Berita Banjar

Madu Kelulut Mangrove Jadi Andalan Baru Desa Pandan Sari Banjar, Tim PKM ULM Dongkrak Ekonomi Warga

Saat ini Desa Pandan Sari, Kecamatan Tatah Makmur, mulai melirik budidaya lebah madu kelulutm Program ini digagas tim dosen dan mahasiswa

|
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Irfani Rahman
Foto Mellani untuk BPost
BUDIDAYA MADU KELULUT -Tim PkM Prodi Akuntansi ULM saat melakukan peninjauan madu kelulut. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Desa Pandan Sari, Kecamatan Tatah Makmur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mulai melirik budidaya lebah madu kelulut sebagai produk unggulan desa.

Program ini digagas tim dosen dan mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama pemerintah desa dan warga, dengan tujuan ganda, yakni meningkatkan kesejahteraan sekaligus menjaga kelestarian hutan mangrove.

Tahap awal dimulai dengan penentuan lokasi budidaya lebah di belakang kantor desa. Lokasi itu dipilih karena dekat dengan kawasan mangrove yang menjadi sumber pakan alami lebah kelulut.

Setelahnya, masyarakat diberikan pelatihan teknis mulai dari perawatan koloni, teknik panen higienis, hingga strategi pemasaran digital agar madu kelulut bisa menembus pasar lebih luas.

Ketua Tim, Wahyudin Nor, menyebut madu kelulut memiliki potensi besar sebagai inovasi desa berkelanjutan.

“Lewat program ini, kami ingin masyarakat tidak hanya mendapat tambahan pendapatan, tapi juga terlibat dalam pelestarian mangrove. Jadi ada manfaat ekonomi, ada juga manfaat ekologi,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).

Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru Adaro Energy, Posisi Port Captain hingga Port Engineer, Penempatan Kalsel

Baca juga: Lowongan Kerja Yamaha Indonesia, Terbuka Bagi Lulusan SMK - S1, Cek Posisi Hingga Lokasi Penempatan

Kepala Desa Pandan Sari, Yanto, menyambut baik program tersebut. Menurutnya, budidaya madu kelulut bisa jadi identitas baru desa.

“Kami siap mendukung penuh agar produk ini bisa jadi unggulan Pandan Sari. Warga antusias, perangkat desa juga terlibat, tinggal kita perkuat pemasarannya,” katanya.

Bagi warga, kehadiran program ini membawa harapan baru. Aini, salah satu warga yang ikut pelatihan, mengaku senang bisa belajar langsung cara merawat lebah kelulut.

“Dulu saya tidak tahu madu kelulut punya nilai jual ekonomis. Sekarang kami jadi paham cara panen yang benar dan bagaimana menjualnya secara online. Semoga bisa jadi usaha sampingan keluarga,” tuturnya.

Program pengabdian masyarakat ini juga melanjutkan pengalaman serupa di Desa Mekar Sari, yang sebelumnya mendapat sosialisasi manfaat madu kelulut.

Ke depan, tim ULM yang terdiri dari Ketua Wahyudin Nor serta anggota Muhammad Hudaya, Kadir, Mellani Yuliastina, dan Mutaminah serta mahasiswa Rezky Amalia, Luthfi Anshori, dan Muhammad Baihaqi bersama perangkat desa akan fokus pada monitoring, evaluasi, serta penguatan branding digital agar madu kelulut Pandan Sari bisa bersaing di pasar lokal, regional hingga nasional.

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved