PTM Terbatas di Kalsel
PTM Terbatas di HSU, Hari Pertama Masuk Sekolah, Siswa SDN Murung Sari 5 Amuntai Diminta Bawa Bekal
SDN Murung Sari 5 di Kelurahan Murung Sari Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten HSU menjadi salah satu sekolah yang melakukan PTM Terbatas
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Sebanyak 65 sekolah di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel sudah memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.
SDN Murung Sari 5 di Kelurahan Murung Sari Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten HSU menjadi salah satu sekolah yang melakukan PTM Terbatas di awal tahun ajaran baru ini.
Kepala SDN Murung Sari 5 Rina Emilyana mengatakan siswa yang masuk ke lingkungan sekolah sebelumnya dilakukan pengecekan suhu tubuh di pintu gerbang.
Pihak keluarga yang mengantar siswa menunggu terlebih dahulu sampai hasil pengecekan suhu badan dinyatakan normal.
Baca juga: BREAKING NEWS - PTM Terbatas Hari Pertama di SMPN 1 Banjarmasin, Siswa Diajak Senam Bersama
Baca juga: PTM Terbatas di Banjarmasin, SDN Sungai Jingah 1 Pulangkan Seorang Siswa Baru
Jika suhu tubuh siswa tinggi maka pihak keluarga yang mengantar langsung membawa pulang dan tidak bisa memasuki lingkungan sekolah.
Setelah siswa masuk diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu dan langsung duduk di kursi masing-masing.
"Selama proses belajar mengajar siswa tidak diperkenankan berlari-larian atau bermain di luar kelas, hanya melakukan aktivitas di kursi masing-masing yang telah diberi pembatas," ujarnya.
Siswa juga diminta untuk membawa bekal agar tidak jajan di luar lingkungan sekolah.
Jam mengajar dilakukan selama 2 jam dan siswa langsung pulang setelahnya.
Baca juga: Ini Para Finalis Putri Remaja dan Putri Cilik Kalsel 2021
Rina mengatakan di SDN Murung Sari 5 memang telah memberlakukan pembelajaran tatap muka sejak tahun lalu. dan setelah dievaluasi siswa tidak ada yang dilaporkan terpapar covid 19.
Selama proses belajar mengajar secara tatap muka yang dilakukan sejak September 2020 tidak ada juga laporan siswa yang berkelahi.
Hal ini membuktikan bahwa interaksi antar siswa di kelas juga dibatasi dan diperhatikan.
Semangat belajar siswa sangat berbeda antara proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring dan tatap muka, siswa belajar untuk disiplin dan berinteraksi sosial dengan teman sebaya.
Banjarmasinpost.co.id/Reni kurniawati