Covid 19 Indonesiia
UPDATE Covid-19 Indonesia 18 Oktober 2021: Tambah 626 Kasus Positif Corona dan 1.593 Orang Sembuh
Update kasus covid-19 Indonesia per 18 Oktober 2021, terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif corona sebanyak 626 kasus.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pemerintah RI resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 1 November 2021. Kendati demikian, tren kasus covid-19 Indonesia mengalami penurunan, bahkan sejumlah daerah turun level PPKM.
Sementara itu, update kasus covid-19 Indonesia per 18 Oktober 2021, terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif corona sebanyak 626 kasus.
Dengan adanya penambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 Indonesia saat ini menjadi 4.235.384 kasus.
Dilansir dari laman resmi covid19.go.id Senin(18/10/2021) pukul 17.15 WIB.
Baca juga: UPDATE Sebaran Covid-19 Indonesia Hari Ini, Sulawesi Selatan Masuk 5 Besar dengan 37 Kasus
Baca juga: BREAKING NEWS: PPKM Jawa dan Bali Diperpanjang Sampai 1 November 2021, 54 Daerah Kini Level 2
Sementara itu pasien Covid-19 dinyatakan 1.593 sembuh.
Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 4.075.011 pasien.
Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 47 pasien.
Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 142.999 pasien.
Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Risiko Tertular Covid Masih Tinggi Masyarakat Diminta Segera Vaksin
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini terus mengalami penurunan.
Berdasarkan Worldometers, total kasus aktif orang yang terinfeksi virus corona di tanah air tercatat sebanyak 18.388 orang pada Senin, 18 Oktober 2021.
Jumlah itu menempatkan kasus aktif covid-19 di Indonesia di peringkat ke-21 Asia, tepat berada di bawah Afghanistan yang memiliki 21.487 kasus aktif orang yang terinfeksi virus corona.
Kendati begitu risiko tertular covid-19 saat ini masih cukup tinggi.
Karena itu masyarakat diminta segera vaksin dan tidak pilih-pilih merek.
"Semua vaksin yang beredar di Indonesia kan sudah dievaluasi efektivitas dan keamanannya oleh para ahli maupun lembaga resmi oleh BPOM."
"Jadi semua vaksin yang dipakai pemerintah kan sudah terbukti itu efektivitas dan aman," ujar Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan dalam pernyataannya kepada Tribun, Senin (18/10/2021).
Terkait adanya beberapa negara yang mensyaratkan vaksin tertentu, dia menilai itu merupakan hak masing-masing negara.
"Meskipun WHO kan sudah buat daftar vaksin mana yang sudah diterima WHO, maksudnya WHO sudah mengevaluasi efektivitasnya dan keamanannya, di dalamnya sudah termasuk Sinovac," ujarnya.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 17 Oktober 2021: Tambah 747 Kasus Baru dan 18.388 Kasus Aktif Corona
Baca juga: BREAKING NEWS: Covid-19 Indonesia Tembus 4.233.014, Kasus Baru Corona Tambah 915
Jadi, dia menjelaskan bahwa vaksin Sinovac itu sudah memenuhi standar.
"Tapi sekali lagi masing-masing negara punya hak dan kebijakan masing-masing, itu kan kedaulatan mereka," ujarnya.
Pemerintah Indonesia, kata dia, bisa melakukan lobi dengan beberapa negara yang mensyaratkan sertifikat vaksin tertentu. Diplomasi dianggap penting dilakukan.
"Sangat penting misalnya Arab Saudi karena itu bersangkutan dengan ibadah, nah itu perlu ada pembicaraan antar negara," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan tujuan vaksinasi adalah untuk mengendalikan pandemi di tanah air. Tujuan utama vaksinasi itu bukan untuk warga bisa bepergian ke luar negeri.
"Jangan pilih-pilih vaksin saat ini karena vaksinasi melindungi kita dan juga orang lain, semua vaksin sama baiknya untuk kita bersama keluar dari pandemi ini," kata Siti Nadia.
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual, Senin (18/10/2021), mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali diperpanjang selama dua pekan ke depan atau sampai tanggal 1 November 2021.
Luhut juga mengatakan kasus aktif Covid-19 secara nasional di Jawa Bali terus turun.
“Saat ini tersisa kurang dari 20 ribu, tepatnya 18 ribu secara nasional. Dan kurang dari 7 ribu di Jawa Bali, tepatnya 7000-an dibandingkan lebih dari 570 ribu kasus aktif pada puncak varian delta pada 15 Juni yang lalu,” ujarnya.
Sementara itu terkait cakupan vaksinasi di Jawa-Bali saat ini masih 43 persen. Pihaknya menargetkan dalam dua bulan terakhir akan naik jadi 70 persen.
Cakupan vaksinasi menjadi satu di antara syarat penentuan level PPKM di suatu daerah.
Luhut lalu menyampaikan terkait kebijakan wilayah aglomerasi.
Berdasarkan arahan Presiden Jokowi, pemerintah mengeluarkan Bogor dan Tangerang dari penilaian wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Mengingat, sebagian besar kabupaten/kota di Jabodetabek yang seharusnya turun ke level 2 tak bisa turun karena cakupan vaksinasi Kabupaten Bogor dan Tangerang belum sesuai target.
"Atas persetujuan dari Presiden, syarat vaksinasi kabupaten/kota aglomerasi sudah diubah berdasarkan capaian vaksinasi kabupaten/kota itu sendiri selama keseluruhan aglomerasi sudah memenuhi syarat WHO untuk turun level," ujar Luhut dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Johnson Simanjuntak)
