Kasus Covid 19 Indonesia

UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 12 Juli 2021: Rekor Baru 40.427 Kasus Positif Sehari

Kasus harian Covid-19 Indonesia kembali bikin rekor baru. Hari ini, 12 Juli 2021, kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 40.427 kasus.

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi virus corona, Covid-19 di Indonesia.UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 12 Juli 2021: Rekor Baru 40.427 Kasus Positif Sehari 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kasus harian Covid-19 Indonesia kembali bikin rekor baru. Hari ini, 12 Juli 2021, kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 40.427 kasus.

Asal tahu saja, jumlah tersebut adalah jumlah kasus baru harian tertinggi selama pandemi di Indonesia yang terjadi sejak Maret 2020 lalu.

Adapun ppenambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.567.630 kasus, dari sebelumnya sebanyak 2.527.203 kasus.

Berikut ini update kasus Covid-19 Indonesia Senin (12/7/2021).

Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: Meninggal 6, Sembuh 62, Positif 49

Baca juga: Lonjakan Covid-19 Terjadi, Sekda Tanbu Larang SKPD Lakukan Perjalanan Dinas Keluar Daerah

Hal tersebut tercatat dalam akun Twitter resmi @KemenkesRI pada Senin sore pukul 17.28 WIB, seperti dilansir dari Tribunnews.com dengan judul UPDATE Corona Indonesia 12 Juli 2021: Pecahkan Rekor, Tambah 40.427 Kasus Positif Dalam Sehari.

Kabar baiknya, sebanyak 34.754 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 2.119.478 dari sebelumnya yang sebanyak 2.084.724 pasien.

Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 891 pasien.

Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 67.355 dari yang sebelumnya 66.464 pasien.

Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ilustrasi virus corona covid-19
Ilustrasi virus corona covid-19 (SHUTTERSTOCK)

* Ada 380.797 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Sementara itu dilansir dari kompas.com, jumlah kasus aktif Covid-19 di Tanah Air juga masih tinggi.

Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Senin (12/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan, dalam 24 jam terakhir ada sebanyak 380.797 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air.

Kasus aktif adalah pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri.

Jumlahnya diketahui dari pengurangan jumlah total pasien terinfeksi Covid-19 dengan jumlah total pasien sembuh dan meninggal dunia.

* Polemik Vaksin Covid-19 Berbayar

Di tengah tingginya kasus covid-19 di Tanah Air, rencana baksin berbayar malah tuai polemik. Diwartakan Tribunnwes.com sebelumnya, Pimpinan DPR RI angkat bicara mengenai vaksinasi Covid-19 berbayar yang bisa dilakukan individu atau perorangan.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa memang banyak pihak yang meminta agar ada vaksin secara mandiri.

Misalnya para pengusaha yang ingin memvaksin karyawan-karyawannya. Namun, fasilitas vaksin gratis juga harus terus dilakukan.

"Vaksin mandiri ini kan bagi yang mau memilih vaksin. Ini kan vaksinnya ada macam-macam. Yang mau milih vaksin ikut fasilitas vaksin mandiri dengan vaksin yang dikehendaki. Tapi fasilitas vaksin gratis yang disiapkan pemerintah terus berjalan dan gratis," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/7/2021).

Dasco menyatakan bahwa vaksin mandiri membuat masyarakat bisa memilih vaksin yang akan digunakan.

Dirinya kembali menegaskan bahwa adanya vaksin mandiri itu tak boleh membuat program vaksin gratis terganggu.

"Waktu itu sudah diputuskan antara pemerintah dan Komisi IX DPR bahwa program ini bisa dijalankan," pungkasnya.

Untuk diketahui, pemerintah sempat akan mulai vaksin mandiri alias berbayar pada hari ini, sebelum kemudian ditunda pelaksanaannya, Senin (12/7/2021).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan pemerintah sempat akan memulai vaksinasi dengan nama program vaksinasi gotong royong untuk individu tersebut.

Budi mengatakan bahwa vaksin mandiri atau gotong royong merupakan opsi.

Masyarakat bisa memilih apakah akan menunggu vaksin gratis dari pemerintah atau membayar melalui program vaksinasi gotong royong.

"Vaksin gotong royong di Ratas tadi juga ditegaskan bahwa vaksin gotong royong ini merupakan opsi. Jadi apakah masyarakat bisa mengambil atau tidak prinsipnya pemerintah membuka opsi yang luas bagi masyarakat yang ingin mengambil vaksin gotong royong baik melalui perusahaan maupun melalui individu," kata Menkes usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin, (12/7/2021).

Sementara itu relawan LaporCovid-19 Amanda Tan menegaskan, pihaknya bersama sejumlah koalisi masyarakat sipil menolak adanya vaksin berbayar yang sempat diumumkan PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Amanda menegaskan, vaksin Covid-19 tidak boleh diperjualbelikan, terlebih di masa krisis pandemi ini.

“Maka dari itu vaksin tidak boleh diperjualbelikan apalagi di masa pandemi dan masa pandemi yang sangat kritis dan sangat genting seperti saat ini,” ucap Amanda dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7/2021), dilansir dari kompas.com.

 Suasana vaksinasi massal Covid-19 oleh DPC Peradi Banjarmasin, Rabu (7/7/2021).
 Suasana vaksinasi massal Covid-19 oleh DPC Peradi Banjarmasin, Rabu (7/7/2021). (BANJARMASINPOST.CO.ID/FRANS RUMBON)

Menurut Amanda, World Health Organization (WHO) dan United Nations General Assembly (UNGA) menekankan bahwa vaksin merupakan hak publik yang seharusnya digratiskan karena bertujuan untuk memastikan keselamatan masyarakat.

Dia juga menegaskan, kebijakan vaksin berbayar melanggar hak kesehatan masyarakat.

“Komersialisasi vaksin ini merupakan pelanggaran keras atas hak kesehatann masyarakat yang seharusnya dilindungi oleh UU dan melanggar prinsip keadilan sosial,” ucap dia.

Bahkan, Amanda menuturkan, vaksin di masa non-pandemi saja sudah digratiskan.

Dia pun heran, kenapa pemerintah justru ingin memperjualbelikan vaksin Covid-19 di tengah pandemi.

Amanda menambahkan, kebijakan vaksin berbayar ini merupakan bentuk pemerintah dalam mencari keuntungan.

“Dan vaksin seperti di masa non-krisis pun, seperti di masa non-pandemi, vaksin anak, vaksin pada balita pun digratiskan, kenapa saat ini diperjual belikan,” kata dia. (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Chaerul Umam)

Baca juga: Update Covid-19 Kotabaru: Sembuh 1, Positif Bertambah 10 Orang, 69 Dirawat

Baca juga: Nasib dr Lois Tak Percaya Covid-19 Ditentukan Usai Gelar Perkara, Kini Ditangani Mabes Polri

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved