Kuliner
Kuliner Kalsel : Pusat Oleh-oleh di Barabai, Ada Kue Lam, Apam Hingga Bingka Kentang Favorit Pembeli
Pusat oleh-oleh kuliner di Barabai tersedia beragam jajanan. Mulai Kue Lam, Apam hingga Bingka Kentang
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Tiap daerah punya pusat oleh-oleh khas. Mulai kuliner, hingga sentra kerajinan.
Nah, di Barabai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) juga terdapat pusat jajanan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh untuk teman, sahabat atau saudara yang tinggal di luar kota. Salah satunya, toko ke Farah.
Terletak di Jalan PH M Noor, tepatnya di seberang Masjid Mujahidin Barabai, toko kue ini menyediakan kue khas.
Seperti kue lam, bingka kentang, bingka telur dan bingka tapai, lapis legit, tart kelapa, kue lumer, kue caramel hingga apam dan banyak lagi jenis kue lainnya.
Baca juga: Pusat Oleh-oleh di Banjarmasin Kembali Menggeliat, Ahmad Tak Kesulitan Cari Bingka
Baca juga: KalselPedia - Inilah Tempat Pusat Oleh-oleh Khas Tabalong
Semua kue itu diproduksi khusus oleh pemilik toko yang kini mempekerjakan puluhan karyawan.
Tiap hari, pusat oleh-oleh itu ramai dikunjungi pembeli. Khususnya mereka yang hendak bepergian ke luar daerah, keluar Kalimantan hingga ke luar negeri.
Salah satu yang khas dari toko ini adalah tersedianya kue lam berbagai varian. Tiap hari pemiliknya memproduksi paling sedikit 50 biji sampai 100 biji untuk hari biasa.
“Kalau hari besar seperti idul fitri, idul adha, peringatan maulid, tentunya permintaan meningkat. Lebih dari 100 biji per hari,”kata Zainab, adik pemilik toko Farah, kepada banjarmasinpost.co.id, Jumat (7/1/2021).
Pembeli juga meningkat, kala libur nasional, seperti tahun baru tadi. Banyak warga yang berlibur ke luar daerah, membeli kue lam, bingka dan bolu gulung,”kata Zainab.
Disebutkan, ada dua varian untuk kue lam. Yaitu original dengan harga Rp 125 ribu dan ekstra butter dengan harga Rp 135 ribu.
Pembeli juga boleh beli per potong, seperempat serta setengah. Disebutkan,kelebihan kue lam adalah awet disimpan sampai beberapa hari di suhu biasa. Sedangkan penyimpanan di lemari es tahan sampai sebulan.
“Kami tak menggunakan pengawet kimia. Yang membuat awet secara alami adalah gula sebagai salah satu bahan,”ungkap Zainab.
Kue Lam maupun bingka sendiri diproduksi secara tradisional, menggunakan tungku dengan bahan bakar arang.
Pembuatannya butuh waktu cukup lama, dua sampai tiga jam. Itu karena adonan dimasukkan secara bertahap, hingga menghasilkan 25 lapisan tipis.
Karena rumitnya pembuatan kue itulah, membuat harganya cukup mahal. Namun, harga bagi pembeli tak masalah, jika kue yang dihasilkan berkualitas dan enak dirasa.