Berita Batola

Ketua MUI Batola Kalsel Ungkap Kesaksian Adanya Pengikut Ajaran Sesat di Desa Jelapat Baru

Ketua MUI Batola H Akhmad Jiansi Majedi mengungkap adanya puluhan pengikuti ajaran sesat di Jelapat Baru. Aktivitas mereka,berlangsung di Banjarmasin

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
MUI Batola untuk BPost
MUI Batola saat mengadakan pertemuan secara langsung dengan Jamaah Guru Pal Lima di Desa Jelapat Baru, Kecamatan Mekarsari, Jumat (2/7/2021) lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Senyap tak terlihat jelas, bukan berarti tidak ada. Begitulah kenyataannya ajaran sesat yang diikuti puluhan warga di Desa Jelapat Baru, Kecamatan Mekarsari, Kabupaten Barito Kuala. 

Kesaksian ini disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Batola H Akhmad Jiansi Majedi, bahwa benar adanya sekitar 20 hingga 30 warga yang mengakui tergabung dengan ajaran sempalan tersebut. 

"Tidak ada sebutan khusus untuk jemaah ini, hanya disebutkan dengan nama, Jemaah Abah Guru Pal Lima' yang dikenal di antara keanggotaannya," ucap Jiansi, Rabu (7/7/2021) lalu. 

Ia pun menyebutkan, keberadaan jemaah Abah Guru Pal Lima ini sudah cukup lama di kawasan Jelapat Baru, mereka adalah warga yang berdomisili di sana, namun untuk kegiatan ajaran selalu terpusat di Banjarmasin, tepatnya di Pal Lima. 

Baca juga: Isu Ajaran Sesat Resahkan Warga Paramasan, Lusa Dibahas Tim Pakem Kabupaten Banjar

Baca juga: Video MUI Banjarbaru Sebut Pimpinan Pengajian Ajaran Sesat Menghilang

Menyeruaknya ajaran sesat ini ke permukaan di Batola diawali dengan adanya keresahan masyarakat sekitar di Desa Jelapat Baru, salah seorang jemaah Abah Guru Pal Lima meninggal, namun jenazahnya tidak diperlakukan sebagaimana mesti dan umumnya orang Islam meninggal. 

"Mereka memandikannya seadanya, tidak disalatkan hingga dikuburkan dalam posisi telentang. Prosesinya pun hanya diikuti golongan mereka saja," terang Ketua MUI Batola ini. 

Terlepas dari itu, dari pengamatan MUI Batola, ajaran yang mereka ikuti tetap mengimani Allah SWT sebagai tuhan yang maha esa, namun mengingkari adanya rukun Islam dan rukun iman, sehingga meniadakan rasul, malaikat dan lainnya, serta tidak mengakui syahadat tidak mengerjakan salat, puasa dan ibadah syariat lainnya. 

Ajaran nyeleneh ini juga mengutamakan masalah batin dan beranggapan mereka adalah orang batin. Sehingga keberadaannya di dalam (tidak nyata), oleh karena itu tidak dibebankan dengan berbagai kewajiban seperti orang yang lahiriah (nyata) seperti di dunia. 

Karena dinilai meresahkan, MUI Batola pun tidak tinggal diam. Secara resmi melakukan pertemuan pertama dengan para jamaah pada Jumat 2 Juli 2021 lalu. 

Guna menyampaikan kejelasan bahwa aliran yang mereka ikuti sesat, serta mengajak kembali ke apada Alquran dan Hadits. 

"Pada pertemuan tersebut ada sekitar 25 orang yang hadir, respon mereka tidak membantah dengan apa yang kami sampaikan, hanya mengutarakan bahwa mereka meyakini dengan ajarannya," ujar Arif Munandar Nasai, Sekretaris II MUI Batola. 

Baca juga: RITUAL Ajaran Sesat, 16 Pria Mandi Telanjang Bareng Wanita dan Anak-anak di Kebun Sawit Pandeglang

Baca juga: Oscar Lawalata Pilih Jadi Wanita Seutuhnya, Begini Curahan Hati Ibunda, Dikira Ikut Ajaran Sesat

Arif pun menambahkan, ke depannya akan kembali diagendakan pertemuan dengan jamaah Abah Abah Guru Pal Lima ini, karena kasus temuan ini merupakan kewajiban pihaknya untuk kembali meluruskan sesuai ketentuan yang ada. 

Yakni mengacu berdasarkan keputusan rapat kerja nasional MUI pada tanggal 6 November tahun 2007 dengan 10 kriteria aliran sesat. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved