Covid 19
Update Covid-19, Status PPKM Banjarmasin dan Kalimantan Selatan Tetap Level 2
Status Assesment Penanganan Covid-19 untuk Kota Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan tetap berada di PPKM Level 2.
Penulis: Mariana | Editor: Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Status Assesment Penanganan Covid-19 untuk Kota Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan tetap berada di PPKM Level 2.
PPKM Banjarmasin dan sejumlah kota/kabupaten lainnya masih berada di Level 2 hingga pekan depan, Senin (22/11/2021).
Evaluasi PPKM Level 2 untuk Kota Banjarmasin dan Kalsel itu diumumkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melalui channel Youtube Sekretariat Presiden, Senin (15/11/2021).
Menurut Airlangga, di luar Jawa dan Bali sudah tidak ada kabupaten dan kota yang berada di level assesment PPKM Level 4.
Di level 3 dihuni 5 kabupaten/kota, di antaranya ada Sorong dan Tana Tidung
Ada 207 kabupaten dan kota di Luar Jawa dan Bali yang berada di level assessment 2.
Serta 174 kabupaten dan kota lainnya berada di PPKM Level 1.
"Khusus di Lombok, seluruh kabupaten/kota berada di PPKM level 1," ucap Airlangga.
Baca juga: Nasib PPKM Jawa-Bali yang Berakhir Hari Ini, Bakal Diperpanjang Lagi?
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Belum Sentuh 50 Persen, PPKM Level 3 Tabalong Diperpanjang
Varian Corona AY.4.2 Belum Ada di Indonesia, Terbanyak AY.23 dan AY.24
Sementara itu di kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini, varian Corona AY.4.2 atau delta plus belum terdeteksi di Indonesia.
Ia mengatakan, mutasi dari Varian Delta atau B.1.6.1.7.2 yang banyak terdeteksi di Indonesia adalah AY.23 dan AY.24.
"Ada AY.4, ada AY.23, AY.24, yang terbanyak di Indonesia adalah anaknya atau subvariannya AY. 23 dan AY.24. Sementara AY.4.2 belum ada (di Indonesia)," kata Budi dalam konferensi pers soal evaluasi PPKM Jawa-Bali, Senin (15/11/2021).
Dilansir dari Kompas.com, Budi mengatakan, semua subvarian Delta memiliki mutasi yang mirip dengan induknya.
Oleh karenanya, ia mengatakan, jika nantinya subvarian Delta lainnya masuk ke Indonesia, hal tersebut masih bisa ditanggulangi.
"Insya Allah harusnya kekebalan yang sudah terbentuk di masyarakat kita, masih cukup untuk bisa menanggulangi penyebaran ini," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, dari data terbaru varian Covid-19 yang diterimanya, varian Corona AY.4.2 lebih menular 10 hingga 15 persen dari Delta.
"Dari lima kemungkinan dampak maka baru ada informasi tentang penularan, yaitu bahwa AY.4.2 nampaknya sekitar 10 sampai 15 persen lebih menular," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.
Tjandra mengatakan AY.4.2 adalah semacam “turunan” dari varian Delta. Awalnya pada akhir 2020 dan awal 2021 dikenal sebagai B.1.617. Lalu muncul B.1.617.1 yang pernah diberi nama varian Kappa, B.1.671.2 yang dikenal luas sebagai varian Delta dan B.1.617.3.
Dari varian Delta B.1.671.2, kata Tjandra, kemudian ada berbagai turunannya lagi, antara lain 75 jenis varian Delta yang tergolong AY di antaranya yang paling banyak dibahas adalah AY.4.
Baca juga: Banjarmasin Masih PPKM Level 2, Wali Kota Ibnu Sina : Kita Lanjutkan yang Sudah Dijalankan
Baca juga: Kabupaten Tanahbumbu Berada di PPKM Level 1, Kadinkes Tanbu: Ranking 1 Penanganan Covid-19 di Kalsel
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana/Kompas.com)