Pria Bertato Jadi Kaum Mushala

Bertato Hingga di Wajah, Dipercaya Jadi Petugas Kebersihan Mushala Al Hidayah

Joice Jay kelahiran 1971 Padang, Sumatera Barat ini bak seorang Yakuza  Jepang. Walau badan dan wajahnya penuh dengan tato namun dia memiliki hati mul

Penulis: Khairil Rahim | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasin post.co.id/Khairil rahim
Joice Jay atau akrab disapa Jay (50), kaum tetap mushala Al Hidayah yang berada di kawasan Minggu Raya. 

Editor: Edi Nugroho

BANJARMASIN POST.CO.ID, BANJARBARU -Joice Jay kelahiran 1971 Padang, Sumatera Barat ini bak seorang Yakuza  Jepang. Walau badan dan wajahnya penuh dengan tato namun dia memiliki hati mulia.

Dia dipercaya menjadi penjaga dan petugas kebersihan di Mushala Al Hidayah kawasan Minggu Raya Banjarbaru.

Jay mengaku tugas yang dia emban sedikit pun tidak untuk mencari keuntungan namun karena panggilan batin saja.

Jay seakan ingin menampar wajah orang yng banyak belajar agama tetapi seperti ilmu tidak mereka aplikasikan dan budayakan di tempat rumah Allah.

Baca juga: Pria Penuh Tato Mirip Yakuza Jadi Kaum Mushala di Banjarbaru

Baca juga: Tato Di Dada Celine Evangelista Terekam Begitu Dekat, Istri Stefan William Ungkap Makna Asli

Baca juga: Tato di Dada Celine Akhirnya Dihapus, Istri Stefan William Sentil Nama Nikita Mirzani

Baca juga: Nasib Tato di Tubuh Nikita Mirzani, Janda 3 Anak Ini Ingin Nikah dan Sebut Nama Dimas Beck

"Banyak yang berilmu namun mereka hanya beribadah saja tidak ikut menjaga tempat ibadahnya dan tidak berefek pada orang banyak," kata dia memberi kritikan.

Setiap hari Jay terutama disaat siang menjelang azan Zuhur berkumandang. Jay terlebih datang ke mushola.

Dia Lalu mengambil sapu dan membersihkan sejumlah sampah yang berada di halaman masjid. Tak hanya itu Dia juga ngepel keramik lantai masjid disaat terlihat kotor dan berdebu.

Jika masuk jadwal salat 5 waktu dia biasanya mengumandangkan adzan di saat para jamaah belum berdatangan.

"Kadang saya juga menjadi imam salat ketika orang banyak datang namun jika ada yang lebih tua lagi maka saya memilih jadi makmum saja," sambung dia.

Biasanya mushala ini dipenuhi oleh para remaja yang yang mangkal di kawasan Lapangan Murjani dan Minggu Raya.

"Kalau malam minggu atau malam Sabtu jamaahnya biasanya penuh bahkan hingga ke halaman-halaman kadang saya diminta jadi imam karena dianggap lebih tua dari mereka," kata dia. (Banjarmasin post.co.id/Khairil rahim),

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved