Banjir Kalsel 2021

Banjir Kalsel di HST, Air Rendam Permukiman, Keluarga Kades Pahalatan Pun Tidur di Kantor Desa

Banjir hingga kini masih merendam permukiman di Desa Pahalatan, HST. Sebagian warga mengungsi termasuk Keluarga Kades terpaksa tidur di kantor desa

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/hanani
TERENDAM - Kondisi Desa Pahalatan, di Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) yang masih terendam banjir Kamis (16/12/2021). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Lebih sepuluh hari terakhir, ketinggian ketinggian air yang menggenangi Desa Pahalatan, Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) tak juga menyusut.

Bahkan Ketinggian air cenderung  terus meningkat. Masyarakat setempat pun masih terisolasi.

Pantauan banjarmasinpost.co.id, Kamis, akses jalan di RT 01,02 dan 03 terendam dengan ketinggian bervariasi.

Terparah di Rt 03 dengan ketinggian air lebih dari satu meter. Sedangkan di Rt 01 tak separah RT 02 dan 03, di beberapa titik masih belum bisa dilewati mobil maupun sepeda motor.

Baca juga: Antar Bantuan Sembako ke Pahalatan, Bupati HST Terobos Banjir Setinggi Dada

Baca juga: Banjir Kalsel di HST, Desa Pahalatan Hanya Bisa Diakses Pakai Jukung, Bantuan Sembako Masih Minim

Untuk keluar desa, warga harus menggunakan kelotok, atau perahu bermesin tempel.

Menurut Kepala Desa Pahalatan, Junaidi, air mulai menggenangi Desa Pahalatan sebenarnya sejak 7 November 2021. Namun ketinggiannya bertambah sudah 12 hari terakhir.

Meski demikian, hanya sebagian warga yang mengungsi, termasuk keluarga Kades sendiri.

“Sebab, ketinggian air di dalam rumah saya tidak memungkinkan untuk tidur di rumah. Jadi tinggal sementara di Kantor Desa,”kata Junaidi.

Mayoritas warga yang terdampak memutuskan tak mengungsi. Mereka mengatasinya dengan tidur di  rampatai (undakan di atas lantai).

Di atas rampatai itulah, dijadikan tempat tidur, tempat makan dan tempat memasak.

Mereka yang tak mengungsi beralasan tak bisa terlalu lama meninggalkan rumah. Sebab, seperti biasa banjir di desa itu berlangsung lama, hingga tiga bulan.

Adapun total jumlah penduduk desa, 348 keluarga, dengan rumah yang terendam 102 keluarga. Selebihnya meski air tak sampai masuk ke rumah, namun akses di lingkungan tempat tinggal terendam.

Mengenai ruas jalan terendam yang tak bisa dilewati menurut Kades sekitar 1 kilometer. Untuk akses keluar desa, ke kota kecamatan maupun kabupaten, terpaksa menggunakan kelotok atau perahu bermesin tempel tadi.

Desa Pahalatan sendiri berada di perairan rawa, yang setiap kali bajir di Kota Barabai, ibu kota kabupaten selalu menerima limpahan air, sebagai wilayah hilir. Namun, menurut Kepala Desa, kali ini terparah untuk kedalamannya sepanjang sejarah.

“Dulu kalaupun terendam berbulan-bulan, akses jalan masih bisa dilewati mobil atau sepeda motor,”katanya.

Baca juga: Banjir Kalsel 2021 - Tujuh Kecamatan di Kabupaten Banjar Terdampak Luapan Air Sungai

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved