuk memperpanjang pemberlakukan lockdown hingga waktu yang belum ditentukan.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Pemerintah hanya menyebut kebijakan ini akan diakhiri ketika jumlah kasus harian di negara itu sudah adda di bawah angka 4.000 kasus per hari, dilansir dari The Straits Times (28/6/2021).
Sebagai tindak lanjut dari keputusan ini, Malaysia pun menggelontorkan anggaran sebesar RM150 miliar atau setara dengan Rp525,5 triliun untuk menopang kehidupan warganya selama pemberlakuan kuncian.
"Saya menyadari betapa sulitnya bagi warga Malaysia setelah satu tahun berjuang melawan pandemi. Saya mengerti bantuan harus terus diberikan selama krisis ini berlangsung," kata Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, Senin (28/6/2021).
Bantuan itu nantinya akan disalurkan dalam berbagai bentuk, mulai dari bantuan tunai, subsidi upah, hingga bantuan kepada kalangan pengangguran.

Sementara itu, Singapura tengah bersiap menerapkan langkah-langkah menuju new normal atau normal baru, salah satunya hidup berdampingan dengan Covid-19.
Hal itu mengingat virus corona yang terus bermutasi, tampaknya akan sulit menuju nol infeksi dan selanjutnya berganti dari pandemi menjadi penyakit endemik Singapura mempersiapkan langkah jangka panjang atau roadmap menuju new normal tersebut.
Di antaranya meningkatkan jumlah vaksinasi, memperkuat testing, menyiapkan perawatan dan pengobatan Covid-19 yang efektif, dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab sosial.
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, pada dasarnya apa yang dicanangkan Singapura adalah tujuan semua negara.
Menurut dia, semua negara akan menuju ke arah sana. “Karena diperkirakan Covid-19 akan jadi seperti influenza yang akan terus ada,” ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Pecah Rekor Kasus Corona Indonesia Hari Ini Kamis 24 Juni 2021, Sehari 20.574 Kasus Covid-19
Namun, ada beberapa hal yang harus dicapai terlebih dahulu sebelum mengambil langkah new normal seperti direncanakan Singapura. Yaitu, meningkatkan vaksinasi dan sistem 3T (testing, tracing, dan treatment) yang baik.
Capaian vaksinasi Vaksinasi untuk menciptakan herd immunity setidaknya telah diterima oleh minimal 70-80 persen warga dan sistem 3T yang ada harus kuat, baik untuk kasus import atau kasus dalam negeri.
Bayu menambahkan, jika hal tersebut tercapai, maka tidak akan terlihat peningkatan kasus yang signifikan.
“Mungkin akan ada satu dua kluster tapi tidak banyak jika ditambah 3T yang bagus maka akan cepat ditekan.