Vaksinasi Gotong Royong
1,4 Juta Vaksin Sinopharm Tiba di Indonesia, Untuk Program Vaksinasi Gotong Royong
Sebanyak 1.408.000 dosis vaksin Sinopharm tiba di Indonesia, Jumat (16/7/2021) siang. Vaksin ini untuk program Vaksinasi Gotong Royong.
Tanggapan serupa juga datang dari Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Mike Ryan.
Ia pun menyinggung soal situasi pandemi Covid-19 di Indonesia, yang semakin memburuk.
Dikatakannya, jumlah kematian akibat kasus Covid-19 di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan melebih India.
"Kami telah melihat peningkatan kasus sebesar 44% selama seminggu terakhir dan peningkatan kematian sebesar 71%."
"Kita harus jauh lebih maju dengan vaksinasi dan Indonesia seharusnya memiliki lebih banyak akses ke vaksin melalui inisiatif seperti COVAX."
"Jadi, saya pikir, vaksinasi gratis dalam kampanye vaksinasi massal, mengutamakan vaksinasi pihak yang paling rentan dan petugas kesehatan adalah rencananya (Indonesia)," kata dia.
Baca juga: Vaksinasi Hari Ketiga, Dandim Banjar Berikan Edukasi Prokes ke Peserta
Baca juga: Vaksinasi dari Puskesmas Tapin Utara Kalsel Terhenti karena Stok Habis
Penjelasan Menkes soal Vaksin Covid-19 Berbayar
Seperti diketahui, pengadaan vaksin Gotong Royong Individu bertujuan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19, demi terbentuknya herd immunity di masyarakat secepatnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program vaksin gotong royong merupakan opsi atau pilihan bagi masyarakat.
"Vaksin gotong royong ini merupakan opsi, jadi apakah masyarakat bisa mengambilnya atau tidak."
"Prinsipnya pemerintah membuka opsi yang luas, yang ingin mengambil vaksin gotong royong baik melalui perusaahan maupun individu," ucap Budi dalam konferensi persnya secara virtual, yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/7/2021)
Program vaksin individu ini diadakan karena banyak perusahaan yang belum bisa mengakses vaksin gotong royong dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Seperti, perusahaan-perusahaan pribadi hingga perusahaan kecil.
"Banyak pegusaha yang melakukan kegiatannya, dan belum bisa mendapatkan akSes vaksin gotong royongnya dari KADIN."
"Mereka mau mendaptakan akses gotong royong, tapi belum bisa masuk programnya KADIN," jelas Budi.