Update Gunung Merapi

Gunung Merapi Berstatus Siaga, Frekuensi Muntahan Lava Pijar Kian Sering

Gunung Merapi berstatus siaga level III. Masyarakat diminta tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya.

(BPPTKG)
Tangkapan layar aktivitas Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas pada Selasa, (26/1/2021). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Masyarakat Indonesia masih dikejutkan dengan musibah Gunung Semeru meletus. Hingga kini proses evakuasi para korban pun masih terus dilakukan.

Kini, masyarakat di sekitar Gunung Merapi di perbatasan kabupaten Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) pun harus waspada.

Berdasarkan pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), aktivitas gunung api itu juga mengalami peningkatan.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, XL Axiata Pastikan Jaringan Aman dan Buka Layanan Gratis hingga SMS Donasi

Baca juga: Korban Erupsi Gunung Semeru Terus Bertambah, 34 Meninggal dan 17 Masih Dicari

Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan lava pada hari ini, Kamis (9/12/2021).

Berdasarkan pengamatan BPPTKG sejak 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, ada empat kali guguran lava yang terjadi.

"Teramati empat kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya, Kamis, dilansir dari Kompas.com.

Asap putih bertekanan lemah juga tampak di kawah Gunung Merapi. Asap berintensitas tebal itu memiliki tinggi 200 sampai 300 meter dari puncak kawah.

Gunung Merapi juga mengalami 35 kali gempa guguran, satu kali gempa embusan, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Sampai dengan saat ini BPPTKG masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat diminta tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya.

Selain itu diharapkan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan.

Visual Gunung Merapi Selasa (20/4/2021) pukul 04.52
Ilustrasi. Visual Gunung Merapi Selasa (20/4/2021) pukul 04.52 (Dok BPPTKG)

Sebelumnya BPPTKG juga merilis update terkini mengenai situasi Gunung Merapi yang berstatus siaga pada Rabu (8/12/2021), dilansir dari Kompas.com.

Dalam pengamatan pada pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB, Rabu (8/12/2021), Gunung Merapi terlihat jelas.

Secara visual, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 15-20 meter di atas puncak kawah.

Selain itu, teramati juga adanya guguran lava pijar 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya.

Informasi mengenai kegempaan seperti guguran, hembusan, dan hybrid/fase banyak.

Baca juga: Viral Foto Meteor Jatuh di Gunung Merapi, Juga Pernah Jatuh di Lampung, Bali dan Tapanuli Tengah

Baca juga: Banjir Lahar Dingin Kembali Terjang Hulu Kali Boyong di Kaki Merapi, Pasokan Air Bersih Terputus

Untuk jumlah guguran yang tercatat sebanyak 41 kali dengan amplitudo 3-12 milimeter, dan berdurasi sekitar 15,3 detik hingga 124,9 detik atau 2 menit lebih 4 detik.

Banyaknya embusan yang tercatat oleh BPPTKG dari Gunung Merapi yakni sebanyak satu kali, dengan amplitudo 3 milimeter, dan berdurasi 20,4 detik.

Sementara untuk hybrid/fase banyak yang tercatat yakni berjumlah 11 kali, dengan amplitudo 3-22 milimeter, S-P 0,2 sampai 0,9 detik, dan berdurasi 4,9 sampai 10 detik.

Gunung Merapi merupakan gunung api aktif dengan ketinggian 2.968 mdpl yang terletak di sekitar wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, dan D.I.Yogyakarta.

suhu udara yang ada di Gunung Merapi berkisar antara 14-20 derajat celsius, dengan kelembapan udara cukup tinggi yakni 72-89 persen, dan tekanan udara 568-717 mmHg.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved